Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Lizzie Menghilang

8 Juni 2022   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2022   07:31 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Jangan sebarin kabar kalo Lizz hamil ke siapapun. Karena jika lo sampe ngelakuin hal itu. Masa depan lo dan Lizz bakal gue hancurin sampe jadi abu! Lo hanya perlu DIEM seperti biasanya!]

Di era internet yang menjamur di mana-mana, sebuah pesan aneh terkirim ke nomor ponselku. Benar-benar pesan SMS biasa.

"Apa ini maksudnya? Pesan siapa ini?"

Jantungku sesak dan kulitku merinding setelah menerima pesan dari seseorang yang sama sekali tidak kukenal. Apalagi pesan ini kuterima di saat Lizz tidak bisa kuhubungi sejak tadi pagi. Dua kejanggalan yang terjadi dalam satu waktu.

Reza pacarku juga tidak bisa dihubungi. Sudah berkali-kali aku menelepon namun sia-sia tidak diangkat. Pesan yang kukirim juga belum ia baca.

"Sama sekali tidak ada yang bisa kamu lakukan?" tanya Aurel kepadaku. "Mukamu terlihat pucat Sya."

"Aku tidak bisa tenang jika diancam seperti ini. Apalagi Lizz juga tidak memberi kabar."

Karena Reza dan Lizz tak bisa kuhubungi. Akhirnya aku menemui Aurel bila-bila dia bisa menolong kami dari masalah. Terlebih sejak kali bertemu dengan Aurel. Aku merasa perbincangan kami satu frekuensi dan menjadikan percakapan terasa lebih menarik dan mengalir. Apalagi tidak banyak orang lain yang dekat denganku.

"Sangat disayangkan, hubungan Lizz dengan pacarnya tidak baik."

"Lizz tidak pernah cerita jika punya pacar!"

"Tapi bagaimana dia hamil?"

"Entahlah."

"Apa maksudmu? Lizz seperti kakakku? Dia diperkosa dengan orang yang baru dikenal hingga hamil?"

"Tidak! Lizz tidak gila seperti kakakmu!" Jawabku spontan. Aurel terlihat memalingkan mukanya dariku. "Maaf, bukan maksudku," ucapku lanjut merasa bersalah.

"Ya, kamu memang tidak salah. Kakakku stres gara-gara diperkosa orang. Psikologisnya tidak kuat dan membuatnya sangat terguncang."

"Aku sungguh minta maaf Aurel. Bukam maksudku menyakitimu."

"Tidak apa. Aku tahu kamu sedang khawatir. Lebih baik kita pergi mencari Lizz daripada berdiam di sini."

"Tapi aku tidak tahu harus mencarinya di mana. Lizz tidak banyak keluar dan tidak banyak memiliki teman dekat." Aku menjawab perlahan sambil berpikir.

"Pasti ada. Orang yang dekat dengannya. Kita ke rumahnya sekarang."

"Aku tidak yakin ada." Lizz adalah perempuan yang jarang keluar. Aku tahu.

"Entah teman dekat atau bukan. Coba cari yang akhir-akhir ini berinteraksi dengan Lizz. Aku sungguh tidak bisa diam saja di sini."

"Lizz tidak punya teman."

"Tenangkan dirimu, Alisya. Coba pikirkan lagi dengan tenang. Aturlah napasmu perlahan-lahan agar bisa konsentrasi dengan baik."

Lizz satu indekos denganku. Namun aku sibuk bekerja dan pulang hampir larut malam. Kami akan banyak bercerita, menonton bersama, bermain game dan banyak hal yang berhubungan dengan internet. Aku benar-benar tidak yakin jika Lizz sering keluar. Terlebih Lizz juga sibuk mendesain dengan laptopnya dan itu membuatnya menghabiskan banyak waktu di kos.

"Pacarmu? Siapa namanya? Apakah dekat dengan Lizz?"

"Reza."

"Apa Reza dekat dengan Lizz?"

"Tentu, Reza sering bertemu Lizz di kos kami saat dia menemuiku. Namun hubunganku dengannya akhir-akhir ini tidak sebaik yang kamu pikir."

"Tidak apa-apa. Jika memang tidak ada teman Lizz yang kamu kenal. Kita coba tanya Reza. Siapa tahu dia tahu?"

"Reza tidak bisa dihubungi sejak tadi."

Kami berdua cemas. Saling diam, saling berpikir, dan saling memandangi satu sama lain hingga bermenit-menit. Seolah tidak ada jalan keluar mengenai masalah yang sedang kami hadapi.

Lizz bodoh. Kenapa bisa hamil dan merasa menyesal setelah melakukan semua ini. Terlebih, aku mendapat teror dari orang yang misterius. Semoga kamu baik-baik saja, Lizz.

"Aurel. Apa yang akan terjadi jika kita menuruti perkataan orang yang mengirim pesan ini?"

"Bodoh! Lizz bisa stress seperti kakakku! Kamu tega hal itu terjadi? Masalah harus diselesaikan meskipun pahit. Jangan diabaikan!" Jawaban Aurel mengejutkanku.

Aku tidak ingin Lizz punya masalah lagi. Setidaknya. Kami harus mencari solusi untuk saat ini agar tidak terlambat!

"Kita pergi ke tempat pacarku, Reza. Aku tidak yakin. Tapi aku tidak bisa diam di sini terus hingga terlambat melakukam sesuatu."

Tak lama kemudian kami sudah berada di depan kos Reza. Sebuah tempat di sela-sela sudut kota. Rumah itu biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Sama sekali tidak membuatku kagum atau tertarik. Hanya saja yang membuatku begitu kaget. Lizz berada di sana dan sedang menangis sesenggukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun