Sementara dari pengalaman pribadi bu Ana Mustamin, ibu yang selalu senyum saat berbicara ini menambahkan kisah-kisah pengalaman dari mulai kecil hingga dewasa. Pengalaman tersebut sangat bermakna karena ibu Ana memiliki orang tua yang mengerti akan kebutuhan anaknya. sehingga saat ia memiliki cita-cita untuk jadi penulis, orang tuanyapun sangat mendukungnya, walau pada akhirnya, ia bekerja di ranah yang tidak terlalu bersangkut dengan dunia tulis-menulis. Namun diakuinya bahwa kebiasaannya serta keterampilannya menulis menjadi pendukung utama ia meniti karirnya di Bumiputera.
Dan iapun mengakui bahwa blogger-blogger (dalam hal ini para kompasianer - khususnya kompasianer Makassar) memiliki peran yang tidak kalah pentingnya dalam menyebarluaskan informasi tentang menyediakan lingkungan yang baik untuk anak-anak kita serta informasi-informnasi yang berkaitan dengan pentingnya mewujudkan cita-cita anak, dengan merencanakan keuangan yang baik untuk pendidikan anak-anaknya, salah satunya dengan melalui asuransi pendidikan. Iapun menyatakan komitmen AJB Bumiputera 1912 untuk membantu para orang tua merencanakan keuangan untuk pendidikan anak-anaknya.
Selesai acara, para kompasianer Makassar sebagian besar masih tinggal diruangan untuk membicarakan 'nasib' komunitas yang kita cintai bersama ini: komunitas Kompasianer Makassar. Apalagi malam sebelum acara nangkring bersama Bumiputera ini, beberapa kompasianer yang mewakili komunitas telah berbincang-bincang santai tapi serius sambil ngupi di pusat jajanan POPSA, Makassar, bersama Kompasiana pusat (kang Pepih dan kawan-kawan). Inti pembicaraan saat itu adalah bagaimana membuat komunitas ini menjadi komunitas yang aktif, berkegiatan dan bermanfaat bagi banyak pihak.
Hasil dari pertemuan semalam itulah yang dilemparkan kepada para peserta yang masih tetap bertahan (tepatnya diminta bertahan) dalam ruangan, termasuk pihak Kompasiana pusat (Kang Pepih, mas Isjet dan mas Derry) untuk didiskusikan. Diskusi tersebut membuahkan hasil, diantaranya:
1. Nama komunitas sedikit berubah untuk menonjolkan 'ciri' Makassarnya, menjadi Komunitas Kompasianer Makassar Tawwa (pengertian tawwa dalam bahasa Indonesia mendekati ungkapan 'ciyee .. .ciyee' atau tanda rasa bangga yang dimiliki).
2. Didapuk sebagai admin komunitas Kompasianer Makassar Tawwa adalah mas Arif Rahman, yang memang sudah lama berkecimpung dalam komunitas ini sebelumnya.
3. Disepakati pula bahwa kopdar (kopi darat) akan dilaksanakan minimal satu bulan satu kali serta dibuatkan grup Whatsapp sebagai media komunikasi. Untuk grup ini didapuk mbak Prima menjadi adminnya.
Begitu semangatnya para kompasianer Makassar Tawwa ini, kopdar pertamapun diminta diadakan keesokan harinya (minggu pagi, 28/08/2016) dengan meeting point di Pantai Losari yang bertepatan dengan Car Free Day.
Kopdar yang kemudian dilanjutkan sambil menikmati kopi dan es teler ini menghasilkan beberapa ide yang akan ditindak-lanjuti oleh admin komunitas, seperti: mengadakan blog competition, menerbitkan buku serta mengadakan pelatihan menulis/blogging - program ini direncanakan hingga tahun 2017.