Mohon tunggu...
Kombes Pol. Budi Hermanto
Kombes Pol. Budi Hermanto Mohon Tunggu... Lainnya - Kapolresta Malang Kota

Akun Pribadi Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.K., M.S.i

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penghormatan Katjoeng Permadi: Napak Tilas Brimob Kenang Jasa Pahlawan Katjoeng Permadi

1 Juni 2024   09:13 Diperbarui: 1 Juni 2024   09:32 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Times Indonesia

Pada perayaan HUT ke-74 Korps Brimob Polri, Satbrimob Polda Jatim memberikan penghormatan khusus kepada Agen Polisi III Katjoeng Permadi melalui acara napak tilas di Pujon, Kabupaten Malang, pada Rabu (6/11/2019). Kegiatan ini melibatkan anggota Brimob dan TNI yang melakukan longmarch sejauh 68 kilometer, melewati sejumlah lokasi seperti Kabupaten Jombang, Desa Kemiri, Kecamatan Ngantang, dan Desa Pandesari, sebelum berakhir di Monumen Perjuangan Status Quo di Kantor Kecamatan Pujon. Acara ini berlangsung sejak 3 hingga 6 November 2019.

Wakapolda Jatim, Brigjen Djamaludin, menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bentuk penghormatan atas jasa pahlawan kepolisian, Katjoeng Permadi, yang memiliki peran penting dalam menghalau penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Untuk itu kita harus bisa mengisi kemerdekaan dengan melanjutkan pengabdian kepada masyarakat, mengedepankan pelayanan dan melindungi keamanan," kata Djamaludin, mengutip pesan yang terdapat di monumen tempat pertempuran Katjoeng Permadi: 'Coba renungkan, kematianku untuk siapa'.

Djamaludin juga memuji AKBP Budi Hermanto, Kapolres Blitar yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Batu, atas inisiatifnya dalam mengenang sejarah Katjoeng Permadi. 

"Kita harus meniru serta melanjutkan perjuangan mereka. Terima kasih Kapolres Batu yang lama sudah mengaggas hal besar ini," tambahnya. 

Usulan agar Katjoeng Permadi diakui sebagai pahlawan nasional awalnya disampaikan oleh Budi Hermanto saat menghadiri napak tilas di Pujon.

Kepala Satbrimob Polda Jatim, Kombespol I Ketut Gede Wijatmika, menyatakan bahwa semangat dan pengorbanan Katjoeng Permadi yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan sangat layak dihargai dan diteruskan. 

"Katjoeng adalah pengantin baru tapi rela berjuang untuk negara dan bangsa mengorbankan seluruh jiwa raganya. Maka kita patut menghargai dan siap meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan," ungkap Wijatmika. 

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara TNI dan Polri yang telah terjalin sejak lama, seperti yang dicontohkan oleh Katjoeng Permadi dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dalam menghadang penjajah.

Menurut AKBP Budi Hermanto, ketertarikannya pada sejarah Katjoeng Permadi bermula saat ia melihat monumen yang kurang terawat di Pujon. Setelah menelusuri sejarahnya, ia menemukan bahwa monumen tersebut menghormati seorang pahlawan kepolisian. Ia kemudian membentuk tim kerja untuk menggali lebih dalam sejarah tersebut. 

"Selain merekondisi monumen, saya melaporkan ke Polda Jatim. Setelah mendapat izin kami langsung bergerak menggandeng sejarawan, pustakawan, dan masyarakat sekitar untuk menggali informasi," jelas Budi.

Katjoeng Permadi adalah warga Pujon yang baru saja menikah ketika perang berkobar. Pada masa itu, Belanda sering bertindak kasar terhadap warga lokal. Katjoeng diberi tugas untuk menjaga garis demarkasi yang dikenal sebagai Garis Van Mook hasil perjanjian Renville. Polisi berada di garis depan, berhadapan langsung dengan wilayah Belanda di Kota Batu selama agresi Belanda ke-II.

Pada 18 Desember 1948, Belanda mengirim telegram yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi terikat dengan perjanjian Renville. Keesokan harinya, Belanda mulai bergerak maju dari Batu menuju Pujon, dipimpin oleh Kapten Bosch, dengan target Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Mendalan di Kasembon. Dalam serangan ini, pos status quo yang dijaga Katjoeng Permadi diserang oleh Belanda yang memiliki persenjataan lebih unggul. Dalam pertempuran tersebut, Katjoeng tewas setelah dadanya tertembus peluru, bersama dengan rekannya Sujadi. Mereka gugur demi mempertahankan wilayah NKRI, meninggalkan istrinya yang baru menikah dalam kesedihan mendalam.

Perayaan HUT Brimob kali ini berbeda dari biasanya yang cenderung diisi dengan perlombaan. Acara juga menampilkan drama yang mengisahkan pertempuran Katjoeng Permadi melawan Belanda, sebagai bentuk penghormatan dan pengenalan sejarah kepada generasi penerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun