Mohon tunggu...
Bujang Lapuk
Bujang Lapuk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kejamnya Pendukung Ahok Saat Menyerang MUI

24 November 2016   14:44 Diperbarui: 24 November 2016   15:01 3761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sepekan terakhir, media diramaikan dengan kabar “Sertifikasi Halal” yang selama 27 tahun terakhir dipercayakan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), kini diambil alih oleh pemerintah (Kementrian Agama).

Kabar ini justru banyak dimanfaatkan oleh sebagian oknum, sebagai ajang balas dendam di tengah maraknya kontroversi fatwa MUI atas kasus “penistaan agama Islam” yang dilakukan oleh basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Para pendukung Ahok bertebaran dan berseliweran di dunia maya. Tak hanya mengkritik dan menyerang, pendukung Ahok juga menuntut agar KPK segera mengaudit dana “Sertifikasi Halal.” MUI yang selama 27 tahun sudah berjalan.

Jika semua kritikan, serangan dan desakan para pendukung Ahok kepada KPK agar dana “Sertifikasi Halal” MUI segera diaudit, mungkin tindakan itu masih terbilang wajar dan dapat diterima oleh masyarakat, termasuk oleh pihak MUI itu sendiri.

Namun, ada satu hal yang membuat hati saya terhentak melihat prilaku para pendukung Ahok saat meluapkan emosi dan kebenciannya kepada MUI. Jika diamati, tindakan para pendukung Ahok tersebut sungguh amoral dan di luar batas kewajaran.

Tindakan di luar batas kewajaran yang saya maksud adalah, mereka mengintai hingga memasuki ruang privasi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Keluarga KH. Ma’ruf Amin juga menjadi sasaran emosi dan kebencian mereka. Mereka memposting foto pernikahan Kiyai Ma’ruf bersama sang istri di jejaring sosial dan menyebarkannya, dengan caption seolah-olah menyindir beliau karena menikahi janda muda yang usianya berbeda jauh dengan Kiyai Ma’ruf.

Tindakan ini sungguh sangat di luar batas kewajaran. Yang mereka benci adalah MUI. Yang mereka kritik adalah Fatwa MUI. Yang mereka gugat adalah dana MUI yang sebagian dihasilkan dari “Sertifikasi Halal.” Tapi yang mereka serang dan mereka hajar, malah istri KH. Ma’ruf Amin. Saya merasa heran, apa tujuan dan maksud mereka mengunggah foto istri Kiyai Ma’ruf Amin. Salah istri beliau apa? Kok sampai dibawa-bawa ke urusan yang mereka kritik.

Silahkan saja kritik MUI, jika mereka tidak terima dengan fatwanya terhadap Ahok yang telah "menista agama Islam." Silahkan saja serang, hajar, hantam, dan geruduk MUI, jika mereka tidak terima karena Ahok telah ditetapkan sebagai tersangka. Silahkan saja gugat ke KPK, jika mereka mempertanyakan dana MUI yang sebagian dihasilkan dari “Sertifikasi Halal.” Jika gugatan mereka diterima, biarkan KPK bekerja. Biarkan KPK yang menentukan, memutuskan dan menetapkan hasil auditnya terkait dana "Sertifikasi Halal" MUI tersebut. Bukan menyerang MUI dengan cara memasuki ruang privasi Kiyai Ma’ruf.

Tindakan para pendukung Ahok sangat tidak mengindahkan demokrasi di negeri ini. Aspirasi, kritikan, masukan, dan ketidak terimaan mereka terhadap MUI, disampaikan dengan cara-cara tidak bijak dan salah alamat. Orang yang tidak tahu-menahu persoalan kontroversi “fatwa MUI” dan “Sertifikasi Halal MUI,” malah kena luapan emosi dan kebencian mereka. Sungguh bencana degradasi moral telah melanda para pendukung Ahok.

Serangan para pendukung Ahok kepada Kiyai Ma’ruf, berawal dari salah satu pendukung setia Ahok Boni Hargens. Pria yang sekaligus berprofesi sebagai pengamat itu memposting foto pernikahan Kiyai Ma’ruf bersama istrinya dalam akun twitter miliknya @bonihargens.

Untung saja dia telah meminta maaf atas kekhilafannya. Tapi, jika dilihat dari pengakuannya, dia mengaku tidak sengaja mengeshare foto yang ia dapatkan dari seorang temannya yang bernama “Bithor.” Mana mungkin apa yang dia lakukan tidak sengaja mengeshare foto, dengan caption menyindir dan lumayan panjang kalimatnya. Orang yang tidak sengaja meng-klik/mengeshre di twitter itu, sudah pasti tidak akan ada caption dalam postingannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun