pada suatu hari seorang putri singgah di danauÂ
dimainkkannya riak riak kecil sambil bersendau gurauÂ
suara merdunya mengundang pemburu mendekatÂ
lalu mereka tersenyum...Â
lagu menyapa dan duduk berduaÂ
putri terpukau dengan cerita pemburuÂ
tentang seluruh hutan yang telah dijajahnyaÂ
tentang seluruh binatang yang takluk pada anak panahnyaÂ
pada siang dan malam saksi keperkasaannyaÂ
pemburu terpukau pada wajah putri
pada bibirnya yang tersenyum dan merakah
pada pipinya yang merona dan putih cerah
tentang siang dan malam saksi kesuciannya
putri merasa pemburu jatuh cinta padanya
hatinya terharu dan dia pun merasa mencintai pemburu
pemburu merasa putri jatuh cinta padanya
hatinya terenyuh dan dia pun merasa mencintai putri
mereka merasa saling mencintai
lalu terdengar auman harimau, berbarengan dengan suara derap kereta kuda
pemburu mengangkat busurnya, putri terlonjak dari duduknya
pemburu mengejar bayang harimau, putri tergopoh menyongsong kereta kuda
putri memanggil pemburu memintanya pergi ke kerajaan, melanjutkan cerita
pemburu tak berdaya, kelebat harimau menantangnya, menawarkan perang
putri tak jadi pergi, ditunggunya pemburu mengejar harimau
dan lalu pemburu datang, memanggul harimau di pundaknya,
putri tersenyum bahagia, digandengnya tangan pemburu menuju kereta kuda
cerita indah terbentang di hadapnya
lalu terdengar pekikan elang, seketika pemburu bersiap
putri pun mengerti, tak kan pernah usai waktu jika menunggu pemburu mengejar elang
pemburu pun mengerti, tak kan pernah mampu jika berpura-pura tak ingin mengejar elang
mereka pun mengerti, mungkin ini cuma cerita sesaat, saat ini
entah esok
mungkin ini bukan cerita cinta pada pandangan pertama,Â
hanya rasa sesaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H