Mohon tunggu...
Bukan Hantu
Bukan Hantu Mohon Tunggu... -

Manusia Biasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hacker Akui Sulit Bobol Website DPR-RI

7 Juni 2011   18:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_112666" align="aligncenter" width="250" caption="sumber foto www.google.com"][/caption]

Server Sony Corporation yang dimiliki perusahaan Jepang kembali diserang oleh hacker (peretas), yang sebelumnya para peretas telah menyerang server di Amerika Serikat (AS). Setidaknya pihak Sony Corp mengalami kerugian mencapai 3,2 miliar dollar AS. Serangan para peretas mencakup nama pengguna, password, dan nomor kartu kredit lebih dari 100 juta pengguna web tersebut.

WatchGuard dalam suatu kesempatan mengatakan saat ini aplikasi media sosial yang berbasis web rentan akan ancaman para peretas. Beberapa akibat yang merugikan bagi pemilik website yang digunakan sebagai media sosial adalah kehilangan produktivitas tenaga kerja, kehilangan data, serangan dari malware, rekayasa sosial, popularitas web menurun.

Setelah menyerang website di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Yunani, kanada, dan thailand kini para peretas "LulzSec" mulai menyerang website-website di Indonesia. Website kepolisian Republik Indonesia pun menjadi sasaran para peretas yang kini bergentayangan menyerang situs-situs poluler di Indonesia. Setelah melumpuhkan jaringan keamanan para peretas ini juga membuka dan mengambil "data vital" instansi pemilik web tersebut.

Kegilaan para peretas tak cukup sampai disitu, kali ini para peretas mencoba menyerang website DPR-RI. Setelah berhasil membobol keamanan web DPR, para peretas mencoba mengambil data "vital" web tersebut. Tak dinyana, para peretas terkejut atas data yang mereka lihat, bagaikan mimpi buruk di siang bolong para peretas kaget sekaget-kagetnya. Ternyata data yang ingin mereka curi terlalu "vital", bahkan sangat-sangat "vital". Pada akhirnya para peretas tidak menjadi mengambil data yang sangat "vital" tersebut, karena jika ketahuan, para peretas dapat dipanggil komisi V (yang salah satunya membidangi "perhubungan") untuk diminta pertanggungjawabannya. Maka dari itu para peretas "LulzSec" mengatakan (sambil berbisik) bahwa mereka tak sanggup membobol situs DPR-RI, karena takut ketahuan. Sssst...... Jangan bilang siapa-siapa yach.......

Sekian Reportase Dari Saya.

Salam Vital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun