Foto: non tunai (sumber foto: Channel incentive playbook)
Muncul pertanyaan di benak saya, sebagai seorang Kompasianer, ketika saya mengikuti kegiatan kerjasama antara Bank Indonesia bersama NET TV - termasuk didalamnya adalah Kompasiana, dalam kegiatan roadshow di Makassar pada hari Selasa, tanggal 15 Nopember 2016. Yaitu mengapa kita diminta untuk lebih sering lagi menggunakan transaksi non tunai?
Roadshow yang bertajuk Bank Indonesia Goes to Campus yang mengambil tempat di Auditorium Amannagappa Kampus Universitas Negeri Makassar ini sangat sukses dan meriah, dihadiri oleh sekitar 2000 peserta.
Event Goes to Campus inipun bukan melulu membicarakan tentang sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang disampaikan oleh pihak perbankan, praktisi keuangan serta pengusaha (online), tapi juga berisi dengan workshop tentang blogging (oleh Kompasiana) dan vlogging (oleh Net TV). Bahkan di penghujung acara, event Goes to Campus ini ditutup dengan penampilan stand up comedian - Kemal Pahlevi dan penyanyi Rezky Febrian yang kehadirannyapun ditunggu-tunggu oleh para hadirin ini.
Kembali ke pertanyaan utama saya, dan mengapa gerakan nasional non tunai (GNNT), yang mulai disosialisasikan sejak tanggal 14 Agustus 2014 itu sangat perlu didukung? Saya melihat bahwa minimal ada 4 (empat) hal positif dari transaksi non tunai ini yang sangat bermanfaat bagi masyarakat luas sehingga sangat perlu didukung dan untuk mulai sesering mungkin kita menggunakan transaksi non tunai. Keempat hal tersebut adalah:
1. Praktis dan efisien
Saya teringat tentang pengalaman teman saya yang agak kecewa karena urusan dagang onlinenya menjadi agak tertunda karena salah seorang loyal customernya, yang juga adalah teman karibnya semasa SMA yang sekarang berprofesi sebagai seorang guru dan tinggal berlainan kota, bila akan membayar uang untuk pesanan barangnya yang jumlahnya selalu cukup besar itu memilih transaksi langsung di depan teller bank.
Artinya, ia tidak menggunakan transaksi non tunai secara maksimal, ia hanya mau bertransaksi dengan cara melakukan transfer langsung dihadapan teller bank, tidak menggunakan ATM, apalagi internet banking. Alasannya sederhana sekali, ia tidak punya ATM karena ia takut uangnya akan hilang atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bila memegang kartu ATM - misalnya tercecer atau hilang.
Teman saya awalnya berkomentar seperti ini kepada temannya itu,"Hari gini belum punya kartu ATM? Apalagi kartu-kartu (untuk transaksi non tunai) lainnya ya?"