[caption caption="Ilustrasi oleh Jim Kay © Bloomsbury Publishing 2015 "][/caption]
KEAJAIBAN DI DALAM DETAIL
Sebuah wawancara dengan Jim Kay, seniman di balik buku ilustrasi Harry Potter dan Batu Bertuah
Ditulis oleh Helen Boyle
Diterjemahkan oleh Arficano T. Rizavi
“Aku menerima telepon dari agenku,” Jim Kay, sang ilustrator memberitahuku, “dan ia berkata, ‘Apa kau sedang duduk? Mereka ingin kau menggambar Harry Potter.’ Sebagai penggemar berat buku-buku dan film-filmnya,” Kay menjelaskan, “Menciptakan dunia Harry dari awal merupakan kesempatan luar biasa.”
Namun apakah permintaan khusus seumur hidup ini disertai tekanan seumur hidup juga?
“Tentu saja. Setiap orang memiliki pendapat masing-masing mengenai Harry Potter dan itulah yang membuat ini menjadi tugas besar sekaligus membuat tantangan ini sulit. Tapi aku tak mengeluhkan hal tersebut—ini permintaan yang amat luar biasa.”
Dan Jim Kay suka menantang dirinya sendiri. “Dulu, guru seniku seringkali berkata bahwa aku harus selalu menguji diriku dan melarangku untuk merasa nyaman. Dan aku tahu bahwa mengilustrasi Harry Potter akan jadi hal yang sulit untukku: karena ini tentang anak-anak, karena skalanya, dan karena ini cerita fantasi. Aku lebih menganggap diriku sebagai seniman grafis cetak, yang berekspresi lewat melukis pemandangan; namun untuk Harry Potter ini, aku harus menaruh penjiwaan melalui penggambaran tokoh-tokohnya.”
“Yang tersulit adalah penggambaran tokohnya—aku harus menemukan Harry, Ron dan Hermione versiku sendiri. Aku tak pernah betul-betul menggambar anak-anak, oleh karena itu, aku membutuhkan acuan nyata, terutama karena mereka mengalami pertumbuhan dari buku ke buku. Maka dari itu, aku dan agenku harus menemukan sosok anak-anak yang pas untuk referensi menggambar tokoh-tokoh versiku.
Lalu bagaimana Jim membayangkan Hogwarts?
“Tahap persiapan, yakni tahap memvisualisasi tata ruang Hogwarts, memakan amat banyak waktu. Aku menggambar rancang denah lantai Hogwarts sesuai yang ada di bayanganku, mengacu pada ketujuh bukunya. Tapi ketika aku mulai menyusun lantai yang satu di atas lantai lainnya, aku kesulitan mencocokkan lantai-lantai tersebut. Satu-satunya yang dapat kulakukan untuk memudahkanku menggambar Hogwarts adalah dengan membuat modelnya. Ini mirip dengan yang kulakukan saat kecil dulu—membangun benda dengan merakit Lego untuk kemudian kugambar. Jadi aku membuat model-model dari kertas dan plasticine—lilin model, lalu aku jadikan acuan untuk menggambar. Model-model ini juga bagus untuk mengatur pencahayaan dan melihat bagaimana satu bangunan terkait dengan bangunan lainnya.”
Film-film Lord of the Rings karya Peter Jackson juga memiliki pengaruh besar bagi Kay.
“Aku adalah penggemar berat John Howe dan Alan Lee— keduanya adalah konseptor untuk film-film LOTR. Bagaimana Peter Jackson telah melibatkan banyak seniman untuk mencari berbagai pendekatan kreatif telah mempengaruhiku. Hal ini membuat kesempatanku untuk melakukan pendekatan dengan cara yang sama terhadap Harry Potter amatlah menarik dan menyenangkan.”
“Aku tak dapat bekerja dalam kesunyian; harus ada bunyi yang mengiringi dan bunyi tersebut harus akrab di telingaku. Maka ketika aku mengerjakan Harry Potter, aku memutar film-film LOTR sebagai pengiring bunyi-bunyian. Aku menyetel ketiga filmnya tanpa henti seharian, sampai-sampai aku hafal seluruh naskah dari setiap filmnya.”
Variasi gaya dan medium yang digunakan di sepanjang buku akan menyenangkan pembacanya.
“Pada dasarnya, aku mencoba mencari suatu gaya—namun aku terus berubah pikiran. Ilustrasi-ilustrasi ini kebanyakan menggunakan cat air dan kasar di ujung-ujungnya. Pendesainku mengaku menyukai hal tersebut dan ingin mempertahankan gaya tersebut, serta ingin aku menggunakan cipratan-cipratan tinta untuk ditambahkan ke desain halamannya. Ada pula beberapa potret yang dibuat bergaya Hans Holbein, sebab suatu waktu aku sangat ingin melukis dengan cat minyak. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk melukis potret Profesor Dumbledore dan Profesor McGonagall dengan cat minyak."
[caption caption="Ilustrasi oleh Jim Kay © Bloomsbury Publishing 2015 "]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/09/hp1-dumbledore-portrait1-56178d75969373c107ec7322.jpg?v=400&t=o?t=o&v=770)
Dan para penggemar Harry Potter akan tenggelam dalam detail-detail ilustrasinya.
“Begitulah, detail merupakan hal yang membuatku merasa aman dan nyaman, karena bagiku (membuat) gambar-gambar spontan amat sulit, sedangkan hal-hal yang mendetail lebih mudah untuk kukontrol. Lagipula, aku tumbuh besar bersama buku-buku Richard Scarry—aku mencintai detail-detailnya; dan kurasa anak-anak juga menyukai detail.
Dan diberikan kebebasan untuk menambahkan detail-detail ke dalam dunia Harry sesuai keinginan Kay sendiri pasti adalah impian seorang pencinta Harry Potter yang jadi nyata.
“Ya, itu luar biasa. Aku diizinkan untuk membuat toko-toko di Diagon Alley dan aku telah memperlihatkan halaman-halaman dari buku panduan tentang troll dan telur-telur naga. Aku begitu menyukai ilustrasi-ilustrasi itu karena sebenarnya ilustrasi tersebut tidak ada dalam cerita dan merupakan sesuatu yang di luar ekspektasi pembaca saat membuka bukunya. Aku ingin membawa sesuatu yang baru; dan satu hal yang sangat hebat dari tulisan Jo adalah bahwa ia mengacu pada buku-buku yang menakjubkan. Kau dapat menjejali satu perpustakaan dengan seluruh buku yang ia sebutkan, dan semua itu membuat dunia Harry Potter terasa lebih nyata.”
Dan, ada satu detail istimewa yang Kay sisipkan ke dalam seluruh bukunya.
“Bertahun-tahun lalu, aku sedang menginap di rumah abangku di daerah pedesaan, dan ketika aku berbaring di ladang jagung, seekor terwelu datang menyusur di antara pohon-pohon jagung itu. Aku menatapnya dan ia menatapku balik. Itu merupakan satu pengalaman yang menempel di otakku, dan aku merasa terwelu merupakan hewan yang amat personal bagiku. Oleh karena itu, aku mencoba menyertakan seekor terwelu di dalam semua bukuku. Dalam Harry Potter, terwelu ini dapat ditemukan pada sebuah papan tanda di Diagon Alley.”
Apakah Kay memiliki ilustrasi favorit?
“Aku sangat menikmati mengerjakan ilustrasi-ilustrasi di halaman awal tiap bagian. Ilustrasi favoritku adalah pembuka bagian yang menampilkan patung seekor babi hutan di sebuah bangunan, dengan burung-burung bersarang di cerobong-cerobong asap. Aku menyukainya karena itu satu-satunya ilustrasi yang langsung terasa tepat pada kesempatan pertama. Biasanya, aku mencoba empat atau lima kali untuk setiap gambar.”
Buku ini juga penuh sudut pandang yang menarik, gambar yang mengejutkan, dan berbagai perspektif.
“Ya, aku menyukai sudut pandang alternatif. Aku lelah melihat benda-benda dari level ketinggian tubuhku, dan kurasa akan menarik mengingat bagaimana rasanya menjadi anak kecil dan menampilkan sesuatu dari perspektif anak kecil. Gambar Hagrid yang tengah membungkuk karena terdesak langit-langit ruangan—yang mengisi satu halaman penuh bukunya— diperlihatkan dari perspektif Harry, yang mendongak di hadapan raksasa tersebut.
[caption caption="Ilustrasi oleh Jim Kay © Bloomsbury Publishing 2015 "]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/10/09/hp1-hagrid1-56178db9389373ec076dd89b.jpg?v=400&t=o?t=o&v=770)
Dan sekarang, setelah melalui pengerjaan yang intensif, dapatkah Kay melihat buku tersebut sebagai karya utuh dan berbangga atas hasil jerih payahnya?
“Seperti banyak ilustrator lain, aku terbiasa fokus pada hal-hal yang ingin kuubah. Namun demikian, rasanya menyenangkan melihat bukunya saat ini karena merepresentasikan sebuah pendekatan yang berbeda, dengan campuran berbagai hal, gaya dan metode; dan aku menyukainya—aku suka keseruan dari buku ini. Selain itu, ini merupakan sebuah proyek yang besar dan aku lupa apa saja yang telah kulakukan untuk proyek ini, maka ketika aku melihatnya lagi, rasanya aku dapat berujar “Wah! Banyak yang telah kulakukan, ya?”
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI