Salah satu langkah awal untuk memulai suatu penulisan penelitian adalah dengan membuat BAB 1. Lazimnya, pada bab ini terdiri atas latar belakang, identifikasi masalah; pembatasan masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; dan manfaat penelitian.
Kendati terlihat sederhana, nyatanya banyak mahasiswa yang masih merasa kesulitan ketika membuat bab awal penelitian ini. Lalu, seperti apa sih langkah sederhana yang dapat memudahkan kita sebagai peneliti untuk membuat pendahuluan penelitian?
Berikut akan saya jabarkan secara sederhana langkah-langkah tersebut.
1. Buatlah terlebih dahulu identifikasi masalah
Ketika seorang mahasiswa membuat suatu naskah penelitian, biasanya mereka akan langsung membuat isi latar belakang. Padahal, langkah tersebut terkadang menyulitkan karena biasanya masalah penelitian belum diketahui. Sehingga, ada baiknya ketika membuat bab awal ini seorang peneliti melakukan identifikasi masalah.
Proses identifikasi masalah dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti studi literatur, observasi pada calon objek penelitian, atau dapat pula melakukan wawancara sederhana dengan informan apabila objek penelitian telah diketahui. Fokuskanlah ketiga cara tersebut pada masalah umum terlebih dahulu. Setelahnya, kelompokanlah masalah-masalah tersebut dan buatlah dalam suatu rangkuman atau poin-poin tertentu.
2. Jangan pernah membuat isi latar belakang dengan konsep piramida terbalik
Konsep piramida terbalik biasanya digunakan di kalangan jurnalis ketika menulis straight news atau feature. Konsep piramida terbalik menekankan pada konstruksi tulisan tersebut bahwa informasi paling penting disimpan di bagian atas dan informasi tidak penting di simpan di bagian bawah.
Lalu konsep seperti apa yang seharusnya digunakan ketika membuat isi latar belakang?
Secara sederhana, peneliti dapat menggunakan kebalikan dari konsep tersebut. Di mana, informasi pendukung seperti pengertian, fenomena, dan pendapat ahli dapat disimpan pada bagian awal. Sedangkan identifikasi masalah, penyelarasan antara masalah dan kajian penelitian terdahulu, serta urgensi penelitian dapat disimpan di bagian akhir.
Sebagai contoh, seorang peneliti akan membuat naskah penelitian berjudul "Evaluasi Pembelajaran Praktik Menggambar di SD Negeri 1 Dagelan". Maka konstruksi tulisan yang memungkinkan adalah: penjabaran mengenai praktik menggambar, konsep menggambar, masalah siswa ketika praktik menggambar, penyelarasan antara masalah penelitian dengan kajian penelitian terdahulu, dan urgensi/alasan terpenting hal tersebut harus diteliti.
3. Selalu sesuaikan antara pembatasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian
Pada dasarnya, pembatasan masalah dapat dilakukan dengan cara melihat pada identifikasi masalah dan judul penelitian. Ada baiknya, pembatasan masalah tersebut juga sesuai dengan jumlah variabel yang akan diteliti.
Sebagai contoh, seorang peneliti akan membuat suatu kajian penelitian dengan judul "Pengaruh Media dan Metode Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa". Maka, pembatasan masalahnya adalah pada media, metode, dan hasil belajar siswa.
Berikutnya adalah membuat rumusan masalah. Lazimnya, rumusan masalah dibuat sesuai dengan variabel yang terdapat pada judul. Sebagai contoh dengan judul penelitian serupa di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
a) Bagaimana pengaruh media belajar terhadap hasil belajar siswa?; b) Bagaimana pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar siswa?; c) Apakah media dan metode belajar berpengaruh secara simultan terhadap hasil belajar siswa?.
Terakhir adalah membuat tujuan penelitian. Diselaraskan dengan judul penelitian di atas, maka tujuan penelitianya adalah:
a) Untuk mengetahui pengaruh media belajar terhadap hasil belajar siswa; b) Untuk mengetahui pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar siswa; c) Untuk mengetahui apakah media dan metode belajar berpengaruh secara simultan terhadap hasil belajar siswa atau tidak.
4. Buatlah manfaat penelitian yang terdiri atas aspek praktis dan teoritis
Manfaat penelitian merupakan sub bab terakhir yang harus di buat pada pendahuluan penelitian. Umumnya, sub bab ini terdiri atas manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
Manfaat secara teoritis umumnya berupa dampak apa saja yang diharapkan timbul atas kajian penelitian tersebut. Sedangkan manfaat secara praktis umumnya berupa manfaat apa saja yang diharapkan timbul kepada peneliti atau stakeholder lain yang menjadi topik penelitian.
Teguh Perdana
Dukung saya untuk terus membuat bahasan sederhana mengenai penelitian melalui https://saweria.co/teguhperdana atau hubungi melalui surel teguhimanperdana31@gmail.com untuk konsultasi mengenai penelitian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H