Mohon tunggu...
Bukik Setiawan
Bukik Setiawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Penulis #AnakBukanKertasKosong. Telah tersedia di toko buku kesayangan anda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mau Optimis? Berhenti Baca Koran dan TV

25 Agustus 2011   03:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:29 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhenti baca koran harian umum & TV itu bisa menyehatkan jiwa. Dugaanku, 99% halaman depan harian umum memuat persoalan. Televisi? Gak jauh beda. Ketika disimak, kita akan mengeluh, menyalahkan & ujungnya: PESIMIS! Kata @Pandji, berita buruk bikin berita baik jadi basi. Berita buruk jadi bintang utama di koran harian umum dan televisi. Satu persoalan akan meniadakan seribu inspirasi di negeri ini. Informasi yang kita dapatkan akan berpengaruh pada persepsi kita terhadap kenyataan. Banyak berita buruk yang kita baca maka kita akan mempersepsikan kenyataan cenderung buruk. Persepsi ini akan berpengaruh pada motivasi kita, menjadi bekerja apa adanya. Toh semua sudah buruk. Baca koran hari ini seluruhnya, kemudian tanyakan pada diri sendiri, bagaimana kesan terhadap Indonesia? Apa 10 kata yang melukiskan tentang Indonesia? Bila kata negatif lebih dari 5 maka kamu sudah terpengaruh oleh berita buruk koran hari ini. Mungkin terlalu ekstrim mengatakan berhenti baca koran dan TV. Tapi paling tidak ini peringatan bagi kita untuk lebih selektif, atau istilahnya @Andiana, diet koran dan TV. Bersyukurlah kita hidup di jaman globalisasi 3.0. Jaman yang memungkinkan setiap orang untuk memuat dan mempublikasikan suatu informasi. Beda dengan jaman dulu, hanya pemerintah dan perusahaan yang bisa melakukannya. Jaman globalisasi 3.0 bikin setiap orang mengunggah informasi agar bisa dibaca orang lain. Kita bisa unggah informasi mulai sepanjang 140 karakter melalui twitter kita. Kita juga bisa posting blog, unggah foto & video, terlibat pembuatan ensklopedia seperti wikipedia. Bahkan gak tanggung-tanggung, ensklopedia yang disusun oleh sukarelawan bisa mengalahkan ensklopedia Encarta yang dikerjakan tenaga profesional yang dibayar Microsoft.  Globalisasi 3.0 adalah jaman kekuatan individu dan komunitas. Apa artinya globalisasi 3.0? Kita punya kebebasan menciptakan dan memilih sumber informasi sendiri melalui media internet yang relatif gratis. Kita punya kuasa sebagai konsumen untuk memilih. Kita punya kuasa sebagai produsen untuk menciptakan berita. Sayang, kesempatan ini belum banyak dimanfaatkan. Hanya ada 4.883.228 pengguna twitter di Indonesia. Mengapa twitter? Twitter adalah jejaring informasi, media untuk mendapatkan dan menciptakan informasi. Hanya ada, 4.13.861 blog di Indonesia, dan hanya 32,67% yang diperbarui isinya dalam 3 bulan terakhir. Mengapa blog? Blog adalah media untuk mengunggah informasi untuk menjadi berita. Data lengkapnya di http://slidesha.re/lQOkr6 Apa artinya? Belum banyak yang memanfaatkan kedua media itu sebagai alternatif sumber informasi. Belum lagi berapa banyak yang memanfaatkan teknologi podcast? Walau tidak ada datanya, aku yakin jauh lebih kecil. Bagaimana memanfaatkan twitter, podcast dan blog untuk mendapatkan informasi alternatif? Penggunaan twitter sudah banyak kubahas seperti di Twitter untuk Pemula dan 7 Jurus Mengembangkan Twitter. Tinggal pinter-pinternya kita memilih untuk follow siapa. Followlah akun yang optimis seperti @GNFI dan@bukik (muahahaha narsis…..biarin) Apa itu podcast? Serangkaian informasi audio atau video dalam file mp3/4 yang disiarkan secara berkala. Paling mudah berlangganan podcast itu dengan menggunakan iTunes. Aku sendiri berlangganan 2 podcast yaitu TED.com dan BusinessWeek.com. TED.com adalah sebuah forum berbagai ide berharga dari orang-orang hebat dari berbagai penjuru dunia.Upaya memantau TED.com akan membuat kita mendapatkan ide inovatif terbaru. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Kalau hadir langsung di forumnya kita harus bayar sekian dollar, tapi untungnya ada video gratis yang bisa kita unduh dan bahkan kita bisa langganan melalui podcast. Berita baiknya, kita bisa memilih teks berbahasa Indonesia. Gimana cara langgananya? Masuk ke TED.com, terus ke kanan paling bawah. Nanti kita akan menemui tulisan Get TEDTalks via RSS Feed dan klik. Kemudian cari tulisan, Add to iTunes, begitu diklik maka video itu akan masuk dalam iTunes kita. Tinggal mau di perbarui otomatis, berkala atau manual. Langganan TED.com sebenarnya juga bisa twitter di @TEDNews atau @TEDTalks. Sumber informasi lain yang patut menjadi alternatif adalah blog. Blog menarik karena berita yang ditampilkan seringkali berasal dari sudut pandang yang berbeda dengan arus utama (mainstream). Blog adalah ruang aspirasi warga biasa alias kebanyakan kayak kita-kita ini. Banyak blog yang dikelola secara serius oleh penulisnya, seperti Inijie.com, blog kuliner,BennyChandra.com, blog musik dan Media-Ide.com, blog media sosial & brand. Berlangganan ketiga blog itu akan membuat kita mendapatkan informasi alternatif yang tidak banyak tampil di media konvensional. Blog Bukik.com sendiri akan dikelola lebih serius. Terbukti dengan adanya permintaan “Masukan untuk Bukik.com” sehingga bisa lebih sesuai dengan kebutuhan dan selera pembacanya. Gimana caranya berlangganan blog? Masuk ke blog, cari kotak yang menawarkan update blog melalui email. Contohnya di Bukik.com ada di sebelah kanan atas. Tinggal ketik email kamu dan klik pada“Daftar” dan informasi terbaru dari Bukik.com akan setia mengunjungi inbox email kamu. Gak perlu ragu langganan, semua gratis kok. Bisa langsung klik di “Daftar Sekarang”.

Perhatikan kotak kanan bawah

Ada cara atau sumber informasi alternatif lain agar kita tetap optimis? Sharing di komentar ya Klik untuk Langganan Bukik.com Melalui Email

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun