Mohon tunggu...
Paris Pangeran
Paris Pangeran Mohon Tunggu... -

berpikir dan bertidak praktis tanpa harus munafik dan jujur apa adanya dan tidak di buat2...serta bertanggung jawab...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kepada… Presiden Jokowi/Rumah Transisi...

25 Agustus 2014   00:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sumber2 Korupsi utama  dan Pencegahan kalo bisa di laksanakan  antara lain ...

1.     PILKADA  KABUPATEN KOTA...

pada tahun 2015   akan  ada  220  PILKADA   Kabupaten Kota yang  akan dilaksanakan pemilihan pejabsat Bupati/Walikota ....Kita  semua  mengetahui  ini  adalah  sebuah sistim Pemilihan Pejabat  yang merupakan penyebab utama terjadinya  KORUPSI  selama  ini  dengan  banyaknya  Bupati/Walikota  yg telah di tangkap  oleh KPK dan banyak lagi yang belum tertangkap  karena  terbatasnya  jangkauan KPK dalam pemberantasan Korupsi ..

Aneh nya  semua kita  baik  Presiden ataupun DPR/DPRD  tetap saja mempertahankan cara2 ini pada hal disana sini selalu saja korupsi ...dan semua juga tahu  bahwa  PILKADA  membutuhkan biaya  sangat besar yang di tanggung oleh calon Pejabat  yang antara  lain biaya2....Mahar pada partai  .... Biaya2  saksi...biaya2 kampanye yg milliaran  dan biaya2 siluman  lainnya  termasuk biaya2  sengketa Sogokan pada hakim2 MK...untuk memenangkan PILKADA.. yang semua  di keluarkan  oleh / dari kocek  calon pejabat   yg mungkin berhutang disana  sini...

Kita / Pemerintahan  juga mengetahui hal ini  di kala  Pejabat  Terpilih  pastilah akan mempergunakan jabatannya untuk pemembalian Modal dan juga hutang budi pada partai  maka jadilah Pejabat tersebut ATM Partai...dan  dimana lagi sumber nya  selain KORUPSI dan menyalah gunakan wewenang demi dapatkan uang...

Kwalitas  Pejabat  terpilihpun masih meragukan karena  siapa ygt bisa  kasi mahar  dan punya uang modal padahal tidak berpengalaman dan tidak layak memimpin bisa saja  terpilih...

Pak presiden / rumah  transisi...sebaiknya  PILKADA Kabupaten Kota  di gantikan saja dengan LELANG JABATAN yg biaya minimum dan di tanggung negara  dengan hasil maximal yang bisa menseleksi sehingga mendapatkan Pejabbat2 yg pantas /berkwalitas sebagai Pemimpin di daerah dan sekaligus bisa menahan nafsu serakah korupsi karena pemerintahan  bisa lebih effektif  karena  Pejabat2 tersebut  di bawah tanggung jawab Gubernur bukan jadi RAJA2 kecil seperti sekarang ini...

Maka  PILKADA  yg ada  hanya  33 kali saja  pada tingkat Propinsi yg akan lebih mudah mengawasi nya....

2.  Bentuk  KPK  Propinsi.../  33 KPK propinsi..

Walaupun diadakan  lelang jabatan yg  bisa menahan nafsu korupsi...tetap saja  korupsi akan mereka lakukan pada skala tertentu..karena  sudah terlanjur  KORUPSI sudah jadi BUDAYA /prilaku kehidupan Pejabat..maka Budaya sudah tidak bisa di robah   hanya bisa dikurangi atau diminimalkan dengan cara2  pengawasan meleket dan Represif pada setiap daerah terhadap Pejabat2 dan DPRD nya  karena  KORUPSI selalu berjemaah...

Salah satu  cara yg represif  adalah dengan adanya KPK di tiap propinsi yang selalu mengawasi kegiatyan2 KORUPSI pejabat  dan ini akan pasti di tentang oleh DPRD  tetapi  kita mesti bentuk  KPK  propinsi kalo mau menyelamatkan Anggran yg ada dan  mempercepat pembangunan ...

bisa kita belajar dari Malaysia  yg populasi hanya 30 jt an  mempunyai anggota anti rasuah /KORUPSI sekitar 5000 orang ....sedangkan kita Indosesia  populasi 250 jt   anggota KPK tidak lebih dari 100 orang....dengan begini  apakah Pemerintahan  Jokowi  tidak berniat  membentuk   KPK propinsi...?????

Memang ada cara2 lainnya seperti rencana  E  governmen E catalog  dll.....tetapi  cara2 yang diusulkan tersebut diatas yaitu.....PILKADA hanya  33  /pada tinggkat  propinsi  saja.....Bentuk  KPK propinsi....pasti cara ini sangat effekti menekan / mengurangi   nafsu serakah   Korupasi.......tetapi pasti  DPR  tidak setuju  karena mere dan kroni2 nya punya kepentingan.......Mampukan  pak Jokowi  memutus  mata rantai korupsi ini ????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun