Pantai selalu tampak indah di saat sore. Cahaya matahari perlahan dilahap bumi, dan ini hanya bisa dilihat di pantai pada sore hari. Warnanya kekuningan membuat suasana menjadi hangat dan menyenangkan.
Jika aku bersama Aurel dan Niken. Kami akan duduk di tepi pantai sambil memakan camilan. Bercengkrama dan berkelakar membunuh waktu hingga magrib tiba. Hanya saja saat ini keadaannya berbeda. Sunset yang menyedihkan.
Putus asa menghantui pikiranku. Sejak tadi menyisir pantai, namun yang terlihat hanyalah alam dan orang-orang asing.
"Tasya!! Tasya!! Kami melihat Aurel!" Teriakan Diana terdengar dari kejauhan. Sontak membuat kesadaranku utuh. Dan secepat kilat, kakuku berlari ke arah jari Diana menelunjuk.
"Aurel!"
Samar-samar terlihat Aurel dari kejauhan. Dia berlari! Itu Aurel! Persis! Aku hafal gerakan tubuhnya.
"Aurel!! Aurel!! Ini aku! Tasya! Aku mencarimu! Jangan takut!"
Tak ada yang kulakukan lagi selain berlari di atas pasir untuk menemui Aurel. Jarak kami hanya enam puluh meter. Aku akan bertemu Aurel.
Hanya saja semakin aku mendekat pada Aurel. Semakin pula dia mempercepat gerakannya! Tunggu? Aurel menjauhiku? Dia berlari semakin kencang ke arah pohon-pohon yang lebat. Seakan tubuhnya hampir hilang dilahap Hutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H