Ada beberapa cerita menarik dari pemilihan tempat untuk diselenggarakannya G 20 DI Â Indonesia. Salah satunya adalah fakta bahwa Indonesia diharapkan menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2023, bukan 2022. Dimulai pada 2019, Indonesia menargetkan menjadi tuan rumah KTT APEC (2024), KTT ekonomi G20 (2023), dan ketua ASEAN (2022). Â Indonesia juga menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2023. Namun, karena Indonesia juga terpilih sebagai Ketua ASEAN pada 2023, Â Indonesia bertukar dengan India untuk menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022. Pada akhir tahun 2019, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menominasikan Labuan Bajo sebagai calon lokasi KTT APEC atau KTT G20.Namun, Bali akhirnya dipilih sebagai tempat KTT G20.
Kementerian Kesehatan kini  turun tangan untuk memverifikasi situasi di Bali.  "Kementerian Kesehatan akan menyelenggarakan uji coba event internasional di Bali agar para pemimpin daerah  mengantisipasi langkah-langkah yang diperlukan jika ada event internasional di daerah", kata Menko PMK (Menko PMK) ) Muhadjir Effendy saat konferensi pers, Senin (1 November 2021). Indonesia berkumpul untuk memilih tema pemulihan pada KTT G20 tahun 2022.
Indonesia memilih tema pemulihan yang lebih kuat, pemulihan bersama. Â "Presidensi G20 Indonesia secara resmi akan berjalan mulai 1 Desember 2021 sampai dengan 30 November 2022 dengan tema utama recovery together, strong recovery, salah satunya termasuk artinya pemulihan bersama dan ketangguhan bersama," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto seperti dikutip dari Antara. Demikian dikatakan Antara, situs web Kementerian Luar Negeri. KTT G20 ini juga diharapkan memiliki dampak ekonomi seperti peningkatan PDB, yang diperkirakan mencapai sekitar Rs. Berbagai bidang industri di masa depan. Â "Hal ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan investor global untuk mempercepat pemulihan ekonomi, yang akan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan," kata Menko Airlangga.
Pertemuan G20 juga seharusnya menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mempresentasikan berbagai reformasi yang telah dilaksanakan. Sri Mulyani akan memaparkan dua kebijakan barunya, yakni Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan RUU Hubungan Fiskal Pusat dan Daerah.
 Ada juga sejumlah manfaat tidak langsung lainnya yang dapat diperoleh Indonesia dari Kepresidenan G20. Diantaranya , Kepresidenan G20 akan memungkinkan Indonesia menciptakan sinergi dan kerjasama internasional untuk menggalang dukungan global bagi pemulihan ekonomi nasional. Dan juga, dengan menjadi tuan rumah G20 akan menentukan posisi Indonesia pasca krisis ekonomi, termasuk  stabilitas sistem keuangan global, kata Ferry di acara yang sama dengan Sri Lanka Mulyani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H