Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Cerdas ala Forum KTI dan BaKTI

15 Desember 2015   11:19 Diperbarui: 15 Desember 2015   15:07 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Festival Foroum KTI VII"][/caption]

Saya agak ragu mencari judul yang tepat tentang apa yang mau saya tulis kali ini. Ragu karena beragam makna yang saya lihat, saya dengar dan saya amati di Forum Kawasan Timur Indonesia (Forum KTI) yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI, yang saya hadiri beberapa waktu lalu. Kebetulan saya berkesempatan menghadiri dua hari kegiatan Forum KTI ke-VII yang kali ini diselenggarakan di Convention Center Hotel Aston, Makassar, yaitu pada tanggal 17 dan 18 November 2015 lalu.

Saya coba endapkan beberapa waktu dan saya merasakan bahwa kesan atau inspirasi yang ditimbulkan dari kegiatan Forum KTI ini cukup mengena untuk sebuah proses pembelajaran (serta upaya shared-learningnya) dan menimbulkan kesan yang mendalam. Sehingga untuk kali ini saya memilih menceritakan tentang kesan saya melihat upaya 'Berbagi kecerdasan ala Forum KTI dan BaKTI."

Kemasan cerdas

  • Forum KTI ke VII yang kembali mengambil tempat di Makassar ini, merupakan Forum KTI yang pertama kali saya ikuti. Menurut catatan, Forum KTI pertama, kedua dan ke IV dilangsungkan di Makassar.
  • Forum yang dimaksudkan sebagai perayaan atas capaian pembangunan di Kawasan Timur Indonesia ini dikemas dengan kemasan yang bagi saya termasuk hal baru yaitu artistik, tidak terlalu formal (hal ini sangat didukung dengan penampilan pembawa acaranya), menggunakan beragam cara dan 'gaya' agar nilai-nilai maupun pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh para peserta/hadirin. Beberapa acara dikemas dengan penyampaian yang semi teatrikal plus nyanyian dan tari-tarian khas Kawasan Timur Indonesia. Pengemasan acara ini membuat suasana menjadi tidak terlalu kaku, tapi mengasyikkan.
  • Paparan dari para pemateri yang tidak terlalu panjang serta didukung oleh informasi yang tersaji dalam bentuk audio visual membuat keseluruhan rangkaian acara menjadi acara yang 'high quality'. Yang lebih menarik lagi bagi saya adalah bahwa selama acara berlangsung, tidak diadakan ruang untuk tanya jawab ataupun diskusi. Bila ingin diskusi atau bertanya dapat dilakukan disela-sela acara, misalnya pada saat coffee break, lunch ataupun di waktu luang. Tapi hal ini justru menjadikan waktu pelaksanaan acara berlangsung lancar dan efisien. Mungkin sebagian orang berpendapat bahwa tidak tepat menghilangkan kesempatan untuk berdiskusi/tanya jawab tersebut. Mengingat padatnya jadwal acara dan untuk mengakrabkan antara pemateri dengan peserta, pilihan itulah yang ditempuh. Menurut saya upaya itu cukup berhasil. Berhasil dalam hal memaksimalkan panca indera peserta/hadirin untuk memaksimalkan shared-learning dari acara Forum KTI tersebut.

Kecerdasan yang dibagikan

Indonesia Timur, selama ini terkesan 'dimarjinalkan' dibandingkan dengan bagian barat. Namun isi sambutan yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Jonan, Gubernur Sulawesi Selatan Yasin Limpo, Ketua Pokja Forum KTI, Ketua Yayasan BaKTI dan Andi F Noya (Kick Andi) berusaha menjawab hal itu.

 [caption caption="Gubernur Sulawesi Selatan"]

[/caption]

Secara yakin, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa KTI adalah masa depan Indonesia, sehingga mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah.

