Bila telah terbiasa menulis, maka kadang tidak diperlukan lagi membuat pointers atau pun mind map, karena sudah tergambar di dalam pikiran si penulis. Tetapi pointers ataupun mind map dapat tetap dibuat untuk menjaga 'marwah atau flow' tulisan.
3. Menulis singkat mengembangkan ide
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan ide yang telah disusun dalam bentuk pointers ataupun mind map seperti telah disebutkan di atas ke dalam tulisan.
Buat tulisan dalam bentuk singkat-singkat per kalimatnya. Kalimat tidak perlu panjang-panjang. Dasar dari hal ini adalah bahwa menulis itu perlu diperhitungkan efisiensinya.
Dalam satu kalimat, jangan boros kata tetapi miskin makna. Hal ini agar tulisan kita dapat lebih mudah dicerna oleh pembacanya. Namun syarat ini tidak berlaku bagi penulisan puisi, maupun prosa maupun pembuatan.
Genre-genre tulisan ini lebih menekankan pada kalimat-kalimat yang menyentuh ataupun menggugah pembacanya, panjang - pendeknya kalimat tidak menjadikan masalah.
Pengembangan ide tulisan tadi dapat dibagi kedalam beberapa paragraf. Tidak ada batasan baku terkait hal ini. Untuk tahap awal, mungkin bisa dalam bentuk sedikit paragraf.
Bila memerlukan informasi lebih luas, bisa ditambahkan paragraf-paragraf lanjutannya. Yang pasti, kalimat-kalimat yang dikembangkan itu harus selalu terkait dengan mind map yang telah dibuat. Tujuannya agar tulisan kita tidak ke mana-mana.
Apabila mind map sudah terbentuk, bolehkah alur cerita berubah?
Tentu saja boleh, karena tidak ada kekakuan dalam menulis. Bila perlu, bila ada pengembangan ide, rubah mind map terlebih dahulu lalu kemudian kalimat-kalimat yang dikembangkan kemudian dapat mengikuti perubahan tersebut.
Bisa saja si tulisan-tulisan itu dipisahkan berdasarkan mind map ataupun pointers yang telah dibuat, setelah itu baru disatukan, seperti layaknya orang sedang menjahit baju.