Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelajah Perawatan Kereta Api di Depo Depok sambil Menguak Sejarah yang Menyelimuti Kota Depok

4 November 2024   08:11 Diperbarui: 5 November 2024   06:58 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau keretanya bersih, aman dan nyaman, kan penumpang juga yang diuntungkan. Bukan begitu saudaraku?

Kepala Depo KRL Depok sedang menjelaskan tentang Depo kepada rombongan (sumber: dok pribadi)
Kepala Depo KRL Depok sedang menjelaskan tentang Depo kepada rombongan (sumber: dok pribadi)

Tempat merawat kereta (sumber: dok pribadi)
Tempat merawat kereta (sumber: dok pribadi)

Tempat overhaul kereta (sumber: dok pribadi)
Tempat overhaul kereta (sumber: dok pribadi)

Roda-roda kereta (sumber: dok pribadi)
Roda-roda kereta (sumber: dok pribadi)

Jelajah sejarah 'heritage' kota Depok 

Tidak mengira kalau Depok itu menyimpan sejarah yang panjang dan berharga yang seharusnya terpampang jelas dan dikuasai historynya itu terutama oleh warga Depok. Tapi kenyataan berkata lain. Sepertinya tertutup atau ditutupi menjadi kusam, sekusam tugu bersejarah yang terletak di depan sebuah bekas rumah sakit.

Pemaparan tokoh sejarah Depok, yaitu Bp. Boy Loen di hadapan kita semua, peserta Walking Tour, yang disampaikan dengan sangat lugas dan jelas, sangat menggugah. Dua kali pemaparan pak Boy di caf: Cornelis Koffie dan di Yayasan LCC yang keduanya terletak di Jalan Pemuda, Depok mengenalkan dan membuka sejarah Depok kepada kita semua.

Mulai dari peran Cornelis Chastelein, perintis berdirinya Kota Depok masa lalu yang kemudian berkembang hingga sekarang, sejarah Tugu Depok, Presiden-Presiden Kota Depok, sistem perbudakan di masa penjajahan Belanda yang bahkan di Depok - Cornelis membebaskan budak-budaknya, sekolah-sekolah berbahasa Belanda dan non bahasa Belanda di Depok, bangunan-bangunan bersejarah di sekitaran Depok, hingga keluhan akan minimnya perhatian Pemerintah setempat terhadap sejarah masa lalu Kota Depok.

Sewaktu berada di Yayasan LCC mendengarkan paparan pak Boy di akhir Walking Tour, saya membeli buku karya Jan Karel Kwisthout yang dengan tekunnya mengumpulkan segala kisah sejarah, cerita, bukti-bukti peninggalan sejarah dan menuangkannya menjadi sebuah buku. Judul bukunya adalah "Jejak-Jejak Masa Lalu Depok: Warisan Cornelis Chastelein (1657-1714) kepada para budaknya yang dibebaskan". Buku asli berbahasa Belanda dan telah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pdt. Hallie Jonathans & Corry Longdong.

Beruntung bahwa beberapa hari kemudian, tanggal 31 Oktober 2024 pak Jan Karel ini, si penulis buku tersebut memberikan presentasi ilmiahnya di Fakultas Arsitektur -- Universitas Indonesia. Kedatangannya ke Indonesia juga selain untuk bersilaturahmi dengan keluarga besarnya - karena pak Jan ini adalah salah satu keturunan Presiden Depok, pak Jan mempromosikan buku keduanya, yang masih bercerita tentang Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun