"Sersan, siapkan prajurit untuk berbaris dilapangan, hari ini akan ada penggulingan" Sang Jenderal memberikan perintah
"Siap Jenderal"
"Tunggu! Jangan lupa belikan kopi dan rokok sebatang!"
"Siap Jenderal"
(Serdadu-serdadu telah berbaris rapih di lapangan, harap-harap cemas menunggu perintah, prajurit-prajurit kebingungan, apakah ini sebuah latihan atau benar-benar keadaan yang sangat istimewa).
Prit...prit...pritttttt
Bunyi peluit pertanda kedatangan Sang Jenderal.
Siaaaaaaap.......grakkk!!! Teriakan Sersan Joni tersentak dan membahana untuk menyiapkan seluruh pasukan
Isss..tiii...rahat ditem......paaaaat.............grakkk!!!
Perrrrrhaaatian! Ini bukanlah persiapan latihan, ini adalah keadaan gawat darurat, negara dalam ke-a-da-an da...ru...rat!
Mengerti?!!! sersan kembali menegaskan
Siap!!! para prajurit serentak menjawab
Waktu dan tempat saya persilahkan untuk Jendral! Sersan Joni memberi arahan agar sang Jenderal mengambil tempat yang sudah disediakan
Per_ha_ti_an! Suara sang Jenderal yang terdengar berat dan serak namun lembut
ehem...
Saudara-saudara sekalian,
Hari ini adalah hari yang bersejarah, hari dimana sekelompok orang akan menggulingkan kepemimpinan saya, saaaiaa...ya, ka..get!!! (Suara lantang dan berapi-api dari Sang Jenderal membuat seluruh pasukan turut kaget)
Ke-na-pa...saaaiaa...ya, ka..get? Sang Jenderal Sambil mengacungkan tangan yang dialun-alunkan disejajarkan dengan wajahnya, kepalanya turut diayunkan selaras dengan nada bicaranya dan acungan tangannya)
Ka...rena sa-ya ti-dak ta-hu! Ke-na-pa saaaiaa tidak ta-huuu...u? Mau tauuuu a ja!? Sahut sang Jenderal
Siap!!! para prajurit serentak menjawab
ehem...
Saudara-saudara sekalian,
Saya se-dih?! Suara duka sang Jenderal seperti baru saja ayam peliharaanya tewas tertabrak mobil xenia, lalu memicingkan matanya sambil diusapkan dengan tangan.
Semalam saya bermimpi, bahwa negara kita akan makmur dan sejahtera. Perekonomian kita membaik, kemiskinan berkurang, korupsi telah diberantas, premanisme telah disapu ber....sih...! Suara sang Jenderal begitu syahdu dan lembut, tubuhnya seperti terguncang oleh gempa berkekuatan 5 skala richter, tangan kanannya terkepal disandarkan pada bibirnya.
ehem...
Saudara-saudara sekalian,
Kenaikan rok mini bukanlah suatu kesengajaan, kenaikan ini adalah penyesuaian standar in-ter-na-si-o-nal! Suaranya kembali lantang dan membara, suatu semangat ketika baru saja merdeka
Harga-harga masih stabil, Sa...... (kalimat sang Jenderal tiba-tiba terputus oleh suara yang sumbang)
Maaf Jenderal! Hentikan! Saya sudah tak tahan lagi!!! Suara sumbang terdengar dari barisan-barisan yang tersusun rapih.
"Rok Mini itu mahal Jenderal! Saya tak lagi sudi meminum SUSU!!!"
Suasana menjadi hening, hanya ada suara jangkrik dan katak yang enggan keluar dari sarangnya. Sang Jenderal hanya tertegun, diam seribu bahasa.
Oke..oke..oke..!!!@#$!??? Nada sang Jenderal terdengar kecewa
Lo...e - Gu...e....End!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H