Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demo 4/11 dan Ejakulasi Dini

3 November 2016   15:04 Diperbarui: 3 November 2016   16:10 3079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam hal pemeriksaan polisi, pendapat MUI merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan. Karena ada pula ulama lain yang berpendapat berbeda, dalam menafsirkan ayat Al Maidah 51 dan penafsirannya adalah sahih. Tetapi oleh mereka, pendapat ulama-ulama yang seperti ini ditepis dengan mudahnya. Bahkan mereka berani menuduh bahwa ayat Al Maidah 51 dalam Al Quran terbitan Kementerian Agama telah diubah penafsirannya menjadi berarti kawan setia, demi menutupi kesalahan Ahok ini. Nauzubillah.

Padahal proses penafsiran tersebut telah dilakukan pada tahun 2002 lalu, jauh sebelum kasus Ahok ini mencuat, demikian seperti disampaikan pihak Kementerian Agama. Tetapi penjelasan inipun menjadi suatu penjelasan yang tidak berarti bagi mereka.

Sehingga memang perlu didukung upaya-upaya pihak kepolisian untuk secara luas menerima masukan dari para ahli yang tercakup dalam tiga keahlian, yaitu: ahli bahasa, ahli agama Islam dan ahli dalam hukum pidana. Agar dalam membawa ke proses di ranah hukum ini, kepolisian telah menerima informasi yang luas terkait hal tersebut sehingga keputusannya nanti sudah dengan pertimbangan-pertimbangan yang luas bukan pertimbangan sempit.

Kembali ke penyampaian awal di atas, demo 4/11 - dengan pernyataan yang sudah disampaikan Kapolri semalam di Metro TV, menjadi suatu demo tanpa makna, seperti ejakulasi dini, anti klimaks. Kalau demo 4/11 menuntut Ahok dibawa ke jalur hukum, polisi sudah jelas langkahnya. Lalu apalagi yang menjadi tuntutan yang ingin dipaksakan mereka? Dan tidak bisa tidak, demo 4/11 itu memang sarat muatan politis ada yang sedang ingin ‘bermain-main’ dengan kondisi bangsa Indonesia yang sedang dalam suasana yang tenang dan kondusif. Karena demo 4/11 memang bukan demonstrasi tentang agama maupun akidah, tapi politik.

Kita belum bisa memutuskan Ahok melakukan penistaan agama sebelum mendapat keputusan secara hukum terkait perkataannya tersebut. Kita hidup di Negara yang memiliki dan berdasarkan hukum, logis rasanya mengikuti bingkai hukum yang berlaku di Negara ini dan bukan berdasarkan selera sekelompok orang dan bukan berdasarkan pemaksaan kehendak mereka yang memang suka sekali memaksakan kehendaknya.

Organisasi Islam papan atas seperti NU, Muhammadyah, MUI serta partai-partai politik sudah menyatakan tidak mendukung demo 4/11, dan bahkan melarang panji-panji/atribut organisasi digunakan dalam demo 4/11 tersebut. Tetapi tetap dipersilakan mereka yang ingin ikut demo 4/11 karena telah diatur dalam kehidupan berdemokrasi di Negara ini. Jadi bijak-bijaklah kita dalam menyikapi demo 4/11 tersebut.

Kalau demo 4/11 memang sudah tidak bermakna kecuali unjuk kekuatan untuk tujuan pemaksaan kehendak, tidak salah kalau ada sebagian yang menamakan bahwa demo 4/11 tidak lebih dari demonstrasi bagi-bagi nasi bungkus dan amplop, tidak murni lagi. Sayang sekali bila keharuman nama Islam dirusak oleh demo tersebut. Terlebih lagi demonstrasi sesungguhnya tidak disyariatkan dan bahkandiharamkan dalam Islam, karena Islam mensyariatkan cara yang lebih baik dalam menyampaikan pendapat – demonstrasi adalah produk demokrasi, bukan didasarkan syariat Islam. Tapi mereka, demi memuaskan nafsunya, tetap saja berpendirian sesuai penafsirannya, bahkan berani menabrak rambu-rambu Islam.

Belum lagi ekses negatif/mudharat yang mereka timbulkan seperti yang lalu: macet, merugikan kepentingan orang lain, pelibatan anak-anak, cacian-makian dan hamburan kata-kata provokatif dan kotor (yang sangat tidak Islami) yang disampaikan dalam demo, rusaknya taman-taman dan lain sebagainya.

Tapi karena sudah diatur dalam kehidupan berdemokrasi, demonstrasi perlu dibiarkan berjalan bagi yang menghendaki, asal berjalan tertib dan tidak banyak menyebabkan mudharat bagi lebih banyak warga masyarakat lainnya (karena perbuatan seperti itu merupakan sesuatu yang dilarang dalam Islam).

Sebelum sampai ke penghujung tulisan, saya share sedikit ungkapan keprihatinan senior saya, Dr. Dede Rohadi yang mengungkapkannya dalam laman facebooknya, terkait kondisi kiwari dan cukup baik sebagai bahan permenungan, setelah mendapat izin, saya share sebagai berikut:

Ghirah itu memang nyawanya seorang muslim, tapi waspadalah, jangan mau diperalat oleh orang-orang oportunis hanya untuk kepentingan mereka saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun