Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Orang Lain yang Salah, dan Kita yang Menanggungnya

8 Juni 2022   10:00 Diperbarui: 8 Juni 2022   10:04 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebenarnya apa yang terjadi Lizz? Kenapa kamu tidak bisa dihubungi?"

Lizz tidak langsung bersuara. Hingga akhirnya beberapa saat kemudian dia menjawab pertanyaanku, dan kali ini dengan air matanya.

"Reza? Apa yang sebenarnya terjadi pada Lizz? Apa yang kamu coba lakukan pada Lizz?"

Tiba-tiba Lizz mencengkram tanganku kasar. "Jangan percaya omongan Reza. Dia yang tega menghamiliku, Sya." Lizz memandangku tajam. Lalu menambahkan kata, "Maaf."

"Lizz? ...."

Jantungku mendadak kacau mendengar perkataan Lizzie. Dari suara yang keluar, terdengar Lizz sedang berpihak padaku. Namun apa ini? Hatiku terasa sakit memahami perkataan Lizz.

"Sudah diberitahu untuk datang sendiri! Tapi malah seenak sendiri!" ucap Reza menyela. Kali ini, sama sekali ia tak mempedulikan keberadaanku.

"Apa maksud kamu Re-"

"Diam kamu Alisya!" suaranya melengking dengan sorot mata marah ke arahku. "Kita putus! Dan jika kamu membocorkan hal ini, karir dan kuliahmu yang tinggal skripsi akan tamat! Aku menjaminnya!"

"Apa maksud kamu Za?!"

"Sya ...." Lizz memelukku dan mengatakan jika lelaki yang membuatnya hamil adalah Reza. "Tapi saat itu aku dipaksa Sya. Aku tidak bohong. Sya .... maafkan aku."

"Tunggu .... Reza menghamilimu Lizz? Pacarku menhamili sahabatku? Tunggu Lizz ..., aku tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi. Apa maksud semua ini?!" Napasku mulai tak beraturan dan pendek membuat dadaku terasa sesak. "Apa maksud kamu Za? Kenapa kamu setega ini kepadaku?!" Aku berbalik menatap Reza.

Aku kesal. Sungguh kesal pada seseorang yang berada di depanku. Padahal selama ini aku menganggapnya kekasih. Namun kenyataannya melakukan hal yang sama sekali tak bisa aku bayangkan. Lelaki kejam yang tega melukai hati dan masa depanku. Melukai hati dan masa depan Lizzie, sahabatku pula.

Marah. Protes. Tidak terima dengan semua yang telah Reza lakukan. Aku memukul-mukul tubuh Reza. Berusaha menghajarnya sekeras mungkin. Tubuhnya, tangan, kaki, muka, perut. Semua aku hajar habis habisan. Vas di atas meja. Tas. Apapun. Semua benda yang ada secepat mungkin aku ambil dan pukulkan ke tubuh Reza hingga babak belur. Hingga tubuhnya lebam dan jika perlu, hingga kulitnya mengelupas dan darah darinya bercucuran dan Reza berteriak kesakitan.

Hanya saja semua itu tak dapat kulakukan. Sekali aku berontak marah, Reza dengan mudahnya menjatuhkan tubuhku. Kepalaku pusing karena berbenturan dengan lantai. Kasar, hingga terdengar suaranya. Beberapa tetes darah sedikit bercucuran di kepalaku, dan saat Aurel dan Lizz berusaha membantu menghajar Reza. Dua lelaki lain muncul dari ruang belakang. Kami bertiga dengan mudahnya dirobohkan.

"Dasar bodoh! Tak ada gunanya melawan! Ini tempatku!"

"Lelaki kurang ajar!"

"Diam kamu! Sekali lagi aku peringatkan! Jangan sebarkan kejadian ini dan kehamilan Lizz kalau kalian ingin selamat."

"Cowok bajingan!"

"Tenangkan dirimu Aurel. Kita tak bisa apa-apa melawannya. Ayahnya adalah orang penting di kampus. Sedangkan pamannya adalah bos dari perusahaan Alisya bekerja," kata Lizz.

"Yah! Kalian bisa pulang jika sudah paham maksudku! Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa," kata Reza, sambil menyalakan sebatang rokok.

Kepalaku masih terasa pusing, tubuhku nyeri. Lizz dan aurel pasti merasakan hal yang sama denganku. Namun kami tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Adu fisik hanya akan melukai diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun