Pada tulisan sebelumnya, saya telah menuliskan “Tujuh Cara Jitu Meresensi Buku” mengenai bagaimana cara mudah meresensi buku. Nah, untuk bagian kedua ini, saya akan berbagi informasi bagaimana cara mempublikasikan resensi buku yang telah kita tulis untuk dikirim ke media massa.
Jauh sebelum mengirimkan karya di media massa, ada hal dasar —katakanlah etika—yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Menjadi seorang penulis harus jujur. Hal tersebut akan mencegah terjadinya plagiat. Tindakan plagiat sama artinya dengan “mencuri”. Maka, seorang penulis akan berupaya jangan sampai melakukan hal tersebut.
Cara Mengirim Resensi ke Media Massa.
Pertama, siapkan semua bahan dalam satu folder.
- Tulisan resensi itu sendiri (di bagian belakang dapat disertai biodata singkat yang mendukung);
- Format resensi bisa dituliskan pada ukuran A4, Time New Roman ukuran 12, spasi 1,5 dengan panjang kurang lebih 4000 characters with spaces. (kecuali media tertentu ada syarat lainnya);
- Pindai/scan kover buku;
- Pindai/scan halaman sejarah buku (halaman yang memuat deskripsi buku secara lengkap, biasanya terdapat nama pengarang, penerbit, tebal buku);
- Pindai atau scan atau foto identitas diri;
- Foto diri (bisa foto santai asal tidak alay);
- Nomor rekening (jika media menyediakan honor).
Kedua, buatlah pengantar surat/pos-el yang santun dan efektif (jangan bertele-tele). Tuliskan subjek pos-el: Resensi Buku.
Catatan: Jangan gunakan email yang “alay”. Ada baiknya menggunakan email yang menunjukkan nama kita.
Ketiga, kirimkan resensi ke media massa. Berdoa, kemudian ikhlaskan perjalanannya.
Keempat, catat kapan dan ke mana Anda mengirimkan resensi. Hal ini penting untuk pelacakan resensi yang telah dikirim, apakah dimuat atau tidak.
Satu Resensi untuk Satu Media
Mencari media yang mau menerbitkan itu ibarat mencarikan jodoh bagi tulisan kita. Seperti halnya Mak Comblang, kadang berhasil, kadang tidak. Kita tidak bisa mengatur atau memaksa redaktur untuk memuat tulisan kita. Biarkan tulisan kita menemukan jodohnya sendiri. Tugas penulis hanya sampai pada mengirimkan. Untuk pemuatan sudah ranah prerogatif redaktur.
Jangan menulis satu lalu pada saat bersamaan juga disebar/dikirmkan ke berbagai media. Selain menghindari pemuatan ganda, rasa-rasanya tindakan itu tidak etis. Bahkan hal tersebut dapat menjadikan seorang penulis di-blacklist. Tunggu dulu kejelasan naskah kita, jika pun nantinya ingin dikirimkan ke media lain, dapat ditarik ulang terlebih dahulu, atau menunggu selama beberapa saat atau sesuai kebijakan media yang dikirimi.