Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Empat Hal yang Menyebabkan Mengapa Kita Harus Lebih Sering Bertransaksi Non Tunai

22 November 2016   01:57 Diperbarui: 22 November 2016   08:43 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blogging workshop oleh Kompasiana (mas Iskandar Zulkarnaen) (dokumentasi pribadi)

Pernah mengalami kecopetan? Saya pernah. Yang raib hanya uang cashnya saja, karena untungnya - kebetulan saya selalu memisahkan kartu-kartu (KTP, ATM, Credit Card, dan lainnya) dengan uang tunai. Maka saat kecopetan, yang terambil adalah dompet yang berisi uang cash saja, sementara kartu-kartu penting tidak ikut tercopet.

Kalaupun kartu-kartu tersebut ikut tercopet, untuk kartu bank, yang penting kita tidak menyimpan nomor pin bersamaan dengan kartu-kartu tersebut, insya Allah akan aman. Kita hanya perlu melaporkan ke melalui telpon maupun bank terdekat dan langsung dapat dilakukan pemblokiran. Sehingga siapapun yang mencopet ataupun menemukan (bila hilang), maka yang menemukan tersebut akan tidak dapat menggunakannya. Aman kan.

Hal lain adalah bila kita berbelanja di super market misalnya. Biasanya kita dibuat jengkel bila uang kembalian yang kita terima biasanya  kurang karena super market tersebut tidak terlalu banyak menyediakan uang recehan atau bahkan ada yang suka memberikan permen sebagai ganti uang receh yang kurang tersebut, nah, dengan transaksi non tunai, kita akan aman dan terbebas dari kejengkelan tersebut, karena mereka akan mendebet/mengambil sesuai yang tertera dalam kuitansi tanpa dibuat repot oleh uang receh kembalian tersebut. Selain itu, kita terhindar dari membawa uang tunai terlalu banyak saat belanja.

4. Transaksi yang tercatat

Ini yang cukup menarik, yaitu, bila kita menggunakan transaksi non tunai, maka segala pengeluaran maupun pemasukan kita akan sangat lengkap tercatat. Hal ini akan sangat membantu kita didalam mengatur/memenej keuangan kita.

Bila kita memiliki usaha (online), walau kecil-kecilan, sistem pencatatan semua transaksi ini sangat-sangat membantu. Kita jadi mudah mengetahui  transaksi apa saja yang sudah terjadi.

Sebagai contoh toko online, kita mudah mengetahui apakah para pembeli sudah mentransfer uang pembeliannya atau belum. Kita dapat melakukan pengecekan secara efisien pula melalui netbanking maupun sms banking untuk sepuluh transaksi terakhir. Disitu akan terpampang jelas berapa pembeli hari itu yang sudah menyetor uangnya. Demikian pula sebaliknya untuk pengeluaran yang kita lakukan. Transaksi tersebut dapat kita print untuk kita gunakan sebagai pendukung laporan pembukuan kita.

Hal seperti contoh di ataspun berlaku bagi penggunaan pribadi, bukan usaha. Kita mudah memantau transaksi apa saja yang kita lakukan secara non tunai dengan sangat detail. Apalagi bila kita memiliki kebiasaan tidak mencatat pengeluaran maupun pemasukan kita. Maka bila kita menggunakan transaksi non tunai, kita akan terbantukan dengan sistem pencatatan non tunai tersebut.

Less cash society

Dalam sosialisasinya untuk mendukung GNNT dalam acara roadshow tersebut, hadirin diperkenalkan dengan istilah less cash society, artinya kita, yang hadir dalam acara tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan memasyarakatkan GNNT ini, sehingga kita dan masyarakat Indonesia lainnya akan menjadi bagian dari pengertian tersebut yaitu masyarakat yang melakukan sedikit transaksi tunai dan lebih banyak melakukan transaksi non tunai.

Semakin banyak transaksi non tunai yang dilakukan maka akan dapat makin meningkatkan sirkulasi uang dalam sistem perekonomian kita yang mereka sebut dengan velocity of money.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun