Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ulasan Buku: Ketika Rembulan Insecure by Wafi Hakim Al-Shidqy

12 Oktober 2021   10:31 Diperbarui: 12 Oktober 2021   10:41 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambaran buku

Bisa dibilang apabila cara penulis menyajikan tulisannya terlihat unik. Meski dari tampilan luar buku ini terlihat sama seperti lainnya. Namun di dalamnya, penulis membagi tulisannya menjadi dua belas bab. Pada setiap bab-nya selalu diawali dengan bulan. Mulai dari bulan januari, hingga bulan desember di akhir bab dan akhir buku.

Buku satu dan dua/Dokumen pribadi
Buku satu dan dua/Dokumen pribadi

Jika dibandingkan dengan buku pertamanya Sadness (Penerbit Republika: 2020), buku keduanya tampil dengan desain yang berbeda. Apalagi pada setiap bab buku ini juga terdapat ilustrasi. Sehingga membuatnya bisa terkesan santai dan ringan untuk dibaca (seperti desain majalah).

Sedangkan mengenai gaya bahasa yang disampaikan. Buku ini hampir sama seperti buku pertamanya, penulis memposisikan dirinya sebagai teman pembaca. Sehingga narasi yang diberikan seperti ucapan yang dikatakan teman kita sendiri. Saat membaca buku ini, saya membayangkan jika penulis seolah menjadi senior saya yang biasa menasehati pada saat sekolahan SMA.

Lalu mengenai isi yang disampaikan kepada pembaca. Penulis mengajak kita untuk bangkit dari rasa insecure. Ia mengingatkan apabila kita memiliki Tuhan sehingga tidak perlu bersedih saat memiliki kekurangan. Selain itu, dia juga bilang jika kita adalah makhluk paling sempurna yang ada di bumi ini.

Saya dapatkan

Hal yang saya dapatkan setelah membaca buku ini adalah tentang kepercayaan diri. Mengingatkan saya lagi apabila tidak sepantasnya kita meremehkan diri sendiri. Kita harus percaya pada potensi yang ada dalam diri. Kita sudah sepantasnya mengunggulkan diri sendiri.

Manusia adalah mikro kosmos, dan segala yang kita butuhkan sudah ada di dalam tubuh. Kita hanya perlu berpikir dengan cara yang benar. Agar potensi yang kita miliki bisa kita gunakan dengan baik dan membantu perkembangan hidup.

Selain itu membaca buku ini juga membuat saya bersyukur. Saya jadi ingat apabila di luar sana masih banyak orang yang belum bisa bahagia dengan mudah. Sekalipun orang-orang itu terlihat memiliki segalanya. Namun bukan dalam artian merendahkan mereka. Melainkan karena saya merasa memiliki kebebasan untuk berbahagia dan bersikap lebih tenang dalam menyikapi kehidupan.

Terakhir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun