Mohon tunggu...
Lana D. Wirasasmita
Lana D. Wirasasmita Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang pengelana kehidupan masa lalu, kini, dan masa yang akan datang

memiliki ketertarikan pada hal ikhwal bernilai historis, termasuk seni dan budaya. Penikmat sastra dan musik klasik, penyuka barang antik namun tak hobi mengoleksinya, mendukung kearifan lokal demi tercipta harmoni semesta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Film Sedang Diputar

29 Juli 2021   21:11 Diperbarui: 29 Juli 2021   21:29 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Bulan Juli belum lagi usai.....

Satu persatu orang-orang terdekat kita pergi. Hampir setiap hari berseliweran kabar yang kita terima, baik melalui pesan whatsapp ataupun postingan di media sosial, datang silih berganti, antara memohon doa untuk kesembuhan, ataupun berita duka cita. Perlahan, masing-masing dari kita mencoba untuk menata hati mengatasi rasa kehilangan yang datang bertubi-tubi dalam waktu berdekatan.

Ibarat sebuah film, saat ini kitalah yang berperan sebagai aktor dan aktrisnya untuk menjalankan lakon kita masing-masing sesuai skenario dan arahan dari Sang Sutradara. Sayangnya, kita tak dapat memilih peran sesuai dengan keinginan. Kita hanya disodorkan naskah, membaca jalan cerita secara keseluruhan, dan menyatakan kesanggupan untuk mengambil peran yang akan kita lakonkan tersebut.

Begitulah hidup kita, salah satu makhluk Tuhan yang berakal dan berbudi, menjalankan peran kita masing-masing sebagai khalifah di muka bumi. Seandainya Tuhan memberikan anugerah berupa ingatan masa lampau, tentulah kita akan bernegosiasi dengan Tuhan sebelum meneken "kontrak".

Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa kita akan memasuki suatu zaman dimana pandemi melanda seantero jagat. Tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana akhir cerita dari film yang saat ini sedang diputar.

Tuhan, apakah ini suatu "peringatan kecil" atas kesombongan kami? Engkau sentil sedikit saja oleh sesosok makhluk yang tak nampak wujudnya, bernama "virus", namun mampu memporakporandakan segala lini kehidupan umat manusia sekolong langit. Andai saja kami dapat memutar film ini kembali, bertukar peran, dan meminta Engkau merevisi jalan cerita dari film ini, tapi itu sungguh mustahil.

Pandemi hanyalah bab kecil dari seluruh rangkaian kisah yang akan diputar dalam film ini. Dari sinilah kita baru tersadar dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan olehNya, bahwa rezeki terindah dan tak ternilai harganya adalah "sehat" jasmani dan ruhani. Kita sering alpa menyebutnya. Dalam setiap doa yang kita panjatkan, mungkin permintaan rezeki berupa nikmat "sehat" adalah nomor kesekian.

Udara yang kita hirup gratis selama ini begitu berharga, lidah dan hidung yang selama ini masih dapat mengecap rasa dan mencium bebauan begitu tak ternilai. Harta yang kita kumpulkan dan kita tumpuk dalam berbagai bentuk, kini seolah tak berarti apa-apa dan hilang dalam sekejap.

Masing-masing dari kita memainkan perannya masing-masing, entah itu menjadi seorang yang berbudi baik, atau sebagai sosok penjahat yang sangat bengis. 

Ya, kita tidak boleh protes, karena itu semua merupakan bagian dari skenario dan arahanNya. Mungkin memang kita yang kurang peka, padahal, semua kisah kehidupan yang terjadi di alam dunia ini dibuat sungguh adil olehNya agar terjadi keseimbangan: ada salah, ada benar; ada baik, ada jahat; ada bijak, ada lalim; ada miskin, ada kaya; ada laki-laki, ada perempuan; ada siang, ada malam; dan seterusnya. Maafkan kami yang hanya mampu melihat satu sisi saja atas semua peran dalam film ini.

Aku, kamu, kalian, dan kita tidak pernah tahu di bab nomor berapa dari rangkaian kisah dalam film ini, kontrak kita akan berakhir. Apakah mungkin kontrak kita diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan keinginan? Semoga kita mampu menuntaskan peran kita masing-masing dengan baik, mengikuti alur cerita sesuai dengan skenario dan arahan Sang Sutradara dalam film yang sedang diputar sampai dengan berakhirnya kontrak kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun