Deny adalah salah satu contoh baik. Salah satu nilai baik. Disamping nilai baiknya adalah membantu orang tua, hal lainnya, Deny sedang belajar bagaimana mengasah keterampilan usaha atau bisnis. Selain itu, Deny sedang belajar juga bagaimana melakukan kegiatan dengan penuh tanggung jawab. Yang terakhir, Deny sedang menempa dirinya dengan nilai kerja keras sejak dini dan tanpa perlu merasa malu berjualan.
Deny memperlihatkan kebalikan dari fenomena yang sering saya dapati yaitu bahwa banyak yang lebih senang untul menjadi pegawai, menjadi ASN (aparatur sipil negara), menjadi pekerja kantoran, dibandingkan dengan berdagang, membuka usaha, berbisnis. Seolah-olah pekerjaan berbisnis atau berdagang ini kurang 'pamor' atau lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan beberapa pekerjaan yang telah saya sebut di atas tersebut.
Padahal saya pernah diingatkan oleh guru ngaji saya bahwa Nabi kita itu, Rasulullah Muhammad SAW itu, sebelum menjadi Rasul, adalah seorang pedagang. Rasulullah adalah seorang pedagang yang jujur yang akan menjelaskan kondisi barang yang dijualnya sejelas-jelasnya. Kalau baik, baiknya dimana, kalau ada cacat atau kekurangan, kekurangannya dimana. Sehingga dengan kejujurannya itu, Nabiyullah mendapat gelar Al Amin, yang artinya adalah orang yang dapat dipercaya. Nabi bukan pegawai atau ASN ataupun pekerja kantoran melainkan pedagang. Lalu sayapun tercenung.
Kembali ke Deny. Disamping manfaat berdagang sejak usia dini seperti disebutkan di atas, hal terpenting adalah anak-anak yang 'belajar' berdagang sejak dini itu sedang ditanamkan betul rasa tanggung jawab yang manfaatnya dikemudian hari adalah dapat mengembangkan kemandirian, disiplin, dan kemampuan untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Hal ini dapat membentuk dasar yang kuat untuk pertumbuhan pribadinya serta sikap ataupun kemampuan profesionalitas di masa depannya.
Bila menilik situasi masa sekarang, dibawah pemerintahan Jokowi ini, sedang digalakkan untuk 'menetaskan' pengusaha-pengusaha muda melalui pembentukan startup-startup. Upaya ini adalah untuk memperlihatkan kepada generasi muda bahwa peluang usaha di Indonesia ini sangat luar biasa banyaknya dan potensinya. Jangan khawatir. Yang diperlukan adalah Kerjasama ataupun kolaborasi antar anak bangsa, diantaranya dengan membentuk startup. Bahkan menurut informasi yang disampikan oleh Goodstat (Goodstatdotid, 25 Maret 2023), Indonesia masuk kepada jajaran negara yang memiliki jumlah startup terbanyak. Data yang disampaikan menginformasikan bahwa pada tahun 2023, jumlah startup di Indonesia telah mencapai jumlah sekitar 2500an. Secara global, jumlah ini menempatkan Indonesia di peringkat keenam. Sangat luar biasa kan. Lagipula, hal lain yang dapat kita petik dari banyaknya jumlah startup di Indonesia ini adalah bahwa bisnis itu sangat menjanjikan dan tentu saja situasi dan kondisi ini dapat meningkatkan ekonomi digital nasional.
Tanpa disadari, Deny serta anak-anak yang memiliki kebiasaan ataupun kegiatan seperti Deny ini sedang belajar untuk dapat menjadi mandiri serta kelak dapat menjadi pengusaha di masa depannya yang secara tidak langsung akan menunjang maraknya bisnis di Indonesia dan secara umum akan menunjang perekonomian masyarakat.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H