Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menikmati Rukun Senior Living, Gaya Hidup Ideal untuk Usia 50 Tahun ke Atas

1 November 2021   17:38 Diperbarui: 1 November 2021   20:33 2217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan yang indah dari Club House The Villas (Dok: koleksi pribadi)

Keseruan gathering komunitas 50plus 

Hawa perbukitan yang sejuk, keindahan alam yang meliputi latar belakangnya dan areal yang luas dengan tata letak yang ciamik, serta keramah-tamahan petugas-petugasnya, menjadi suguhan pertama yang menyeruak di sela-sela kunjungan kami, Komunitas 50 plus, ke Rukun Senior Living pada hari Sabtu kemarin 30 Oktober 2021.

Sebelumnya saya akan jelaskan sedikit tentang Komunitas 50plus. Komunitas ini digagas dan dikomandoi oleh Bp. Jim Mintarja. Komunitas ini berisikan anggota mereka yang telah berusia minimal 50 tahun (50 tahun ke atas). Banyak sekali kegiatan-kegiatan positif di dalamnya. Info lengkap tentang Komunitas 50plus ini bisa dilihat di websitenya di sini.

Denah Darmawan Park (Dok: koleksi Pribadi - dari flyer RSL)
Denah Darmawan Park (Dok: koleksi Pribadi - dari flyer RSL)

Di komunitas 50plus ini saya mengawal kegiatan literasi berupa pelatihan menulis bagi para anggotanya yang berniat melancarkan kemampuan menulisnya atau bahkan baru mulai belajar menulis. Rencananya, output dari kegiatan pelatihan menulis ini adalah sebuah buku bunga rampai yang akan diterbitkan di medio Februari 2022, insyaallah lancar, doakan yaaa

Disamping itu, berkolaborasi dengan Master Reiki lainnya, Bp. Gerry Rahman, di Komunitas 50plus inipun saya dan pak Gerry melaksanakan kegiatan rutin berupa meditasi dan Reiki distant healing setiap hari Jumat malam dua minggu sekali. Alhamdulillah, dari testimoni para pesertanya, banyak sekali yang sudah merasakan manfaat dari kegiatan ini.

Berfoto di lobby Rukun Senior Living (Dok: koleksi pak Herman)
Berfoto di lobby Rukun Senior Living (Dok: koleksi pak Herman)

Kembali ke Rukun Senior Living (RSL). Kami (saya dan anggota-anggota Komunitas 50plus) berkesempatan hadir di acara gathering 50plus yang dilaksanakan di dua tempat. Makan-makannya di cafe Kollout di kawasan Pandu Raya, Kota Bogor (milik bu Erna, salah satu anggota 50plus juga), lalu dilanjutkan kunjungan ramah tamah sambil ngopi-ngopi santai di Rukun Senior Living di kawasan Darmawan Park, Sentul, Kabupaten Bogor. Sayang saya dan keluarga, karena ada dua acara di pagi hari yang sudah terjadwalkan, tidak dapat mengikuti acara yang cukup akrab dan seru di cafe Kollout tersebut.

Rukun Senior Living yang total luas keseluruhannya mencapai sekitar 17,5 hektare, terletak di kawasan Darmawan Park di Jalan Babakan Madang No. 99, Sentul Selatan, Kabupaten Bogor 16810. Sewaktu tiba di sana, kami disambut dengan hangat langsung oleh pak Herman Kwik, founder & head of RSL beserta jajaran timnya. 

Di RSL, sambil menikmati welcome drink, kami disuguhi pemaparan singkat tentang apa itu RSL, yang memiliki tagline 'enjoy live, everyday' (setiap hari menikmati hidup) serta apa saja yang ada di RSL, juga bagaimana bila ingin bergabung, bahkan tinggal dan memiliki hunian di sana. 

Pak Hermanpun menambahkan tentang fasilitas apa saja yang dimiliki oleh RSL yang menunjang kita semua, usia 50plus, bila berada di sana, sehingga akan betul-betul dapat merasakan atmosfir 'menikmati hidup setiap hari' tersebut. 

Apalagi RSL dilengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas-fasilitas yang menurut pak Herman, akan memenuhi semboyan RSL, yaitu 'An integrated Residential Community for Seniors' (hunian masyarakat lanjut usia yang saling terintegrasi). 

Semboyan ini sebenarnya adalah dambaan kaum senior, dimana para lanjut usia ini akan berada dalam suatu lingkungan yang saling terintegrasi satu dengan lainnya, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Pemaparan oleh Pimpinan RSL (Dok: koleksi bu Evelin)
Pemaparan oleh Pimpinan RSL (Dok: koleksi bu Evelin)

Empat hal yang difasilitasi oleh RSL untuk memenuhi makna 'integrated' seperti tersebut di atas, dengan memenuhi kriteria-kriteria 'active ageing for all seniors' (hidup bermakna yang aktif di usia lanjut), yaitu:

1. Independent: kemandirian & kebebasan untuk menikmati gaya hidup yang dinamis.

2. Assisted Living: jasa asistensi untuk kegiatan hidup sehari-hari (activities of daily living).

3. Dementia support: dukungan dalam mengoptimalkan kehidupan dengan tantangan kognitif.

4. Nursing care: Pelayanan melalui setiap fase hingga dukungan tingkat tinggi jika diperlukan

Super mantabs kan ya, fasilitas dan dukungan yang diberikan bagi kalangan senior atau diatas 50 tahun ini. Sebetulnya hal-hal seperti disebutkan di atas merupakan keinginan yang ideal bagi sebagian besar yang sudah berusia 50plus. Artinya, kita ingin bila dibutuhkan, hal-hal tersebut berada di sekeliling kita. 

Apalagi, buat saya pribadi, poin nomor 3 sangatlah 'mengkhawatirkan' bila kita terkena demensia tersebut. Selalu berdoa agar dihari tua, sangat dihindari dari Demensia ini dan tidak merepotkan orang/sanak keluarga, amin YRA.

Penjelasan dari ketua Wulan (Dok: koleksi pribadi)
Penjelasan dari ketua Wulan (Dok: koleksi pribadi)
 

Pasalnya, di usia 50plus, keinginan dapat hidup dengan tetap mandiri, dapat berdiri sendiri, dapat dikerjakan sendiri, tetaplah tinggi dan menggebu-gebu. Hanya kadang ditemui kendala di berbagai sisi kehidupan, karena bukan hanya umur yang berperanan di sini, tetapi kesehatan juga berpengaruh. 

Keinginan yang tinggi dengan tanpa ditunjang kesehatan yang mumpuni, akan menjadi pincang. Nah, disinilah RSL menyediakan dukungan/fasilitas tersebut agar 'kepincangan' tidak terjadi. 

Apalagi RSL menawarkan pula konsep CCRC (Continuing Care Retirement Community) - dukungan kebutuhan bagi masyarakat yang telah pensiun secara terus-menerus. Singkatnya di RSL, kepincangan-kepincangan tersebut diantisipasi agar tidak terjadi atau paling tidak dapat diminimalisir.

Saat meninjau ruang kegiatan-kegiatan di RSL (Dok: koleksi pribadi)
Saat meninjau ruang kegiatan-kegiatan di RSL (Dok: koleksi pribadi)

Oiya, di dalam tulisan ini, saya lebih banyak menggunakan istilah senior untuk menyebutkan usia 50 plus, bukan manula (manusia usia lanjut) ataupun lansia (lanjut usia). 

Hal ini disebabkan saya lebih merasa agak lebih 'bermartabat' dengan menggunakan istilah ini. Kadang saya menemukan istilah manula dan lansia digunakan dengan kata berkonotasi merendahkan. Kalau senior, salah satu pengertiannya adalah lebih matang dalam pengalaman & kemampuan (KBBI). I prefer to use this. Saya lebih suka yang ini.

Di RSL, setelah pemaparan oleh pak Herman, kami diajak berkeliling melihat situasi RSL, fasilitas apa yang tersedia, termasuk fasilitas/dukungan kesehatan, serta kegiatan-kegiatan yang tersedia. 

Ternyata banyak sekali yang ada di sana, misalnya saja: kegiatan melukis, main anklung, yoga, areal game (catur, carambol, mahyong, dll), areal baca untuk yang hobi baca, line dance hingga kolam renang bagi mereka yg hobi berenang. 

Aktivitas-aktivitas  Beberapa info terkait hal ini dapat dilihat di sini, di tulisan anak saya tentang laporan pandangan matanya berkunjung ke RSL bersama kami kemarin ini. 

Ternyata aktivitas-aktivitas ini dapat pula diikuti oleh senior-senior yang tidak tinggal di RSL, artinya datang hanya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut. 

Aktivitas-aktivitas di atas banyak yang terhenti sejak datangnya pandemi covid-19 ii, tetapi melihat curva covid sudah melandai, akan diaktifkan lagi sebagian kegiatan secara tatap  muka langsung, tentu saja dengan mengikuti standar prokes yang ditetapkan. 

Bergaya dulu bersama keluarga (dok: koleksi pribadi)
Bergaya dulu bersama keluarga (dok: koleksi pribadi)

Selepas itu, gathering dilanjutkan dengan obrolan santai di Club House the Villas. Sambil sebelum ke sana, kami diajak singgah terlebih dahulu di sekretariat Wulan (organisasi Warga Lanjut Usia) serta melihat ruang-ruang pertemuan yang disewakan. 

Rupanya RSL menyediakan pula ruang-ruang untuk kapasitas besar (bisa untuk sekitar 700 orang) serta ruang-ruang pertemuan yang lebih kecil, dan kamar-kamar menginap untuk para peserta serta kegiatan-kegiatan outbound yang terbuka untuk umum dan dari berbagai tingkatan usia, bahkan tersedia pula camping ground di sini.

Di Club House, suasana semakin akrab dan mencair. Maklum, banyak diantara kami yang belum pernah bertemu buka sebelumnya. Keakraban hanya terjalin via online atau zoom meeting. Jadi, pertemuan kemarin ini seperti melepas rindu yang sudah berabad tertahankan walau tetap dalam balutan prokes. 

Keakraban langsung terasa tanpa batas. Seperti biasa, tak lupa di setiap pertemuan, acara berfoto-foto selalu menjadi menu pertemuan yang utama. Bahkan sebagian dari kami sempat ber-tiktok ria. Ups, jangan salah ya, walau kaum senior, soal selera bisa dibilang kami tetap menikmati nyala api semangat muda kami.

Menikmati hidangan (Dok: koleksi pribadi)
Menikmati hidangan (Dok: koleksi pribadi)

The Villas memiliki pemandangan yang sangat indah ke arah bukit Hambalang. Khusus di club house, ada spot yang sangat indah di pojok berlatar belakang bukit di kejauhan. 

Di sini kami diajak berkeliling singkat ke rumah-rumah yang sifatnya terpisah sebagai bangunan mandiri. Ditujukan bagi kaum senior yang ingin tetap merasakan mandiri dalam mengelola hidupnya. Sedikit berbeda konsep dengan hunian di tempat yang kami datangi sebelumnya yang berkonsepkan seperti tinggal di apartemen. 

Di sini bangunan telah didisain memenuhi persyaratan standar kondisi yang memudahkan bagi usia 50plus. Syarat tinggal di hunian The Villas ini adalah berusia lima puluh tahun ke atas, di bawah itu tidak boleh. Yang membelinya boleh dewasa usia berapa saja, tetapi yang tinggal di sana harus memperhatikan syarat usia minimal 50plus tersebut.

Saat saya tinggal di Australia beberapa tahun lalu untuk melanjutkan studi, saya sempat menemui hunian dengan konsep dan sistem seperti RSL ini. Di sana seragam penyebutannya dengan istilah 'Retirement Village' (Desa pensiunan), tetapi konsep yang digunakan rata-rata seperti tinggal di apartemen tersebut. 

Saya belum menemukan Retirement village dengan konsep seperti the Villas, dengan konsep hunian mandirinya. Memang seperti penjelasan pimpinan RSL di awal pertemuan, konsep RSL mengadopsi beberapa hunian seperti ini dari Amerika Serikat, Australia dan dari beberapa negara lainnya. 

Hanya untuk di Indonesia, RSL menjadi kompleks hunian pertama dan baru satu-satunya yang menerapkan konsep dan sistem seperti telah dijelaskan di atas.

Pemandangan yang indah dari Club House The Villas (Dok: koleksi pribadi)
Pemandangan yang indah dari Club House The Villas (Dok: koleksi pribadi)

Gathering diakhiri dengan acara ramah-tamah, makan siomay (sedang hujan, nikmat sekali makan siomay hangat), snacks dan teh kopi, sambil menikmati semburat langit yang meredup dan semakin sejuknya hawa di sore hari. Ditambah lagi, tidak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya. Tetapi dinginnya hujan di luar ruangan berbanding terbalik dengan riuh rendah diantara kami, peserta gatherting, yang semakin hangat saja.

Di kesempatan itu, saya sempat melontarkan ide kepada pak Herman, Pimpinan RSL, agar aktivitas bagi kaum senior di sana dapat ditambahkan dengan aktivitas yang merangsang kesehatan kerja otak dan emosi yaitu misalnya dengan aktivitas menulis untuk menghasilkan artikel dan mendongeng.  

Sepertinya, 50plus perlu memperbanyak juga nih kegiatan-kegiatan seperti ini, kumpul-kumpul, hepi-hepi dengan tetap prokes, untuk menjaga kesehatan lahir batinnya. 

Dari pandemi Covid-19, kita banyak belajar bagaimana imunitas sangat berperanan dalam mencegah dan mengatasi covid-19 ini. Dengan gathering dengan prokes, dapat membuat pesertanya bahagia yang dapat merangsang kerja imun semakin maksimal dan kita akan dapat semakin sehat.

Saat pulang, sambil say good bye ke RSL, saya bergumam dalam hati, di RSL dibentuk konsep dan sistem yang sangat ideal untuk menunjang hidup terutama kaum senior. Tetapi itu semua harus dimulai dari sendiri. Semangat hidup dari dalam diri tidak boleh padam, selama hayat masih dikandung badan, kita harus menjaga diri untuk selalu meningkatkan kualitas hidup kita. 

RSL dapat menjadi contoh dan mitra dalam mendapatkan idealisme hidup tersebut terkhusus bagi kaum senior, sehingga dapat menimbulkan keinginan, "ah, alangkah indahnya bila dapat tinggal dan menghabiskan masa tua di sana, atau paling tidak dapat menyerupai itu".

Thank you and Good bye RSL, see you again in the future, hopefully. 

Bogor, 1 November 2021

Bergaya dulu bersama istri di depan gedung Griya Darma Wulan (Dok: koleksi pribadi)
Bergaya dulu bersama istri di depan gedung Griya Darma Wulan (Dok: koleksi pribadi)

Catatan:

Penasaran ingin tahu Rukun Senior Living lebih jauh, langsung saja datang ke tkp, atau bisa lihat dulu keterangannya di website seperti tertera di dalam tulisan di atas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun