Mohon tunggu...
Yeti Islamawati
Yeti Islamawati Mohon Tunggu... Guru - Yeti Islamawati, penulis dan peresensi buku. Tulisannya dimuat di berbagai media massa.

Seorang guru yang menyukai travelling, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Tujuh Cara Jitu Meresensi Buku

25 Januari 2024   14:38 Diperbarui: 25 Januari 2024   14:48 2812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi Yeti Islamawati

Tujuh Cara Jitu Meresensi Buku

Resensi buku biasa juga disebut dengan ulasan buku. Merujuk pada KBBI V, pengertian resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Menurut saya pribadi, resensi itu layaknya ngobrolin buku dengan sudut pandang kita sendiri agar orang lain merasa tergugah atau tertantang membaca buku yang kita resensi.

Setelah membaca buku, biasanya kita mendapatkan kesan dan manfaat dari buku yang kita baca. Nah, hal ini menjadi cikal bakal resensi buku. Resensi itu diibaratkan kita cerita pada orang lain tentang buku yang dibaca. Buku ini jenisnya masuk kategori buku mana? Bercerita tentang apa? Bagus atau tidak? Sisi mana yang menarik?

Struktur resensi yang meliputi pembuka, isi/inti, dan penutup sebenarnya bersifat fleksibel. Pembuka, secara teori, bagian pembuka bisa dimulai dengan pembahasan mengenai pengarang, judul, dan penulis buku, lalu tentang garis besar isi buku. Bagian Inti, berisi pandangan penulis resensi terhadap buku yang diresensi. Sertakan kutipan-kutipan yang mendukung. Kelebihan dan kekurangan buku dituliskan pula pada bagian ini. Penutup, biasanya, berisi kesimpulan terhadap buku dan rekomendasi penulis resensi terhadap pembaca.

Bagaimana memulai menulis resensi buku? Berikut ini langkah-langkah meresensi yang selama ini saya lakukan.

Pertama, Baca Buku Sampai Tuntas

Benar-benar semua bagian buku dibaca. Tidak hanya bagian pengantar atau malah hanya baca tulisan di sampul buku! Mengapa? Yang akan kita resensi itu sebuah buku, bukan bagian dari buku. Kita akan mengulas buku tersebut secara menyeluruh yang tentu saja  membutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik terhadap isi buku secara keseluruhan.

Ketika mulai membaca, sebetulnya saat itu kita sudah dapat memulai kegiatan resensi buku. Tandai saja hal-hal yang menurut kita penting, menarik, atau bersifat khas. Cara praktis, sediakan pembatas buku yang banyak atau dapat juga menggunakan stabilo. 

Selesai Membaca Buku Segera Tulis Resensinya. Jangan ditunda-tunda menulis resensi selesa membaca buku agar feel kita terhadap buku tetap terjaga. Resensi pun menggunakan kalimat-kalimat yang khas.

Kedua, Tuliskan Identitas Buku

Identitas buku meliputi judul, penulis, penerbit, tebal buku, tahun penerbitan. 

Judul             : The Heir

Penulis          : Kiera Cass

Penerbit        : Bentang Belia

Cetakan        : Pertama, April 2018

Tebal            : vi + 366 halaman

ISBN             : 978-602-430-270-2

Identitas buku dapat diambil dari halaman sejarah.

Sumber: Dikumen Pribadi Yeti Islamawati
Sumber: Dikumen Pribadi Yeti Islamawati

Ketiga, Tuliskan isi buku

Dalam menuliskan isi buku ini dapat dimulai dari gambaran umum sebuah buku, baru diikuti sinopsis/ ringkasan buku. Pada buku fiksi, tuliskan sinopsis cerita. Adapun, pada buku nonfiksi tuliskan ringkasan isi buku.

Kalimat pembuka resensi ini kalau di sebuah berita merupakan lead. Usahakan bahasa yang digunakan “nendang”. Misalnya:

  • Kehidupan orang-orang Melayu rupanya tak habis-habisnya mengilhami Andrea Hirata;
  • Buku... karya... yang terbit pada... dengan tebal... halaman ini membahas tentang….;
  • Buku ini memberikan informasi secara detail tentang…

Tak ada salahnya dimulai dari kutipan kalimat dalam buku yang mengesankan. Misalnya:

  • “Gadis aneh, kalau kau pikir kau sendiri di dunia ini, kau salah. Ayo ikut aku. Nanti akan kujelaskan kenapa kau bisa berbeda dari kebanyakan orang di sekitarmu.” (novel Tangan Ayana halaman 17.

Selain itu, latar belakang penulis pun dapat dituliskan. Coba perhatikan yang berikut ini.

  • Setelah lama tidak terlihat, Andrea Hirata muncul lagi dengan novel barunya yang berjudul…
  • Siapa yang tak kenal dengan Tere Liye?

 

Keempat, Mulai Membedah Buku

Ambil beberapa kalimat dari buku yang dibaca secara proporsional, kemudian sertakan halamannya.

Dalam meresensi juga boleh mengambil cuplikan dari buku lain sebagai bahan. Justru resensi bisa lebih "kaya" dan lebih menukik. Sebagai contoh, saat saya meresensi novel Seumpama Matahari karya Arafat Nur, saya sempat menyebut karya pengarang lain. Arafat menyebutkan latar hutan dengan sangat detail. Hal tersebut mengingatkan saya pada novel Harimau! Harimau! karya Mochtar Lubis. Intinya, tuliskan hal-hal yang membuat pembaca ingin membaca buku tersebut.

Merensi buku berbeda dengan merangkum buku. Terlebih, dalam meresensi tidak harus urut dalam menceritakan persis urutan buku. Sebagai langkah awal, perlu dipahami dulu dulu bahwa resensi itu ulasan kita atas buku. Namanya menilai akan ada plus minusnya.

Dalam menulis resensi tidak harus runtut sesuai buku aslinya. Boleh secara berliku-liku. Salah satunya dengan memegang titik pijak. Apa yang akan disoroti oleh peresensi. Tidak ada aturan baku yang mengatakan resensi harus urut. Adapun untuk kalimat tidak harus plek bukunya, kecuali bagian yang kita kutip dari buku aslinya.

Resensi itu membicarakan buku secara keseluruhan, bukan ringkasan per bab buku. Resensi inti dari keseluruhan buku, sehingga tidak setiap bab harus terwakili. Sebagai contoh, pada buku Teach Like Finland itu ada 33 kiat mengajar ala Finlandia. Saya mengambil saja beberapa bagian sebagai bahan resensi buku.

Nah, dalam meresensi tidak harus menyebutkan semua isi buku. Jika masing-masing buku dipaparkan secara gambling dan komplet, maka di mana nanti letak keterkejutan bagi pembacanya? Sebuah buku yang tidak menimbulkan rasa penasaran dan keinginan untuk membaca lebih lanjut, bisa-bisa banyak pembaca memutuskan hanya mencukupkan membaca resensinya saja. Untuk itu, ending cerita jangan diberitahukan secara detail. “Kasihan” penulisnya jika kejutannya sudah disampaikan. Pembaca juga akan berkurang antusiasnya. Bahasa resensi bisa dibuat menggantung agar pembaca penasaran.

Temukan kata-kata mutiara dalam buku yang dibaca untuk dicantumkan di resensi yang kita tulis. Catatlah kata-kata mutiara yang ada dalam buku. Sebagai contoh, berikut saya tuliskan kata-kata mutiara yang mneurut saya berkesan dan saya cantumkan di naskah resensi.

“Cinta seumpama matahari. Ia tidak pernah mengharapkan cahaya dari bumi. Tapi, ia selalu memberikan cahaya bagi bumi. Biarpun bumi tidak merasakan cahayanya.” (Novel Seumpama Matahari, halaman 92)

“Pada waktunya, semua orang akan bahagia dengan jalannya sendiri-sendiri. Tinggal kita mau mengambil langkahnya atau tidak.” (Novel Angan Senja dan Senyum Pagi, halaman 200)

“Sometimes we get lost, some times we feel good, sometimes not. That’s the journey of life. Our roots must be stronger until you end up to be like a banyan tree, strong and shady with plenty of leaves, confident but humble.” (Buku Kamus Rasa Sarah Diorita, halaman 4)

Jadi, bagian isi resensi berupa ulasan buku secara menyeluruh. Termasuk di dalamnya pembahasan mengenai pengarang dan rekomendasi penulis terhadap pembaca.

Kelima, Berilah Penilaian

Cara memberi penilaian dengan menyampaikan kelebihan dan kekurangan buku. Kelebihan dan kekurangan disampaikan secara proporsional.

Contoh kalimat kelebihan buku:

  • Novel ini disajikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
  • Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah hidup tokoh, terutama tentang mimpi masa depan.
  • Novel ini menggunakan alur campuran sehingga tidak membosankan.
  • Tulislah kekurangan buku dengan cara yang santun dan dimaksudkan untuk membangun.

Contoh kalimat kekurangan buku

  • Terlepas ada beberapa kata yang luput dari ejaan, buku ini tetap menarik untuk dibaca.
  • Jika saja sampul buku ini dilengkapi dengan latar belakang pasti sempurna sekali.
  • Tidak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan buku ini. Ada sedikit kelemahan yang menyertai....
  • Ceritanya cukup bagus. Hanya saja, sayang kehidupan tokoh kurang diceritakan secara maksimal sehingga keutuhan cerita kurang begitu terasa oleh pembaca.

Tulisan dalam resensi itu bersifat subjektif. Pendapat kita atas buku yang telah dibaca belum tentu sama dengan orang lain. Pandangan masing-masing orang berbeda. Satu peresensi dengan peresensi yang lain sangat mungkin berbeda dalam memberikan nilai terhadap buku yang dibacanya. Pengetahuan dan latar belakang peresensi tentu saja berpengaruh.

Keenam, Buatlah Simpulan

Simpulan berupa kalimat penutup resensi. Dapat pula berisi kalimat simpulan dan penegasan.

Sebuah buku yang mengajarkan banyak hal yang dapat dicontoh.

Sangat direkomendasikan bagi.... Yang ingin....

Selamat mereguk lautan hikmah di dalam buku tersebut.

Ditegaskan dalam novel ini bahwa perlu kegigihan dalam meraih mimpi

Ketujuh, Tuliskan Judul yang Menarik, Lalu Suntinglah

Bagaimana cara menentukan judul resensi? Yang perlu kita pahami bersama bahwa judul resensi itu bukan judul buku. Judul resensi boleh-boleh saja mengunakan judul yang sama dengan buku. Namun, pengalaman saya, kebanyakan mengambil judul yang berbeda dengan judul buku.

  • Judul sebaiknya menimbulkan rasa penasaran: “Kiat Menemukan Passion Diri”. Judul tersebut merupakan judul resensi saya untuk buku The Power of Personality Development.
  • Buatlah judul yang menggelitik, yang memungkinkan dilirik redaktur. Misalnya saja, dengan  mengambil kalimat yang sedikit “heboh”: “Ketika Guru menjadi Rockstar” Judul tersebut merupakan judul resensi saya untuk buku Rockstar Tecaher.

 

Terakhir, Untuk identitas peresensi saya sarankan menggunakan nama asli. Media tertentu bahkan mengharuskan Anda mencantumkan nama asli. Kemudian bisa cantumkan pendidikan terakhir. Anda dapat pula mencantumkan organisasi yang diikuti atau kiprah yang digeluti. Misalnya, penggiat literasi sekolah, penggerak perpustakaan desa, dan sebagainya.

Selesai menulis resensi, tulisan kita perlu kita endapkan terlebih dahulu selama beberapa saat sebelum mulai menyunting. Cek lagi kelengkapan resensi meliputi judul resensi, identitas buku, isi resensi sesuai dengan strukturnya, serta nama peresensi.

Tunggu apalagi? Segera ambil buku lalu mneulislah resensinya.

 

Contoh resensi buku salah satunya dapat dilihat di tautan berkut. https://yetiislamawati.blogspot.com/2021/11/resensi-buku-orang-orang-biasa.html

Bagaimana mempublikaiskan resensi buku ke media massa? Bersambung ke tulisan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun