Mohon tunggu...
Bulan Mei
Bulan Mei Mohon Tunggu... pegawai negeri -

just a mom of two angels

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Putri dan Pemburu: Rasa Sesaat

21 Juli 2016   16:20 Diperbarui: 21 Juli 2016   16:31 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada suatu hari seorang putri singgah di danau 

dimainkkannya riak riak kecil sambil bersendau gurau 

suara merdunya mengundang pemburu mendekat 

lalu mereka tersenyum... 

lagu menyapa dan duduk berdua 

putri terpukau dengan cerita pemburu 

tentang seluruh hutan yang telah dijajahnya 

tentang seluruh binatang yang takluk pada anak panahnya 

pada siang dan malam saksi keperkasaannya 

pemburu terpukau pada wajah putri

pada bibirnya yang tersenyum dan merakah

pada pipinya yang merona dan putih cerah

tentang siang dan malam saksi kesuciannya

putri merasa pemburu jatuh cinta padanya

hatinya terharu dan dia pun merasa mencintai pemburu

pemburu merasa putri jatuh cinta padanya

hatinya terenyuh dan dia pun merasa mencintai putri

mereka merasa saling mencintai

lalu terdengar auman harimau, berbarengan dengan suara derap kereta kuda

pemburu mengangkat busurnya, putri terlonjak dari duduknya

pemburu mengejar bayang harimau, putri tergopoh menyongsong kereta kuda

putri memanggil pemburu memintanya pergi ke kerajaan, melanjutkan cerita

pemburu tak berdaya, kelebat harimau menantangnya, menawarkan perang

putri tak jadi pergi, ditunggunya pemburu mengejar harimau

dan lalu pemburu datang, memanggul harimau di pundaknya,

putri tersenyum bahagia, digandengnya tangan pemburu menuju kereta kuda

cerita indah terbentang di hadapnya

lalu terdengar pekikan elang, seketika pemburu bersiap

putri pun mengerti, tak kan pernah usai waktu jika menunggu pemburu mengejar elang

pemburu pun mengerti, tak kan pernah mampu jika berpura-pura tak ingin mengejar elang

mereka pun mengerti, mungkin ini cuma cerita sesaat, saat ini

entah esok

mungkin ini bukan cerita cinta pada pandangan pertama, 

hanya rasa sesaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun