Mohon tunggu...
Bujang Lapuk
Bujang Lapuk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mari Objektif Menilai "Aksi Bela Islam" dan "Aksi Tandingan"

3 Desember 2016   14:03 Diperbarui: 3 Desember 2016   15:38 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: arrahmah.com

Aksi bela Islam yang diinisasi oleh GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelisn Ulama Imdonesia) selalu dipandang sebagai aksi yang tidak konstitusional, anarkis, makar, ditunggangi kepentingan politik dan segala macam pandangan negatif lainnya. Padahal, aksi tersebut digelar tak lain dan tak bukan, hanya untuk menuntut keadilan hukum atas kasus Ahok yang saat ini sudah menyandang status “tersangka.”

Belum puas memandang negatif aksi damai bela Islam, mereka juga menggelar aksi tandingan. Pasca aksi bela Islam jilid II yang digelar pada 4 November lalu, kelompok yang selalu berteriak aksi bela Islam “ditunggapi kepentinggan politik” ini juga menggelar aksi tandingan bertajuk “Parade Bhinneka Tunggal Ika.

Maksud hati mungkin ingin mengalahkan dan memukul telak aksi bela Islam jilid II yang digelar sebelumnya. Namun yang terjadi justeru sebaliknya. Jumlah peserta Parade Bhinneka Tunggal Ika tak segemuruh, semeriah, dan seramai aksi bela Islam jilid II.

Tuduhan-tuduhan negatif yang selama ini mereka lancarkan kepada umat Islam selalu saja blunder. Tak hanya blunder, tuduhan mereka justeru berbalik dan menimpa mereka sendiri.

Salah satu contoh, pasca aksi bela Islam jilid II (411) kemarin, mereka berteriak bahwa peserta aksi dibayar. Tuduhan bayarannya pun beragam, mulai dibayar 50. 000, 100. 000, hingga Rp. 500. 000 per orang. Foto Jubir FPI Munarman  saat membagi-bagikan duit pun beredear di media sosial. Entah darimana foto itu mereka dapatkan, yang jelas foto itu sempat ramai menjadi perbincangan hangat para netizen.

Tak berselang lama, para “pendukung Ahok” yang selama ini selalu berteriak peserta aksi bela Islam dibayar dengan menunjukkan bukti foto Munarman, teriakan tersebut malah dipraktekkan oleh mereka sendiri. Terbukti, ketika parade Bhinneka Tunggal Ika, banyak beredar foto bagi-bagi duit. Tak hanya foto, rekaman video bagi-bagi duit kepada peserta parade Bhinneka Tunggal Ika juga banyak tertebaran. Bahkan, ada salah satu peserta yang ngamuk-ngamuk karena mengaku tak dibayar.

Contoh selanjutnya. Mereka termasuk para “pendukung Ahok” selalu berteriak bahwa aksi bela Islam “ditunggangi kepentingan  politik.” Tuduhan tersebut dilancarkan, ditenggarai karena dalam aksi bela Islam 411 kemarin juga diikuti oleh sejumlah politikus kenamaan tanah air seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Selain Fadli Zon dan Fahri Hamzah, mereka juga menuduh si #Pepo sebagai dalangnya. Entah darimana informasi yang mereka dapatkan, hingga mereka berani menuduh demikian.

Lagi-lagi mereka blunder. Tuduhan “ditunggangi kepentingan politik” yang selalu mereka teriakkan, justeru menimpa mereka sendiri. Jika aksi bela Islam diinisiasi oleh Habib Rizieq yang notabene non partai dan tak pernah berpolitik. Berbeda dengan aksi tandingan “Parade Bhinneka Tunggal Ika.” Acara itu justeru diinisiasi oleh tokoh sekaligus aktor politik praktis. Iya, parade Bhinneka Tunggal Ika itu digagas oleh Hasan Nasbi Batupahat. Sangat jelas dan terang benderang kemana arah dan tujuan rangkaian acara parade tersebut digelar. Hasan Nasbi adalah konsultan politik yang berasal dari Cyrus Network. Dia adalah pimpinan tertinggi dan raja dari segala raja pasukan Teman Ahok. Jadi, sekarang yang manakah aksi yang “ditunggangi kepentingan politik.” Aksi bela Islam atau Parade Bhinneka Tunggal Ika?.Silahkan simpulkan sendiri.

Selanjutnya, aksi bela Islam jilid III (212) telah berakhir. Terbukti gelaran aksi berjalan aman, tentram dan tanpa tindakan anarkis sedikitpun. Umat Islam mematuhi perjanjian yang disepakati sebelumnya. Mereka tertib, tidak merusak tanaman, tidak nyampah, dan tepat waktu. Tepat pukul 13.00, umat Islam beranjak meninggalkan lokasi aksi (Monas).

Kabar berhembus, besok, Minggu 4 Desember 2016, akan digelar aksi tandingan kembali. Aksi dengan tema kawal dan dukung pemerintahan Jokowi-JK tersebut bertajuk “ Kita Indonesia.” Semoga saja peserta aksi tidak merasakan kekecewaan kembali, sepeti halnya peserta “Parade Bhinneka Tunggal Ika” yang digelar sebelumnya.

Menurut informasi intelijen, Partai Golkar sudah mengerahkan kader, anggota, dan simpatisannya berjumlah 120.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia.

Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Tak hanya Partai Golkar, Kementerian Sosial Republik Indonesia juga telah mengintruksikan kepada jajarannya, untuk wajib mengikuti aksi yang akan digelar besok.

Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Selain itu, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia juga menginstruksikan hal yang sama dengan Kemensos RI.

Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Sumber: Twitter.com (bujang__lapuk)
Semoga aksi besok berjalan dengan lancar, aman, dan damai__

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun