"Sebenarnya apa yang terjadi Lizz? Kenapa kamu tidak bisa dihubungi?"
Lizz tidak langsung bersuara. Hingga akhirnya beberapa saat kemudian dia menjawab pertanyaanku, dan kali ini dengan air matanya.
"Reza? Apa yang sebenarnya terjadi pada Lizz? Apa yang kamu coba lakukan pada Lizz?"
Tiba-tiba Lizz mencengkram tanganku kasar. "Jangan percaya omongan Reza. Dia yang tega menghamiliku, Sya." Lizz memandangku tajam. Lalu menambahkan kata, "Maaf."
"Lizz? ...."
Jantungku mendadak kacau mendengar perkataan Lizzie. Dari suara yang keluar, terdengar Lizz sedang berpihak padaku. Namun apa ini? Hatiku terasa sakit memahami perkataan Lizz.
"Sudah diberitahu untuk datang sendiri! Tapi malah seenak sendiri!" ucap Reza menyela. Kali ini, sama sekali ia tak mempedulikan keberadaanku.
"Apa maksud kamu Re-"
"Diam kamu Alisya!" suaranya melengking dengan sorot mata marah ke arahku. "Kita putus! Dan jika kamu membocorkan hal ini, karir dan kuliahmu yang tinggal skripsi akan tamat! Aku menjaminnya!"
"Apa maksud kamu Za?!"