Kalau keretanya bersih, aman dan nyaman, kan penumpang juga yang diuntungkan. Bukan begitu saudaraku?
Jelajah sejarah 'heritage' kota Depok
Tidak mengira kalau Depok itu menyimpan sejarah yang panjang dan berharga yang seharusnya terpampang jelas dan dikuasai historynya itu terutama oleh warga Depok. Tapi kenyataan berkata lain. Sepertinya tertutup atau ditutupi menjadi kusam, sekusam tugu bersejarah yang terletak di depan sebuah bekas rumah sakit.
Pemaparan tokoh sejarah Depok, yaitu Bp. Boy Loen di hadapan kita semua, peserta Walking Tour, yang disampaikan dengan sangat lugas dan jelas, sangat menggugah. Dua kali pemaparan pak Boy di caf: Cornelis Koffie dan di Yayasan LCC yang keduanya terletak di Jalan Pemuda, Depok mengenalkan dan membuka sejarah Depok kepada kita semua.
Mulai dari peran Cornelis Chastelein, perintis berdirinya Kota Depok masa lalu yang kemudian berkembang hingga sekarang, sejarah Tugu Depok, Presiden-Presiden Kota Depok, sistem perbudakan di masa penjajahan Belanda yang bahkan di Depok - Cornelis membebaskan budak-budaknya, sekolah-sekolah berbahasa Belanda dan non bahasa Belanda di Depok, bangunan-bangunan bersejarah di sekitaran Depok, hingga keluhan akan minimnya perhatian Pemerintah setempat terhadap sejarah masa lalu Kota Depok.
Sewaktu berada di Yayasan LCC mendengarkan paparan pak Boy di akhir Walking Tour, saya membeli buku karya Jan Karel Kwisthout yang dengan tekunnya mengumpulkan segala kisah sejarah, cerita, bukti-bukti peninggalan sejarah dan menuangkannya menjadi sebuah buku. Judul bukunya adalah "Jejak-Jejak Masa Lalu Depok: Warisan Cornelis Chastelein (1657-1714) kepada para budaknya yang dibebaskan". Buku asli berbahasa Belanda dan telah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pdt. Hallie Jonathans & Corry Longdong.
Beruntung bahwa beberapa hari kemudian, tanggal 31 Oktober 2024 pak Jan Karel ini, si penulis buku tersebut memberikan presentasi ilmiahnya di Fakultas Arsitektur -- Universitas Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia juga selain untuk bersilaturahmi dengan keluarga besarnya - karena pak Jan ini adalah salah satu keturunan Presiden Depok, pak Jan mempromosikan buku keduanya, yang masih bercerita tentang Depok.