Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sembilan Kenangan dari Kompasiana yang Paling Berkesan bagi Saya

21 November 2017   23:29 Diperbarui: 22 November 2017   00:20 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bugi Sumirat di Profil Kompasiana

Sedikitnya di kurun waktu ke sembilan tahun usia Kompasiana ini, saya mencatat ada sembilan kenangan yang paling .. paling .. paling mengesankan untuk saya. Sembilan kenangan itu setelah saya buka catatan-catatan saya ke belakang, melihat kenangan-kenangan apa yang telah saya alami selama berinteraksi dengan Kompasiana. Apa sajakah kenangan-kenangan yang terpatri dalam catatan saya itu? Ayo kita ikuti catatan kenangan saya di bawah ini.

Pertama. Mendapat kriteria senior di Kompasiana 

Walau agak kurang familiar dengan istilah-istilah baru Kompasiana dibanding tampilan dulu, tetapi  Alhamdulillah dalam tampilan baru ini saya mendapat istilah 'senior'   yang menurut kriteria Kompasiana, senior ini diperoleh bila telah mendapat poin dengan jumlah antara 100001 - 250000, setelah senior, kriteria berikutnya atau terakhir adalah Maestro dengan range jumlah poin antara 250001 - 1000000. 

Disamping senior ini, tulisan saya cukup banyak yang mendapat kriteria 'pilihan' dan 'headline' dari admin Kompasiana. Terima kasih ya Min yang gagah-gagah dan cantik-cantik atas pilihan kriteria-kriteria itu untuk tulisan-tulisan saya. Pembaca yang penasaran ingin mengetahui seperti apa tulisan-tulisan saya yang mendapat kategori pilihan dan headline oleh admin, silakan langsung ke te ka pe saja ya, ke koleksi tulisan-tulisan saya.

Kedua. Hadir di Kompasianival 2016 

Karena lokasi saya yang jauh di seberang pulau - di Makassar, jadi bisa hadir di Kompasianival itu sangatlah sesuatu banget. Inginnya sih setiap ada kegiatan Kompasianival, saya bisa hadir di sana. Tapi, apalah daya, Kompasianival 2017 inipun lewat lagi alias tidak dapat hadir. Tapi saya masih bersyukur, setahun sebelumnya saya bisa hadir di Kompasianival. Di sana saya bisa hadir bersama keluarga dan Alhamdulillah bisa berjumpa langsung dengan orpet Kompasiana (orpet - orang penting) yaitu kang Pepih dan mas Isjet. Saat itu kang Pepih masih belum hijrah dari Kompasiana.

bareng kang Pepih
bareng kang Pepih
Bareng Mas Isjet
Bareng Mas Isjet
Ketiga. Menjadi pembicara di acara Ngoplah (Ngobrol di Palmerah)

Ngoplah - ngobrol di Palmerah
Ngoplah - ngobrol di Palmerah
Jadi pembicara di acara ngoplah juga bagi saya menjadi kenangan tersendiri yang pantas untuk diberi pita merah kenangan terindah. Jauh-jauh dari Makassar, berbagi ilmu atau berbagi cerita tentang dunia yang saya geluti yang saya rasa cukup menarik untuk dibagikan di Ngoplah dan Alhamdulillah mendapat sambutan yang baik pula sehingga sangat semangat dan mengesankanlah bisa berpartisipasi di acara Ngoplah.

Keempat. Kopdar dengan MIMIN Kompasiana di Makassar

Beberapa kali ada even yang diselenggarakan Kompasiana di kota kesayangan saya, Makassar, saya berkesempatan hadir. Biasanya saya bisa ikutan kopdar dengan admin Kompasiana yang hadir di even tersebut, sebelum atau setelah kegiatan. Lumayanlah, bisa diskusi tukar pikiran tentang Kompasiana ataupun komunitas yang ada di Kompasiana. Yah termasuk kegiatan remeh-temeh (keakraban) antara kompasianer dengan admin Kompasiana.

Kelima. Berpartisipasi di even Kompasiana di Makassar 

Beberapa kali saya berkesempatan mengikuti even yang diadakan oleh Kompasiana bekerjasama dengan beberapa stakeholder Kompasiana. Sebut saja even Kompasiana dengan BI, Bumiputera dan hotel Best Western. Disamping seru acaranya, bagus goodie bagnya serta peluang untuk memenangkan lomba yang diadakan juga menjadi hal yang menarik. Tetapi yang paling mengasyikkan, even itu bisa menjadi ajang kopi darat (kopdar) kompasianer-kompasianer setempat (Makassar). Pokoke seruuuuu deh.

Keenam. Menang Lomba Kompasiana

Nah menang lomba juga sesuatu banget tuh. Bayangkan diantara sekian banyak Kompasianer yang ikut, terus kita menjadi salah satu pemenangnya, rasanya kan bagaimanaaaa gitu ya. Artinya, diusia yang tidak muda lagi, tapi masih bisa menghasilkan tulisan yang bisa dinilai untuk keluar sebagai salah satu pemenangnya kan lumayan motivating bener. Kalaupun tidak menang, kan bisa kita gunakan sebagai sarana latihan menulis, betul nggak? (salah satu tulisan saya yang menang lomba Kompasiana dapat dilihat di sini)

Ketujuh. Gabung komunitas Kompasiana

Di Makassar ada komunitas Kompasiana (kumpulan kompasianer-kompasianer Makassar) yang diberi nama Kompak Tawwa. Komunitas ini pernah tidak aktif, kemudian saat ada even Kompasiana-Bumiputera di Makassar, komunitas ini dicoba dihidupkan kembali. Alhamdulillah sempat aktif beberapa bulan, tapi sepertinya mulai lesu lagi nih. Namun, saat aktif lalu, kumpul-kumpul untuk ber-kopdar ria itu sangat menyenangkan.

 Sebagai sarana silaturahmi, juga sebagai sarana refreshing ide. Ada saja ide-ide baru timbul setelah kopdar. Kompak Tawwa, ayo aktif lagi. Masa selalu melempem sih ujung-ujungnya. Lihatlah komunitas itu sebagai ajang pengabdian, apalagi yang sudah ketiban sampur sebagai pengurus, anda sudah dapat dan mengiyakan amanah itu lho hehehe. kok jadi curcol ya. Moga Kompak Tawwa aktif lagi dan bisa menginspirasi lagi. 

Kedelapan. Membentuk Komunitas Kompasiana

Logo Vlomaya
Logo Vlomaya
Nah ini yang tidak kalah serunya. Membentuk komunitas Kompasiana yang seide. Akibat hobi yang lagi cukup 'in' yaitu nge-vlog (video blog), apalagi pak Presiden Jokowi juga menyemangati kita untuk terus membagikan informasi-informasi positif melalui video, seperti yang beliau contohkan, dengan beberapa kompasianer, saya membentuk komunitas bernama VLOMAYA. Vlomaya ini berarti vlogger-vlogger Kompasiana pemerhati budaya. Serius amat ya namanya. Tapi yakinlah, namanya tidak seserius itu kegiatannya. Haha hihi juga sih kalau lagi ngumpul. Cuma memang kita mencoba agak concern dengan budaya lokal dalam arti luas. Belum banyak yang dapat kami angkat ke permukaan, maklum, masih baru kan, tapi bolehlah diintip-intip kegiatannya atau postingannya di sini.

Kesembilan. Bertemu Kompasianer di luar Makassar

Ini manfaat lain yang sangat asyik dan tidak kalah serunya. Seperti saat saya ke Yogya lalu, Alhamdulillah bisa bertemu dengan beberapa kawan kompasianer-kompasianer Yogya, dapat bertukar pikiran dan yang pasti bisa haha hihi deh (maksudnya bisa ketawa-ketiwi) gitu. Begitu juga saat saya ke Bogor atau kota lain. Saya biasanya mengontak langsung - biasanya setelah tanya dulu sama admin komunitas di Kompasiana tentang keberadaan komunitas kompasiana di suatu kota. 

Video berikut sedikit menceritakan keakraban saat saya ngobrol cawe-cawe bareng kompasianer Yogyakarta atau Kjog:


Demikian beberapa catatan kenangan yang dapat saya ceritakan atau bagikan saat ini. Kompasiana masih terus berjalan ke depan, tentu akan masih banyak kenangan-kenangan akan ditimbulkan dalam waktu-waktu mendatang. Semoga selalu menjadi kenangan yang berkesan. 

Selamat memasuki usia ke-9 Kompasiana.

Salam, 

@kangbugi 

 (keterangan foto-foto adalah dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun