Waktu itu tanggal 24 September 2021. Selepas salat Jumat, Saya dan Rusdiana Aziz meluncur ke Tambaksari meski cuaca sedikit gerimis. Perjalanan memakan waktu cukup lama mengingat lokasinya yang jauh dari desa kami (Ringinrejo). Yaitu kami berada di Dusun. Tambaksari, Desa. Kebonrejo, Kec. Kepung, Kab. Kediri.
Setelah tiba di lokasi, ternyata sudah ada Ibnu Sifa bersama Tanti, istrinya, yang sudah memulai acara. Hadir juga seorang teman bernama Rizal yang meramaikan acara Hari Tani tersebut.
Hari ini kami berkegiatan dan berkumpul bersama dalam rangka memperingati Hari Tani. Ada dua macam kegiatan yang dilakukan. Pertama, praktik pembuatan pupuk organik. Kedua adalah brainstorming dan diskusi mengenai permasalahan yang dialami Kelompok Tani Tambak Sari.
Pembuatan Pupuk Cair Organik
Sekitar delapan orang dari kelompok tani Tambak Sari terlihat antusias. Ada yang terlihat mengaduk-aduk tetes dan katul (beberapa bahan yang diolah menjadi pupuk). Ada yang terlihat mencuci kulit kambing. Ada juga yang mencatat tahap-tahap pembuatan pupuk cair.
Kenapa membuat pupuk organik cair juga dibarengi membersihkan kulit kambing?
Ehem. Jadi, kesepakatan pembuatan pupuk organik cair ini melalui diskusi yang cukup panjang. Karena salah satu bahan yang dibutuhkan adalah isi dari rumen kambing (Katakanlah, isi dari perut pertama kambing atau lambung beserta isi dari usus-ususnya.) Sedangkan batas maksimal rumen bisa digunakan sebagai pupuk adalah dua jam saja.
Akhirnya, kesepakatan orang-orang adalah iuran untuk membeli kambing. Lalu rumennya digunakan sebagai praktik pembuatan pupuk. Sedangkan dagingnya diolah untuk menjadi santapan acara di malam harinya (sesi brainstorming dan diskusi).
Ada banyak bahan yang dicampurkan dalam pembuatan pupuk tersebut. Orang-orang mencampurkan semua bahannya sesuai tahap-tahap yang diarahkan oleh Tanti dan Rusdiana aziz.