Kedua. Mitos sandekala atau roh-roh halus lainya yang lebih senang bergentayangan saat magrib tiba. Tidak saja karena perubahan waktu dari siang ke malam, dari terang ke gelap, namun dari cerita yang terus berkembang.
Sebagai gambaran, mitos sandekala ini begitu populer diceritakan dari sejak saya kecil. Konon, dia akan menangkap anak kecil yang masih berkeliaran di luar saat magrib lalu di bawa ke atas pohon kelapa. Tidak hanya dibawa dan disimpan di pohon kelapa, anak itu juga akan disunat.
Dan khusus untuk mitos kedua, jelas saya tolak mentah-mentah. Saya sudah dewasa, beban sandekala saat membawa saya ke pohon kelapa akan sangat berat. Karena, bukan hanya beban berat badan yang dia tanggung, namun juga beban hidup.
Lalu untuk disunat, hal itu tidak boleh terjadi. Saya sudah disunat, dan tidak mau untuk kedua kalinya meski diberi uang ceumpal (jajan-red) yang sangat banyak. Ini prinsip, urusanya dengan masa depan.
**
Lagu nasional Rusia yang saya atur menjadi nada alarm berbunyi begitu keras. Nadanya yang khas, membangunkan saya dari mimpi indah tengah mempersunting Pevita Pearce.
Padahal di mimpi itu, Pevita tengah tersenyum dengan gigi yang indah, bibir yang basah berwarna pink merona, dan rambut yang tengah dikuncir. Begitu menawan.
Namun karena terbangun, mau tidak mau saya harus beranjak dari tempat tidur. Menuju kamar mandi, lalu kembali ke kamar untuk beribadah. Setelahnya, saya bersemangat membuka kembali jendela kesayangan. Memperhatikanya dalam-dalam dan mengelusnya pelan-pelan.
Pada kacanya yang jernih, embun-embun pagi menempel, mencair hingga ke sudut jendela. Bersamaan dengan itu, lebah-lebah penghisap nektar berdatangan mendekati bunga yang saya tanam di bawah jendela. Indah sekali, bukan main indahnya.
Banjar, 05 September 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H