(Perjalanan ini lebih banyak menuliskan tentang Lombok karena merupakan tujuan utama)
Syarat utama bacpakeran adalah jangan malas mencari informasi. Berbagai informasi yang terhimpun ini akan dijadikan pijakan dalam menyusun itinerary perjalanan.
Percayalah, beberapa pertanyaan akan muncul di benak ketika menyusun rencana perjalanan. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut.
- Berapa budget ke Lombok?
- Adakah moda alternatif selain naik pesawat?
- Jika naik kapal, mulai dari pelabuhan mana dan turun mana?
- Bagaimana cara membeli tiket kapal?
- Berapa lama perjalanan menuju Lombok dengan naik kapal?
- Bagaimana dengan harga makanan di Lombok?
- Tempat mana saja tempat rekomendasi untuk dikunjungi?
- Bagaimana cara menuju Gili Trawangan?
- Jam berapa saja kapal beroperasi?
- Seperti apa kapal yang digunakan untuk ke Gili Trawangan?
- Moda apa yang digunakan untuk eksplore Lombok?
- Bagaimana melanjutkan trip dari Lombok ke Bali?
Dan tentu saja masih banyak pertanyaan yang lainnya.
Beberapa pertanyaan tersebut kemudian saya carikan jawabannya melalui bertanya kepada teman yang domisili di Lombok dan Bali, membaca informasi dari internet, melihat Youtube, termasuk juga melihat di Tiktok. Poin utama dan kata kunci dicatat. Â
Saya termasuk tipe orang yang menghabiskan banyak waktu untuk menyusun itinerary. Bagi saya, melakukannya menjadi kesenangan tersendiri. Selain asyik, saya semakin mendapatkan gambaran mendekati konkret dan rinci. Saya bahkan merasa bahwa menyusun rencana perjalanan sebagai separuh perjalanan itu sendiri. Â Memang, kesemuanya itu memerlukan effort tersendiri. Untuk melengkapi informasi, saya bahkan membeli peta Lombok dan menge-print peta wisata di Lombok.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya
Perjalanan dari Yogyakarta menuju Surabaya, naik Kereta Sancaka. Kereta berangkat dari Yogyakarta (Stasiun Tugu) pukul 11.30 WIB sampai Surabaya (Stasiun Gubeng) pukul 15.30 WIB.  Harga tiket kereta ini Rp255.000,00. Setelah melakukan salat jamak takhir zuhur dan asar, saya naik ojek online menuju Pelabuhan Tanjung Perak. Saya memang bersegera menuju pelabuhan saja, karena untuk jaga-jaga kalau Surabaya akan macet di sore hari.
Cara pesan ojek online, di stasiun sama halnya dengan di bandara, yaitu mendekati saja titik ojek online, klik bagian pemesanan instan. Tunjukkan nomor verifikasi kepada petugasnya. Nanti jika sudah ada driver-nya, nomor kita akan ditanyakan kembali oleh pengemudi untuk dimasukkan ke aplikasi driver ojek online. Biaya ojek online dari Stasiun Gubeng menuju Pelabuhan Tanjung Perak Rp75.000,00.
Perjalanan lancar, hanya macet di beberapa titik, itu pun tidak lama. Sampai pelabuhan hari masih sore. Rencananya akan mengunjungi North Quay untuk makan sore di lantai paling atas sambal menunggu sunset. Sepertinya syahdu.
Namun, yang terjadi tidaklah demikian. Ternyata, tempat boarding Kapal Kirana VII berada di Ruang Tunggu Kapal Roro, sedikit jauh dari North Quay. Jadi, saya langsung menuju ruang tunggu Kapal Roro. Beruntung, saat itu senja turun dan mendapatkan pemandangan yang indah.
Begitu masuk ruang tunggu, ternyata belum saatnya boarding. Saya pun lalu makan sore di pelabuhan (karena menurut prediksi saya, baru besok pagi mendapatkan jatah makan dari Kapal Kirana VII, dan ini terbukti nanti). Oya, sambil menunggu jadwal boarding, bisa sambil mengisi baterai HP menggunakan fasilitas yang tersedia, sementara itu untuk toilet gratis.
Begitu boarding dibuka, tunjukkan e-tiket dan KTP/KIA. Nanti akan diganti dengan tiket cetakan dan gelang yang akan dikenakan selama di kapal. Gelang ini menunjukkan informasi kursi/kamar. Penumpang diminta duduk lagi sampai kapal merapat dan dipersilakan naik ke Kapal Kirana VII.
Serunya Naik Kapal
Sebetulnya, naik kapal bukan sekadar perjalanan menuju liburan, justru saat naik kapal ini sudah termasuk liburannya. Terlebih, di dalam kapal terasa tenang, hampir tidak terasa gelombang lautnya. Selain menikmati indahnya luasnya lautan lepas, penumpang kapal juga akan menyaksikan banyak pemandangan. Â Jadi, jangan lewatkan, pemandangan dari Kapal Kirana VII berikut, ya.
- Patung Jalesveva Jayamahe, yaitu patung monumen kebanggaan TNI Angkatan Laut di Armada Timur Ujung.
- Jembatan Suramadu. Jembatan Penghubung Surabaya dan Madura sepanjang 5,4 kilometer di Selat Madura. Kapal Kirana VII akan melewati bawah Jembatan Suramadu
- Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur yang bisa dilihat dari dek kapal.
- Gunung Baluran/Ijen berketinggian 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung berapi aktif itu terletak di antara Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur.
- Memasuki Perairan Bali, kalau beruntung akan melihat lumba-lumba di Pantai Lovina
- Gunung Agung, gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.142 mdpl
Jangan khawatir akan ketinggalan pemandangan-pemandangan tersebut karena akan diinformasikan oleh kru Kapal Kirana VII melalui pelantang suara.
Selama di kapal, azan akan berkumandang setiap jadwal salat. Penumpang dipersilakan salat berjamaah di musala kapal. Oya, dari jendela musala terlihat lautan menambah suasana semakin tenang.
Untuk outfit, gunakan baju senyaman mungkin. Kalau ingin ke geladak, bisa mengenakan tambahan jaket karena angin cukup kencang. Jangan lupa gunakan sunblock dan kenakan topi jika ingin di geladak saat siang hari matahari bersinar terik.
Untuk alas kaki, lebih nyaman mengenakan sandal jepit. Secara, di kapal kita akan menghabiskan rute kira-kira begini: tempat tidur, toilet, kafetaria, geladak, dan musala. Ada juga area playground dan kursi jemur di geladak.
Sebagai informasi, pemesanan tiket gunakan aplikasi DLU Ferry yang bisa di-instal di HP. Pilih asal dan tujuan pelabuhan dengan cermat. Nanti akan muncul tiga jenis kamar, yaitu VIP, Ekonomi Tidur, dan Ekonomi Duduk.
Saya memilih ekonomi tidur, rencananya akan upgrade ke VIP karena ketika pesan tiket di aplikasi tidak muncul VIP. Saya pun telepon DLU Ferry di Tanjung Perak dan dijawab bisa upgrade kelas ketika sudah berada di kapal, dengan catatan selama masih tersedia kelas yang dituju. Untuk tiket kelas ekonomi tidur harganya Rp231.125,00 udah termasuk boarding pass.
Saya tidak dapat menceritakan kondisi kapal VIP karena saya tidak berhak masuk dengan tiket yang saya miliki, silakan browsing sendiri, ya. Begitu pula dengan ekonomi duduk. Saya hanya melihat sepintas. Kursi bisa disandarkan sehingga cukup nyaman untuk tidur. Selain itu, ada live music sepanjang perjalanan pada jam-jam tertentu. Karena saya tipe orang yang suka ketenangan, sudah pasti tidak akan mengambil kelas ekonomi duduk karena alasan tersebut.
Kelas ekonomi tidur terdiri dari deretan ranjang tingkat yang saling menyatu. Di bagian kepala, ada pembatas sehingga cukup nyaman. Tersedia colokan charger HP, hanya saja ada beberapa yang tidak berfungsi dengan baik. Saya mendapatkan ranjang yang dekat dengan jendela, jadi mudah saja melihat pemandangan sepanjang perjalanan. Kapal Kirana VII menyediakan makanan besar secara gratis dua kali. Makanan yang disajikan pun standar katering, bukan masakan yang asal matang. Rasanya enak, porsi juga pas.
Sebagai catatan kapal Kirana VII tidak menyediakan air panas gratis. Tapi kita bisa membeli di kafetarian kapal dengan harga seikhlasnya. Terdapat 2 kafetaria yaitu di lantai 3 dan lantai 2 dengan harga yang cukup terjangkau. Untuk paket nasi ayam harganya sekitar Rp20.000,00 , air minum kemasan 250 ml harganya Rp7.000,00. Ada juga kopi, teh, popmie dll.
Kapal berlabuh di Pelabuhan Lembar, Lombok, kisaran pukul 17.00 WITA setelah menempuh kurang lebih 20 jam.
Assalamualaikum, Lombok!
Saya memang berencana ekplore Lombok menggunakan sepeda motor. Untuk itu jauh-jauh sebelum berangkat, sudah membereskan urusan sewa motor ini. Berdasarkan kesepakatan, motor diantar ke Pelabuhan Lembar dengan tambahan ongkos antar jemput. Penghitungan harga sewa motor saya sebagai berikut.
New Scoopy selama 2 hari @ Rp85.000,00 = Rp170.000,00
Biaya pengantaran motor ke Pelabuhan motor ke Lembar Rp60.000,00
Biaya penjemputan motor ke Pelabuhan motor ke Lembar Rp60.000,00
Sebagai tanda jadi, diminta transfer uang muka. Saya memberikan uang muka Rp100.000,00.
Untuk sewa motor ini dapat menghubungi Lisa Lombok Pirates. Nomor WA-nya +62 878-6689-9763. Insya Allah, sat set dan amanah. Motor juga dalam kondisi baik dan bensin sudah terisi.
Setelah mendapatkan motor, segera menuju Lombok Vaganza Hotel & Convention yang terletak di Kota Mataram untuk menghabiskan malam pertama di Lombok.
Hotelnya sangat recomended. Hotel tersebut milik sekolah pariwisata. Proses check in mudah dan cepat, lobi hotel cukup luas dengan kursi empuk yang nyaman dan bagus. Untuk parkiran juga luas dan mudah aksesnya menuju jalan raya. Kamarnya luas, bersih, AC dingin, ranjang empuk, toilet berfungsi dengan baik dan air mengalir dengan deras! Disediakan peralatan mandi: handuk dan sabun mandi merangkap sampo (minus sikat gigi dan pasta gigi). Tamu dapat membuat minuman panas atau dingin karena tersedia heater air dan kulkas kecil plus kopi, teh, gula, dan krimer. Overall, hotelnya nyaman banget. Saya memesan melalui apliasi tiket.com dengan harga Rp302.000,00 untuk Superior Room. Ketika check in membayar deposit Rp50.000,00. Nantinya akan ada tanda terima deposit dan uang akan dikembalikan ketika check out.
Saya tidak mau dong hanya menghabiskan malam di hotel saja. Setelah beres-beres dan membersihkan badan, siap hunting makan malam. Ketika perjalanan menuju hotel tadi saya melihat warung yang jual ikan bakar di kiri kanan jalan, kelihatan wangi dan enak. Tujuan saya pun ke situ. Ternyata tidak menyediakan makan di tempat. Hasil nego-nego, akhirnya dapat makan di tempat. Duduk di gardu, sambal minum es campur yang manis dan segar. Harga makan cukup bersahabat dengan kantong. Paket ikan bakar dengan nasi untuk berempat dan 1 air minum kemasan 250 ml Rp92.000,00, sementara itu, harga es campur Rp5.000,00 ribu per gelas. Saya pun makan dengan lahap sampai kenyang.Â
Sebelum kembali ke hotel, isi bensin motor dulu agar besok pagi bisa langsung tancap gass poll ekplore Lombok. Harga bensin sama dengan di Jawa.
Oya, tambahan catatan, selama eksplore Lombok, siapkan uang tunai karena tidak semua pembayaran bisa dengan QRIS/menggesek ATM.
Pantai Pink 1 Lombok
Pantai Pink 1 ini nama lainnya Pantai Tangsi. Letak pantai ini sekitar 80 km dari Kota Mataram. Perjalanan yang cukup jauh tetapi mudah aksesnya. Untuk berangkat ke sana, saya melewati by Pass yang bisa dikatakan tidak ada lampu merah! Jalanan juga mulus aspal. Mulai menuju Pantai Pink sampai pos tiket, merupakan jalan aspal yang agak sempat dan ada yang berlubang. Namun, secara keseluruhan jalannya sudah bagus. Sepanjang perjalanan disuguhkan bukit-bukit indah yang memanjakan mata.
Benarlah hasil baca saya bahwa sekitar Pantai Pink hanya ada satu buah penginapan saja. Karena kondisi panas, sebaiknya membawa air minum yang banyak. Beberapa warung dapat ditemukan di kanan kiri jalan, meski tidak banyak. Â Kalau saya sendiri, dalam perjalanan menuju Pantai Pink, ketika masih di by Pass membeli nasi bungkus khas Lombok yang dibungkus kertas minyak dengan bentuk kerucut. Harga per bungkusnya Rp10.000,00.
Masuk ke Pantai Pink hanya dikenakan tiket 7.500 rupiah plus parkir jadi 10.000 rupiah.
Hari sudah mulai terik sehingga saya tidak berlama-lama. Masih satu tujuan lagi di Lombok Timur ini, yaitu Pantai Pink 2
Pantai Pink 2 alias Pantai Segui
Tidak ada tulisan Pantai Pink 2, adanya Pantai Segui. Namun, penduduk setempat menyebut Pantai Pink 2. Kalau dari arah Mataram letaknya sebelum Pantai Pink 1. Disarankan sebelum ke Pantai Pink 1 lebih baik ke Pantai Pink 2 terlebih dahulu. Jarak Pantai Pink 1 ke Pantai Pink 2 tidak begitu jauh. Hanya saja, jalan menuju Pantai Pink 2 menguji kesabaran. Seperti menuju hutan, sempit tapi bisa dilalui mobil, berliku, juga berkerikil. Mungkin kalau hujan licin. Sepertinya dulu sempat diaspal lalu rusak dan lepas aspalnya menyisakan kerikil.
Meskipun demikian, kesulitan itu akan terbayar tunai saat melihat Pantai Pink 2 yang eksotis. Bagaikan serpihan surga di Lombok Timur.
Ombak yang tenang berpadu dengan Warna laut bergradasi tosca, biru berpadu dengan pasir berwarna pink muda tenang, warna pasir dan laut bergradasi indah akan membuat kita terhipnotis oleh keindahannya. Di sini cocok untuk mandi dan berenang di pantai bersama anak-anak.
Bisa dikatakan pantai yang masih perawan. Terpantau tidak begitu banyak yang berkunjung. Mungkin karena jalan menuju ke sana butuh effort yang sangat tidak halus, berkerikil, dan bekas aspal rusak. Belum banyak tersedia akomodasi. Ada satu dua warung berjualan makanan ringan dan minuman. Toilet ada, tetapi kondisi terbatas.
Seharusnya saya datang lebih pagi sehingga tidak terasa panas matahari yang mulai memanggang.
Tiket masuk ke Pantai Segui (Pantai Pink 2) sama dengan Pantai Pink 1, yaitu 7.500 rupiah.
Ketika akan mengunjungi Pantai Pink 1 dan Pantai Pink 2, ingat dan ketahuilah pantai ini jauh dari Kota Mataram. Jangan ketukar antara kedua pantai tersebut, ya. Sebenarnya yang ada dalam bayangan saya, saat menuju Pantai Pink adalah Pantai Pink 2. Namun, saya belum tahu perbedaan kedua pantai tersebut. Baik view pantai maupun letaknya.
Pink Beach itulah tertulis di Google Maps. Kalau ingin langsung ke Pantai Pink 2, ketik saja Pantai Segui. Keduanya sama-sama bagus tentunya.
Saat kembali ke Kota Mataram (mampir ke hotel untuk ambil tas dan check out (saya check out melebihi batas waktu, sehingga saat pagi akan meninggalkan hotel saya sudah berpesan pada resepsionis, kalau sampai pukul 12.00 WITA saya belum balik, silakan carrier saya dikeluarkan dari kamar).
Pulang dari Pantai Pink, saya melalui jalur yang berbeda dari berangkat. Lebih dekat, tetapi lebih lama karena melewati pemukiman penduduk. Jadi, kami lewat Lombok Tengah.
Menuju Gili Trawangan via Pelabuhan Bangsal
Dari Mataram ke Pelabuhan Bangsal disarankan setting Google Maps ke arah Senggigi. Apabila dari Kota Mataram kita setting Google Maps ke Pelabuhan Bangsal nanti akan diarahkan bukan ke jalan utama (ditandai dengan marka warna kuning). Saya diarahkan ke jalanan yang seperti hutan. Jalanan cukup ektrem, naik turun, berkelok, agak gelap juga ada banyak monyet. Jalan ini memutar. Kelebihannya, aroma durian sepanjang jalan. Rupanya itulah Puncak Pusuk, pusat durian. Sejujurnya ingin mampir menikmati durian, tetapi terkalahkan oleh rasa khawatir kehabisan tiket kapal menuju Giri Trawangan, maklum sudah sore. Kalau hasil browsing, kapal beroperasi sampai pukul 17.00 WITA. Saya tak mau ambil risiko mengingat kami sudah memesan penginapan di Gili Trawangan.
Jadi, untuk menuju Giri Trawangan melalui Pelabuhan bangsal (Lombok Utara). Harga tiket kapal menuju Gili Trawangan, per orang Rp23.000,00.
Â
Bermalam di Gili Trawangan
Berbagai aktivitas bisa dilakukan di Gili Trawagan: renang, snorkling, berjemur, berburu aneka jenis kerang (tidak untuk dibawa pulang, hanya untuk dikumpulkan dan difoto), melihat kapal yang lalu lalang, berjalan di pinggir pantai, atau duduk menjeplak di pasir putih. Semuanya menyenangkan.
Bersyukur sekali saat saya di sana melihat pelangi. Malamnya melihat bulan purnama yang menyepuh air laut.
Kondisi lelah membuat saya tidak memilih kuliner. Hanya membeli makan malam di warung dekat penginapan, makan malam rasa Jawa. Harga cukup terjangkau, untuk makan dan minum per orang kisaran Rp30.000,00.
Oya, penginapan saya Vacation Gili Inn. Tidak berada di bibir pantai, perlu berjalan beberapa saat ke bagian tengan pulau. Untuk semalam, saya mendapatkan harga Rp185.500,00, melalui aplikasi tiket.com. Ketika check in tanpa perlu membayar deposit. Fasilitas yang tersedia cukup memadahi walau tidak selengkap hotel. Hanya disediakan handuk saja. Kondisi kamar cukup lebar, terang, juga bersih. Terdapat teras yang dilengkapi dengan meja dan kursi. Terdapat juga jemuran dari aluminium (mungkin memang diperuntukkan untuk menjemur baju yang basah karena bermain air di pantai).
Kalau mau benar-benar ekplore Gili Trawangan, saya sarankan menyewa sepeda. Sepeda bisa disewa dengan harga Rp50.000,00 sampai dengan Rp70.000,00 per sepeda. Namun, jika tidak, jalan kaki pun tak kalah asyik. Apalagi bagi saya yang memang suka jalan kaki.
Karena saya menginap, benar-benar bisa puas bermain di pantai. Paginya saya pun ke pantai lagi berburu sunrise.
Indahnya Jalur pelabuhan Bangsal ke Senggigi
Dari Pelabuhan Bangsal kami keluar lurus. Sampai perempatan ambil kanan arah Senggigi. Jalan arah Senggigi halus dan lebar tetapi cukup ekstrem. Â Sepanjang jalan dari Pelabuhan Bangsal ke Senggigi, indahnya tak terkira. Sepanjang mata memandang warna tampak warna laut biru bergradasi. Tebing-tebing yang curam seolah menjadi pagar. Pemandangan ini mengingatkan saya saat melewati Tapak Tuan, Aceh. Selesai jalur Senggigi, kita akan sampai di Kota Tua Ampenan.
Hari sudah siang, sementara saya masih ingin mengunjungi beberapa tempat, maka harus mengisi amunisi. Pilihannya jatuh pada ikan lagi! Selain memang dasarnya suka ikan, mumpung di sana banyak olahan seafood yang masih segar. Untuk makan dan minum es kelapa muda, per orang kisaran Rp30.000,00
Perjalanan ke Desa Sukarara
Saya tidak mempunyai banyak gambaran ketika akan mengunjungi Desa Sukarara. Hanya berbekal Google Maps menuju ke sana. Yang ada dalam bayangan saya, mungkin ada semacam tempat jualan hasil kerajinan. Namun, takdir menuntun saya ke rumah Ibu Ririn. Salah satu pengrajin tenun tradisional. Dari beliau banyak hal yang saya dapatkan, antara lain keramahtamahan, ketulusan, dan kesyukuran.
Ibu Ririn mempunyai beberapa stok tenun. Dalam waktu dekat juga akan mengirimkan tenun ke Hongkong.
Dengan ramahnya Bu Ririn bercerita banyak tentang tenun. Dikenalkan juga berbagai jenis tenun, yang sayangnya, saya tidak sempat mencatat. Bu Ririn memakaikan kain khas Lombok, pakaian adat Sasak, kepada anak perempuan saya. Diminta juga praktik menenun. Dijelaskan berbagai hal yang menurut saya: proses menenun itu memerlukan kesabaran ekstra.
Megahnya Sirkuit Mandalika
Siapa yang tak kenal Sirkuit Mandalika? Awalnya saya ingin melihat Sirkuit Mandalika dari Bukit Seger. Namun, ternyata agak bingung dengan arahan dari Google Maps. Saya malah sampai di pintu masuk Pantai Tanjung Aan. Karena hari sudah menjelang sore, dan harus segera menuju Pelabuhan Lembar, maka saya putuskan untuk menuju Gate masuk Sirkuit Mandalika. Pertimbangan lain kenapa tidak ke Pantai Tanjung Aan karena sudah banyak wisata air yang didatangi!
Depan Sirkuit Mandalika terdapat masjid yang cukup besar dengan halaman luas. Saya ke sana untuk melaksanakan salat jamak takhir Zuhur dan asar. Selesai salat, Â segera menuju ikon Sirkuit Mandalika dan berfoto di sana. Ada banyak penjual suvenir Lombok di sana, misalnya kaus, kain tenun, gelang, topi, dan lain-lain. Masuk ke lokasi Sirkuit Mandalikan tidak dikenakan tiket alias gratis.
Mampir Makan Masakan Ayam Taliwang yang Aduh, Lezatnya!
Hari semakin mulai gelap karena memasuki sore dan mendung. Saya pun bersegera naik motor lagi untuk menuju Pelabuhan Lembar. Sepanjang perjalanan saya berharap menemukan rumah makan Ayam Taliwang khas Lombok. Akhirnya, dapat warung makan dengan tulisan besar: Â Warung Taliwang Rizqia yang berada di sebelah kanan jalan sebelum memasuki Pelabuhan Lembar. Â Harga satu porsi ayam taliwang dan minum, per orang Rp35.000,00.
Sampai Jumpa Lombok, Pulau Seribu Masjid
Saya yakin perlu watu berhari-hari untuk eksplore semua Keindahan Lombok. Â Jalan di Lombok, by Pass, mulus beraspal. Hampir dapat dikatakan tak ada lampu merahnya. Oya, selama eksplore Lombok, biaya bensin kurang lebih Rp75.000,00. Â Adapun untuk harga bensin sama dengan harga di Jawa.
Naik kapal dari Lombok (Pelabuhan Lembar) ke Bali (Padang Bai)
Melalui banyak pertimbangan, salah satunya pertimbangan anak-anak saya yang menginginkan mampir ke Bali. Juga pertimbangan lain bahwa perbandingan antara harga tiket pesawat Lombok ke Yogyakarta dan Bali ke Lombok cukuplah banyak. Harga tiket pesawat dari Bandara Praya, Lombok sampai ke Yogyakarta Internasional Airport kisaran 1,3 juta rupiah per orang. Sementara dari Bandara Ngurai Rai ke Bandara Yogyakarta Internasional Airport cukup merogoh kocek Rp653.000,00. Lagi-lagi menggunakan aplikasi tiket.com. Wow, selisihnya hampir separonya sendiri! Sementara itu dari dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Padang Bai, naik Kapal Ferry dengan harga yang murah, Rp65.300,00 melalui aplikasi Ferizy.
Sebagai catatan, terminal kapal menuju Bali dan menuju Surabaya berbeda, ya. Terminal untuk menuju Bali, dari arah Mataram, kiri jalan sebelum masuk ke gerbang Pelabuhan Lembar.
Setelah kapal merapat, kami bersegera menuju kapal dengan menyerahkan tiket kepada petugas. Saya lihat orang-orang cepat naik kapal, walaupun belum begitu tahu alasannya, saya ngikut saja. Ternyata, terkait dengan tempat duduk yang bebas itu sepertinya. Jadi, masing-masing mencari tempat duduk yang sesuia keinginan. Di Bagian depan bahkan ada yang menggelar karpet lesehan untuk tidur dan rupanya memang diperkenankan.
Saya ada sedikit cerita lucu. Ketika menukarkan e-tiket menjadi tiket berwujud kertas, ditanya petugasnya jadwal kapal jam berapa, saya jawab pukul 11.30 WITA. Kata penjaganya, bisa naik kapal yang sudah ada. Namun, saya tetep kekeuh naik sesuai jadwal saja, pertimbangannya tidak terlalu pagi sampai di Pelabuhan Padang Bai, soalnya sudah janjian dengan sewa mobil pukul 04.00 WITA.
Selama menunggu kapal tersedia ruangan yang nyaman, AC dingin, tersedia juga kotak charger HP yang jumlahnya cukup banyak. Dalam ruang tunggu itu sepi, hanya ada beberapa orang. Namun, tunggu, kok sepertinya ada yang aneh. Tampak beberapa orang lalu lalang masuk keluar ke ruang tunggu. Padahal awalnya saya kira ruang tunggu itu satu-satunya kases menuju kapal. Rupanya saya salah sangka, begitu keluar dari ruang tunggu ke arah dermaga, ada jalan lain menuju dermaga yang cukup terbuka. Barulah saya menyadari ternyata penumpang kapal banyak.
Kapal Ferry yang kami naiki cukup besar dan kursinya nyaman. Hanya saja tidak bisa di-setting untuk tidur.
Fasilitas kapal meliputi musala, kafetaria, juga toilet. Tempat duduk boleh memilih sendiri. Saya memilih di bagian tengah karena penyeberangan malam hari tidak banyak yang bisa dilihat. Selain itu, memang berencana untuk tidur saja.
Selamat Pagi, Bali!
Kapal berlabuh sesuai dengan jadwal. Saya segera keluar dari pelabuhan untuk menentukan tempat janjian dengan driver sewa mobil. Tak lama kemudian mobil datang, saya pun bersegera menuju hotel. Meskipun saya tahu belum bisa check in, setidaknya bisa menitipkan carrier dan menanyakan apakah bisa check in lebih awal. Saya menginap di daerah Kuta, Badung. Hanya perlu berjalan kaki menuju Pantai Kuta. Selain itu jarak ke Bandara Ngurah Rai juga tidak terlalu jauh, dapat dijangkau 15 menitan menggunkaan ojek online. Nama hotelnya Simpang Inn Kuta dengan harga Rp400.782,00 tanpa perlu deposit. Dengan harga segitu kamar hotel sudah ada teras dan bathup-nya. Jendela, pintu, dan almari hotel didominasi kayu jati. Vibes-nya Bali banget. Ada puranya juga.
Hari masih terlalu pagi, sehingga saya memutuskan mencari masjid untuk salat subuh. Karena cukup jauh, saya naik ojek online. Selepas salat subuh, saya istirahat sebentar kemudian ketika sudah cukup pagi, berjalan-jalan mencari tempat makan halal. Pilihannya ke restoran padang yang tidak begitu jauh dari masjid. Selesai sarapan, naik ojek online menuju Pantai Kuta.
Pagi di Pantai Kuta
Â
Rupanya sudah cukup ramai di sana. Berada di Pantai Kuta berasa di Pantai Parangtritis. Tekstur pantainya mirip, walau tentu saja berbeda karena tidak ada karang di sebelah kiri pantai. Untuk masuk Pantai Kuta, tidak dikenakan tiket alias gratis. Ada juga Skatepark di sekitar Pantai Kuta.
Saya berada di Pantai Kuta sampai mendekati jadwal check in hotel. Sampai hotel pukul 12.00 WITA, ternyata sudah bisa langsung check in. Selesai beres-beres menuju kolam renang. Hari begitu panas sehingga terasa segar dengan berenang. Capek, lalu istirahat hingga sore hari.
Menikmati Malam dengan Eksplore Sebagian Kecil Bali
Jalanan terpantau macet, yang awalnya berniat naik ojek online menjadi berubah haluan sewa motor lagi. Harga sewa motor Rp75.000,00.
Tujuan pertama saya menuju Krisna untuk berbelanja oleh-oleh. Menurut saya toko oleh-oleh yang cukup megah, besar, lengkap, dan nyaman dengan harga yang relatif murah.
Dari Krisna saya motoran bebas, berputar-putar hingga ke Denpasar Utara. Lebih tepatnya menikmati macetnya Bali.
Selesai mengembalikan motor saya kembali menyusuri Jalan Legian untuk membeli kaos. Kembali ke hotel sudah dalam kondisi lelah yang amat sangat. Berangkat tidur setelah sebelumnya dengan membunyikan alarm dobel 3, khawatir tidak kebangun karena pukul selepas subuh harus segera ke bandara.
Alhamdulillah, dini hari bisa mendapatkan ojek online secara cepat dan perjalanan tidak macet sama sekali (baru ketika pulang saya mendapatkan kabar, jelang tahun baru Bali macet parah dan bahkan ada yang berjalan kaki menuju bandara). Biaya ojek online Rp53.000,00.
Berdisiplinlah terhadap Itinerary
Jika di awal tulisan saya menyampaikan bahwa syarat utama backpakeran itu jangan malas, maka sebagai penutup saya sampaikan satu syarat berikutnya. Apa itu? Berdisplinlah dengan rencana perjalanan atau itinerary yang telah disusun. Mengapa demikian? Karena backpakeran berbeda dengan menggunakan travel. Backpakeran itu terserah kita. Mau kita seharian full menghabiskan waktu di hotel, nggak ada yang bakalan ngejar-ngejar kita harus pergi ke mana. Akibatnya, rencana yang telah disusun dengan baik menjadi sekadar tinggal rencana tanpa eksekusi. Ketika pulang, bukankah pasti akan menjadi sebuah penyesalan? Jangan sampai terjadi, ya.
Berikut rincian pengeluaran selama trip Lombok—Bali
Tiket kereta Stasiun Tugu ke Stasiun Gubeng Rp255.000,00
Ojek online dari Stasiun Gubeng menuju Pelabuhan Tanjung Perak Rp75.000,00
Tiket Kapal Kirana kelas ekonomi tidur Rp231.125,00
Sewa motor 2 x 24 jam dan pengantaran dan penjemputan motor Rp290.000
Bensin selama trip di Lombok kurang dari Rp75.000,00
Lombok Vaganza Hotel & Convention Rp302.000,00
Tiket Pantai Pink 1 Rp7.500,00
Tiket Pantai Pink 2 Rp7.500,00
Tiket kapal dari Pelabuhan Bangsal menuju Gili Trawangan Rp23.000,00.
Penginapan Vacation Gili Inn Rp185.500,00,
Tiket Kapal Fery dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Padang Bai Rp65.300,00
Sewa mobil dari Pelabuhan Padang Bai sampai Kuta, Badung Rp300.000,00
Hotelnya Simpang Inn Kuta Rp400.782,00
Ojek online dari Simpang Inn Kuta sampai ke Bandara Ngurah Rai 53.000,00
Tiket pesawat Bandara Ngurai Rai ke Bandara Yogyakarta Internasional Airport Rp653.000,00
Tiket Kereta Bandara dari Bandara Yogyakarta Internasional Airport ke Yogyakarta Rp20.000,00
Tunggu apa lagi? Selamat trip Lombok—Bali dengan backpakeran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H