Seperti penista rakyat itu, aku dihukum seumur hidup untuk mencintaimu
Aku hanya bisa menerima semua keputusan pengadilan cinta itu tanpa pembelaan
Kubiarkan kesedihan ini memerdekakan dirinya dengan air mata
Dan kunikmati waktu demi waktu dipenjara kebahagiaanku ini,
Entah aku tak tau apakah ajal yang akan membebaskanku?
===========
Terkadang aku membayangkan kau berdiri dibelakang jeruji
Dan aku hanya bisa terdiam ketika tubuhmu dihantam kenyataan
Dalam mimpi pun aku hanya bisa menjadi pecandu luka
Semua pelukan & ciuman kupersiapkan untuk merayakan kepedihan
Kenyataan menampar keras membangunkanku dari mimpi
=========
Sayang...
Tak bisakah kita susun kembali kebahagiaan kita, meski harus terbuat dari masa lalu dan air mata?