Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menulis Itu Bukan Bakat, tetapi Keterampilan

13 April 2021   12:24 Diperbarui: 13 April 2021   12:38 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui zoom meeting juga (dok: Djati W.)
Melalui zoom meeting juga (dok: Djati W.)
Di hari pertama diisi dengan pemaparan banyak materi dari pihak pemerintah pusat (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), pemerintah daerah (Dinas Kehutanan Provinsi Lampung), Pengusaha industri berbasis kayu (PT. KPSA), Perwakilan petani (dari Gapoktan Tani Maju), kalangan akademisi (akademisi Universitas Lampung) dan tentu saja pemaparan para peneliti tim ACIAR-CBCF yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir melakukan penelitian terkait CBCF di Provinsi Lampung. 

Semua pemateri diupayakan memfokuskan paparannya yang mengarah pada pembahasan tentang: 'Penguatan Perhutanan Sosial: Menghubungkan Hasil Riset dengan Kebijakan, Petani, dan Pasar.

Sementara di hari kedua, acara difokuskan pada pelatihan literasi yang bertemakan Pelatihan Menulis Ilmiah Populer. Didapuk sebagai pembicara adalah kang Bugi (that's me) - Ketua komunitas Vlomaya Kompasiana, yang juga merupakan peneliti Sosiologi Kehutanan. 

Pembicara kedua adalah mas Kevin Anandhika Legionardo, yang menjabat sebagai Community Superintendent di media online Kompasiana - yang merupakan salah satu media dibawah Kompas-Gramedia Group.

Mas Kevin & kang Bugi (dok: P3SEKPI)
Mas Kevin & kang Bugi (dok: P3SEKPI)
Materi yang dibawakan dengan tema yang paralel antara pembicara pertama dan kedua ini menekankan pada  fungsi pentingnya literasi, tugas kita (para pejuang literasi) sebagai penyedia konten berita/informasi di era UGC (User Generated Content) dan juga sebagai 'JEMBATAN' antara SCIENCE (Ilmu Pengetahuan) dan SOCIETY (Masyarakat luas).

Termasuk hak penting yang dikedepankan dalam acara pelatihan ini adalah bahwa kita semua ini pada dasarnya bisa menulis, karena sejatinya MENULIS adalah KETERAMPILAN. Menulis BUKAN bakat. Sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak menulis. Jadi, bila kita tidak menulis, maka itu bukan dikarenakan kita TIDAK BISA menulis, tetapi kita TIDAK MAU menulis. Setuju kan?!

Lebih lanjut pembicara pertama menyatakan bahwa karena bentuknya keterampilan, maka untuk menjadi terampil, sangat diperlukan proses latihan yang terus-menerus dan berkesinambungan. 

Lalu, bagaimana proses latihannya? Hanya satu bentuk saja, namun harus dilakukan secara berulang-ulang, yaitu: berlatihlah menulis dengan menulis, berlatihlah menulis dengan menulis dan berlatihlah menulis dengan menulis. Ya, dengan menulis itulah bentuk latihan utama dari proses tulis-menulis.

Dikiaskan saat materi disampaikan oleh pembicara tentang bagaimana pentingnya latihan menulis dengan menulis yang terus-menerus dan berkelanjutan itu. Lihatlah seorang anak yang sedang belajar berjalan. 

Untuk dapat meningkatkan kemampuannya berjalan, hanya satu bentuk latihan yang perlu dilakukan, yaitu mencoba terus untuk dapat berjalan dengan kedua kakinya dan terus mencoba, walau harus dengan proses yang melelahkan bahkan menyakitkan, yaitu jatuh bangun, terpentok meja dan lain sebagainya.

Pengibaratan kedua adalah pada seorang anak yang sedang belajar naik sepeda roda dua. Diperlukan proses yang sulit juga saat kemudian dapat mengayuh sepeda roda dua ini. Yang tadinya adalah proses menyulitkan, menyakitkan, menjadi suatu proses yang menyenangkan, karena telah berhasil melampaui rintangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun