Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Ulasan Buku] Wani Ngalah Luhur Wekasane oleh Abu Azzam

13 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 13 Juni 2022   10:05 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: Wani Ngalah Luhur Wekasane

Penulis: Abu Azzam

Penerbit: Republika Penerbit

Terbit: 2021

Tebal: vi+266 hlm; 13,5 x 20,5 cm

ISBN: 978-623-279-121-3

Mendekatkan diri kepada Tuhan

Pada era yang semakin hari semakin carut marut, kejahatan ada di mana-mana, dan ketenangan batin terancam oleh arus informasi yang pesat namun belum tentu kebenarannya ini, seolah kita dipaksa untuk menjawab pertanyaan besar: apa yang harus kita lakukan saat ini? Apakah pantas untuk berdiam diri saja? Apakah harus bertindak? Namun tindakan apa yang harus kita lakukan?

Hadirnya buku Wani Ngalah Luhur Wekasane sedikit banyak telah menjawab kegundahan hati kita. Daripada mengutuk keadaan yang tidak bisa diatur, alangkah lebih baiknya kita menenangkan pikiran dengan menambah kualitas diri kita masing-masing. Begitulah maksud buku ini hadir ke tangan pembaca. Sehingga kita bisa menyemai jiwa dan hati kita yang kian hari semakin layu ini. Menjadi pribadi yang lebih arif, sumeleh, dan lebih dekat kepada-Nya.

Pada saat sebelum membaca buku ini, saya sempat menyalahartikan kata wani ngalah. Menurut saya wani ngalah adalah upaya untuk mengalah terhadap keadaan. Namun ternyata salah. Maksud kata wani ngalah di sini adalah berani menuju Allah. Yaitu barang siapa yang berani mendekatkan diri kepada Allah, maka orang tersebut akan luhur wekasane (mulia di kemudian hari), (halaman 17).

Dengan menuju kepada Allah, seseorang akan mendapatkan ketenangan batin. Hal ini dikarenakan semua yang ada di dunia ini hanyalah bersifat sementara saja. Apabila kita menemui posisi hidup yang tidak baik-baik saja, maka kita tidak akan gampang putus asa. karena dengan mendekatkan diri kepada Allah, kita akan sadar jika ritme kehidupan sudah pasti naik dan turun. Di dunia ini menemui suatu musibah merupakan hal yang wajar.

Wani ngalah bukan berarti kita akan kalah. Justru wani ngalah akan membuat kita semakin rendah hati dan bersikap sumeleh terhadap perilaku orang lain. Kita tidak akan terganggu oleh kekacauan yang ada di dunia ini. Namun kita akan lebih fokus untuk menjadi pribadi yang lebih baik: melakukan kebaikan yang bisa dilakukan, belajar apa yang bisa dipelajari, dan selalu mengingat keberadaan Tuhan semesta alam.

Penulis dengan baik hati juga memberikan uraian mengenai jalan apa saja yang bisa ditempuh untuk menuju kepada Allah. Pembaca dapat menemui berbagai saran yang dibagikan penulis pada bab dua hingga bab lima. Baik itu mengenai ikhlas, pertaubatan, manfaat mengingat Tuhan, dan lain sebagainya. Sehingga pembaca tidak kesulitan untuk menjadi pribadi yang wani ngalah.

Kelebihan dan kekurangan buku

Secara esensial, buku ini telah menawarkan solusi terhadap stress yang seringkali dimiliki oleh masyarakat modern. Yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan agar jiwa yang kita miliki menjadi lebih tenang. Sehingga secara tidak langsung buku ini menawarkan semacam filsafat stoikisme dengan pendekatan islami. Dengan kita menerima keadaan yang ada di dunia ini, kita akan bisa solusi terhadap permasalahan sehari-hari.

Hanya saja kekurangan buku ini adalah batasan pembahasan yang agaknya masih terlalu abu-abu. Seolah penulis terlalu menggampangkan dalam mengambil topik bahasan. Sehingga Banyak ruang-ruang kosong yang sebenarnya masih bisa diisi dengan topik bahasan lain yang masih selaras dengan tema yang diambil.

Namun meskipun demikian buku ini tetap layak untuk dibaca saat ini. Di mana carut marut kehidupan begitu parah dan tidak terkendali. Buku ini cocok dibaca oleh para orang tua an mereka yang lanjut usia. Selamat membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun