Mohon tunggu...
Bulan Mei
Bulan Mei Mohon Tunggu... pegawai negeri -

just a mom of two angels

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membahas Gadget Bersama Ayah Dedy

19 November 2015   10:20 Diperbarui: 19 November 2015   11:06 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, jika kita belum mampu melakukan seperti Steve Jobs dan tetap mau mengikuti perkembangan jaman dengan kepungan berbagai gadget yang canggih dan fitur yang selalu baru dan menarik, Maka, tidak perlu anti pati dan melarang anak menggunakan gadget. Selain itu, semakin dilarang anak akan semakin penasaran dan mungkin mencari informasi di luar tanpa sepengetahuan kita. So, apa dong solusinya ?

Solusi Penggunaan Gadget Pada Anak

Ayah Dedy memberikan beberapa tips yang dapat diterapkan agar anak tidak kecanduan gadget atau terkena dampak buruknya :

  1. Atur waktunya dan beri jeda waktu. Berikan selingan kegiatan fisik atau mainan riil dalam jeda waktu tersebut.
  2. Dampingi anak dan beri pengertian jika ada tayangan atau game yang kurang sesuai. Ketika anak memegang gadget jangan sibuk sendiri dengan gadget masing-masing.
  3. Selektif memilih aplikasi atau game. Orang tua yang harus memilih game mana yang bisa diinstal di dalam gadget atau awasi anak ketika mendownload sendiri.
  4. Berikan hp sesuai kebutuhan anak. Jika fungsi hp untuk memudahkan komunikasi maka jangan berikan hp dengan fitur canggih di luar kebutuhan.
  5. Matikan data atau wifi saat anak bermain game di hp untuk mencegah masuknya iklan-iklan game atau tayangan lain yang tidak layak dilihat anak.
  6. Buat aturan bersama anak tentang penggunaan gadget.

Albert Bandura (1977 dan 1994) melahirkan sebuah teori yang disebut Social Cognitive Theory dari eksperimen menggunakan media boneka Bobodoll atau boneka yang jika dipukul akan berayun ke kanan atau kiri. Beberapa anak diperlihatkan orang dewasa yang memukul bobo doll sambil mengumpat dan marah. Masing-masing anak tersebut kemudian ditempatkan pada satu ruangan dengan bobo doll. Tak perlu menunggu lama, anak tersebut langsung meniru apa yang dilihatnya tadi, memukuli bobo doll dengan marah dan mengumpat. Namun, ternyata perilaku dan kata-kata anak tersebut lebih kasar dari apa yang dilihatnya. Hal ini membuktikan bahwa anak adalah peniru yang ulung dan pembelajar cepat. Jadi jangan sampai anak meniru dan belajar hal yang negatif tanpa kita sadari.

Jadi..bunda, mama, ibu, ayah, papa, umi dan abah, mari kita awasi buah hati kita. Letakkan gadget sejenak dan bermainlah dengan gembira bersama anak-anak kita. Mari nikmati setiap detik kebersamaan dan jangan sampai menjadi orang tua yang ada namun tiada. Secara fisik kita ada, namun secara psikis tidak ada ikatan yang kuat antara anak dengan orang tua. Mari fungsikan gadget atau hp sesuai kodratnya, untuk mendekatkan yang jauh, bukan menjauhkan yang dekat. 

Jangan sampai apa yang dikatakan Albert Einstein, bahwa 'perkembangan tekhnologi suatu saat akan membuat manusia menjadi idiot'.. menjadi kenyataan.

-XOXO-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun