Selain itu, kegiatan berbagi informasi dari buku bacaan juga akan membuat kita lebih kritis. Tidak taklid buta saat menyantap informasi baru. Terutama kritis pada buku yang sudah kita baca. Karena pada kegiatan ini biasanya kita juga meluangkan waktu untuk tanya jawab dan diskusi. Sehingga menjauhkan kita untuk menganggap jika "buku itu isinya maha benar". Mengingat, mereka yang menulis juga manusia dan manusia adalah tempatnya luput dan salah.
Masih tidak percaya kalau kegiatan seperti ini menyenangkan? Hmm .... Sabar deh. Kali ini, kami berdua memang masih menggagas ulang. Kami belum bisa membagikan seperti apa suasana kegiatan yang akan kami lakukan. Namun, kami juga telah menghubungi teman-teman lain untuk berkumpul lagi, berbagi buku bacaan lagi.Â
Tunggu saja, ya!
Masih Gagasan?
Hmm .... Benar seribu benar sih. Namun kami menggagas ulang loh ya! Bukan benar-benar menggagas dari awal. Kegiatan seperti ini sebenarnya sudah pernah terjadi di sini. Hanya saja sempat vakum beberapa waktu karena pandemi melanda Indonesia.
Sebelumnya, kami berbagi buku bacaan di tempat-tempat nongkrong seperti warung kopi. Karena di tempat ini kami bisa lebih santai dan bisa sambil pesan, dong! Biar tenggorokan gak garing. Meskipun beberapa kali kami terganggu oleh suara-suara musik sih. Kalian tahu enaknya berkumpul di warung kopi? Enaknya, karena warung kopi adalah tempat yang sangat demokratis.Â
Oh, tidak! Cukup sekian dulu saja ya. Tunggu informasi selanjutnya dari kami. Doakan kami sehat selalu dan bisa menghadapi tahun 2045 dengan lapang dada. Maaf, buru-buru, kami harus segera pulang karena belum salat Dzuhur. Salam literasi, teman!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H