Mohon tunggu...
RARA
RARA Mohon Tunggu... -

Karena hidup hanya sementara. Lakukan yang terbaik . YAKIN AJA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dimana Kebenaran

23 Mei 2012   13:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kebenaran adalah teori yang diciptakan sendiri oleh manusia tanpa dapat disangkal . Yang baik yang benar , dan yang tidak baik yang salah . BENAR dan SALAH . Pemisah yang menjadi bagian penting dalam kehidupan . Siapa yang buat ? Manusia . Dan selama ini tidak ada perbantahan akan hal ini karena pemisah itu membuat kenyamanan dalam kehidupan manusia . Belum ada penyangkalan tentang hal ini , karena nyatanya yang baik itu membuat hidup terasa lebih nyaman dan tenang .

Tapi perkembangannya adalah akar - akar dari pemisah ini . Manusia membuat aturan yang semakin kompleks demi kenyamanan mereka hingga suatu titik dimana hal tersebut begitu mengikat selanjutnya . Pemisah BENAR dan SALAH menjadi kabur karena banyaknya  aturan - aturan sebagai turunan dari pemisah ini  .

Mengapa kabur ? karena semakin banyak aturan yang diciptakan dari berbagai kalangan yang berkepentingan atas kenyamanan mereka yang kadang memaksakan aturan itu pada keturunannya bahkan parahnya juga pada  kalangan lain di luar lingkupnya. Memang untuk beberapa kalangan terutama yang menetapkannya , aturan  tersebut baik baginya , namun dalam perkembangan dan perubahan - perubahan yang tak terelakan , suatu titik dimana aturan itu tidak relevan lagi pasti akan terjadi .

Katakan itu benar bila memang itu yang benar , dan katakan itu salah bila itu salah . Jujur dan tegas . Tapi apakah itu cukup ?  Sementara kebenaran adalah sesuatu yang absurd , dan kesalahan dinilai sebagai hal mutlak . Menilainya dengan teori relativitas pun juga tidak banyak membantu , karena akan ada banyak pandangan yang memutuskan kebenarannya .

Pandangan subyektif menjadi hal biasa dan obyektivitas adalah pandangan subyektif yang dipaksakan pada banyak orang sehingga seakan - akan menjadi obyektif karena banyak orang yang menyetujuinya . obyektif kemudian menjadi  sebagai kata baru yang dianggap lebih baik (lebih halus) dari subyektif .

Kesimpulannya adalah saat ini kebenaran menjadi samar kebenarannya . Kecenderungannya orang mencari kesalahan untuk mendapatkan kebenaran . Kebenaran yang dicari di dalam kesalahan , bukankah ini sebuah kesalahan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun