"DIA", LELAKI ITU…
dia,lelaki  itu
terlalu asyik berpuisi
hingga lupa atap rumahnya bocor
dia, lelaki itu
masih setia menguntai cinta
masih gigih menyulam tawa,
dan masih berusaha untuk lupa pada rasa sakitnya
dia, lelaki  itu
yang memerahkan senja
dengan pipi yang dipeluk air mata
ia lupa, dimana rumahnya
dia, lelaki itu
yang tak pernah bertanya kemana cinta bermuara,
dia, lelaki itu
menggenggam percaya
bahwa cinta selalu sampai pada tujuan'nya
meskipun tanpa peta
dia, lelaki itu
menceritakan malam
dalam kata yang tak mengenal aksara..
dia, lelaki itu
kembali bercengkrama dengan sepi
kembali bernegosiasi dengan diri sendiri
entah ia tahu atau tidak
telah lupa ia pada almanac
dia, Lelaki itu
mencoba merekatkan gelas kopi
Yang dia pecahkan dulu
dia,lelaki  itu
Berjalan pada arah tanpa arah
dia, lelaki itu
suatu ketika mengajakku
mengeja bintang membentuk kata 'rindu' ;)
dia, lelaki itu
memintaku menunggu
diantara semak duka dan belukar lara
Menggenggam patrem
Entah buat siapa...
"DIA", PEREMPUAN ITU
Dia perempuan itu
Berpuisi tentang rindunya pada sang kekasih
Diantara bait yang tak selesai
Dia perempuan itu
Duduk seorang diri ditebing kerinduan
Memandangi harapan yang kandas di dasar jurang
Dia perempuan itu
Merentangkan warastra tanda rindu
Meliukkan jeda diantara helaian  sayu
Dia perempuan itu
Menyusuri jejak lama dipasir berair rindu
Merebahkan tubuh di hamparan ombak menghabiskan waktu
Dia perempuan itu
Menunggu pagi bawakan salam dari pujangga malam
Untuk meminang embun dengan segenggam kenangan
Dia perempuan itu
Menangis lewat prisa dan seloka seloka indah
Menampungnya dalam bejana kemudian menghanyutkannya
Sehingga tiada yang tersisa
Sama sekali tiada.