Pada perayaan HUT ke-74 Korps Brimob Polri, Satbrimob Polda Jatim memberikan penghormatan khusus kepada Agen Polisi III Katjoeng Permadi melalui acara napak tilas di Pujon, Kabupaten Malang, pada Rabu (6/11/2019). Kegiatan ini melibatkan anggota Brimob dan TNI yang melakukan longmarch sejauh 68 kilometer, melewati sejumlah lokasi seperti Kabupaten Jombang, Desa Kemiri, Kecamatan Ngantang, dan Desa Pandesari, sebelum berakhir di Monumen Perjuangan Status Quo di Kantor Kecamatan Pujon. Acara ini berlangsung sejak 3 hingga 6 November 2019.
Wakapolda Jatim, Brigjen Djamaludin, menyatakan bahwa acara tersebut merupakan bentuk penghormatan atas jasa pahlawan kepolisian, Katjoeng Permadi, yang memiliki peran penting dalam menghalau penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
"Untuk itu kita harus bisa mengisi kemerdekaan dengan melanjutkan pengabdian kepada masyarakat, mengedepankan pelayanan dan melindungi keamanan," kata Djamaludin, mengutip pesan yang terdapat di monumen tempat pertempuran Katjoeng Permadi: 'Coba renungkan, kematianku untuk siapa'.
Djamaludin juga memuji AKBP Budi Hermanto, Kapolres Blitar yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Batu, atas inisiatifnya dalam mengenang sejarah Katjoeng Permadi.Â
"Kita harus meniru serta melanjutkan perjuangan mereka. Terima kasih Kapolres Batu yang lama sudah mengaggas hal besar ini," tambahnya.Â
Usulan agar Katjoeng Permadi diakui sebagai pahlawan nasional awalnya disampaikan oleh Budi Hermanto saat menghadiri napak tilas di Pujon.
Kepala Satbrimob Polda Jatim, Kombespol I Ketut Gede Wijatmika, menyatakan bahwa semangat dan pengorbanan Katjoeng Permadi yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan sangat layak dihargai dan diteruskan.Â
"Katjoeng adalah pengantin baru tapi rela berjuang untuk negara dan bangsa mengorbankan seluruh jiwa raganya. Maka kita patut menghargai dan siap meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan," ungkap Wijatmika.Â
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara TNI dan Polri yang telah terjalin sejak lama, seperti yang dicontohkan oleh Katjoeng Permadi dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dalam menghadang penjajah.
Menurut AKBP Budi Hermanto, ketertarikannya pada sejarah Katjoeng Permadi bermula saat ia melihat monumen yang kurang terawat di Pujon. Setelah menelusuri sejarahnya, ia menemukan bahwa monumen tersebut menghormati seorang pahlawan kepolisian. Ia kemudian membentuk tim kerja untuk menggali lebih dalam sejarah tersebut.Â