 [caption caption="Menteri Perhubungan"]

[/caption]

Sementara Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan meresponnya dengan mengatakan bahwa dikarenakan APBN anggarannya ada batasnya, maka pembangunan yang dilakukan pemerintah adalah yang dibiayai dari APBN. Sementara yang tidak dibiayai diharapkan pihak swasta dapat mengisinya termasuk peran masyarakat di dalamnya. Hal lain yang disampaikan oleh pak Jonan adalah pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Indonesia. Apa-apa yang sudah dihasilkan/dipaparkan dalam Forum KTI merupakan bukti partisipasi masyarakat, khususnya masyarakat KTI. Hal ini yang dalam even Forum KTI disebut sebagai "Praktik Cerdas Masyarakat."

 [caption caption="Andy Noya"]

[/caption]

Pandangan lain dikemukakan oleh Andy F. Noya (Founder Kick Andy Foundation dan acara TV Kick Andy di Metro TV). Andy merasa 'terlambat' karena baru mengetahui ada acara sebagus ini (Festival Forum KTI) padahal acara ini sudah rutin dilakukan hingga kali ketujuh ini. Iapun melihat bahwa festival ini berhasil dalam hal mengekspose pahlawan-pahlawan NKRI dalam sunyi.

 

Dalam sunyi?

 

Andy melihat bahwa mereka yang 'tertangkap' oleh Forum KTI dan Yayasan BaKTI untuk ditampilkan dalam acara ini adalah mereka-mereka yang jauh dari dunia glamour, tidak pamrih untuk dapat terekspose oleh kamera maupun media, tetapi tetap bekerja, berinovasi dan mendarma baktikan sumbangsihnya bagi masyarakat di sekitarnya yang juga secara tidak langsung merupakan sumbangsih bagi negara.

 

Beberapa praktik cerdas hasil inovasi masyarakat serta inspirator-inspirator yang melakukannya secara pribadi, yang ditampilkan selama dua hari kegiatan Forum KTI diantaranya:

 

  • Proyek penyediaan air bersih di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
  • Penyiapan warga terhadap kesiapan masyarakat menghadapi bencana, dari Prov. NTB.
  • Rumah tunggu dari Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Rumah tunggu ini merupakan tempat persiapan melahirkan di sekitar puskesmas bagi mereka yang tinggal di pulau-pulau lain yang selama ini kesulitan dalam proses melahirkan. Hasilnya adalah angka kematian ibu dapat menurun hingga nol persen.  
  • Abdul Malik, pemilik dan pencetus ide travel wisata yang menyediakan paket wisata untuk wilayah KTI, terutama ke tempat-tempat yang belum banyak dikunjungi dan melibatkan masyarakat sekitar.
  • Bank Ikan dari Tomia. Prinsip bank ikan ini adalah menetapkan daerah/areal tertentu di laut yang tidak boleh dilakukan penangkapan ikan. Wilayah yang ditetapkan ini berisi banyak terumbu karang yang diyakini merupakan habitat yang baik bagi ikan-ikan untuk berkembang biak. Hasilnya adalah produksi ikan yang melimpah.
  • Abdullah dari Bacan, Halmahera Selatan yang mengangkat isu penanganan Malaria.
  • Inisiatif tentang pertanian untuk menghasilkan beras organik (tapi petani-petani di sana lebih senang menyebutnya dengan pertanian alami) di Bulukumba.
  • Andi F. Noya. Manusia multi talenta ini yang adalah pembawa acara sekaligus pendiri Kick Andy show dan Kick Andy foundation, menyampaikan sekelumit perjalanan hidupnya yang sangat inspiratif
  • Suster apung, kisah suster yang berkeliling tanpa pamrih antar pulau dari Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
  • Geng motor (geng motor IMUT - Inovasi Mobilisasi Untuk Transformasi) dari Nusa Tenggara Timur, tentang sekelompok sarjana yang berkeliling naik motor untuk membagikan ilmunya kepada masyarakat.
  • Ismail Husein, penggerak dan penggiat vasektomi. Menggerakkan kaum pria dalam berpartisipasi aktif dalam mendukung program keluarga berencana.
  • Henny Kristianus, penggiat keprihatinan terhadap anak-anak kurang beruntung di wilayah KTI. Ia meninggalkan kehidupan mapannya di Australia untuk kegiatan ini.
  • Herry dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Partisipasinya adalah membantu petani udang untuk dapat menghasilkan hasil yang lebih baik dengan mengenalkan teknik yang lebih baik pula.
  • Kapal Kalabia di wilayah Raja Ampat, Papua. Pendidikan ekstra kurikuler terhadap anak-anak antar pulau (usia sekolah dasar) yang menitik beratkan kepada kegiatan lingkungan. Tujuannya adalah untuk membentuk perilaku anak-anak yang cinta lingkungan.
  • Woro Susilo, Kapolsek Panakukkang Makassar. Inovasinya adalah menciptakan RKS (ruang konsultasi solusi). Fungsi ruang ini adalah untuk semakin membantu masyarakat yang membutuhkan pelayanan dan perlindungan polisi. Ruang ini memberikan pelayanan yang sifatnya konsultatif.
  • Eko Wagiyanto, Kapolres Mamuju. Inovasinya adalah menciptakan kegiatan bernama Gerakan Kembali Bersekolah. Kegiatan ini dapat menekan angka anak putus sekolah sekaligus menekan angka kejahatan/kriminalitas.
  • Noldy dari Sulawesi Utara. Ia menggagas ide tentang anggaran (kesehatan) berbasis real cost. Hal ini membantu (terutama pemerintah) merancang anggaran yang tepat sasaran dan efisien, bukan anggaran yang asal-asalan.
  • Paparisa Ambon bergerak, sebuah gerakan yang menyediakan sebuah tempat untuk menyatukan generasi muda Maluku untuk membangun diri, Maluku dan Indonesia.
  • Mama Agustina dari Jayapura, menggagas kelompok yang memperhatikan hak-hak warga terhadap kesehatan, terutama terkait dengan penyediaan ambulance dan peningkatan pengetahuan kesehatan di masyarakat.
  • Wa Ode Sabariyah dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara yang merupakan penggiat koperasi wanita.
  • Kamilus dari Adonara, Nusa Tenggara Timur. Ia merupakan inovator ide bank tenaga. Bank tenaga ini berhasil meningkatkan produktivitas lahan petani dan menciptakan suasana yang lebih positif diantara warga.
  • Maluku Hip Hop Community yang bertujuan mengharumkan nama Maluku di mata dunia melalui musik rap.

Luar biasa sharing praktik-praktik cerdas seperti tersebut di atas diperkaya pula dengan adanya kegiatan side events yang membahas beberapa topik secara khusus setelah acara selesai dan galeri informasi - yang merupakan pameran yang menampilkan kisah-kisah sukses hasil kerja berbagai badan pemerintah, mitra pembangunan internasional, LSM lokal, nasional dan internasional, CSR sektor swasta dan lain sebagainya.  

Tidak lupa, dimalam terakhir, diadakan pesta rakyat yang berisi hiburan serta ragam kuliner yang merupakan persembahan pemerintah kota Makassar untuk para peserta Festival Forum KTI.

Pesan inti kecerdasan

Apakah yang diharapkan dengan bersusah payahnya kelompok kerja Forum KTI dan Yayasan BaKTI menyelenggaran festival semacam ini yang rutin digelar setiap dua tahunan itu? Beberapa harapan telah saya sebutkan di atas, tetapi pada intinya, Festival Forum KTI merupakan investasi yang sangat baik dalam meningkatkan modal sosial masyarakat, baik masyarakat yang berbagi ide sebagai pemateri maupun mereka yang hadir sebagai peserta dalam festival ini.

Modal sosial yang berpotensi terbentuk dari kegiatan ini adalah meningkatnya partisipasi masyarakat, proses pembelajaran, networking, leadership bahkan kemitraan di berbagai aspek pembangunan masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena dalam festival ini ditekankan proses belajar dengan cara shared-learning. Bila menarik dan tepat sasaran, tentu hal-hal tersebut dapat menjadi sebuah inspirasi. Inspirasi yang baik tentu akan menjadi modal yang baik untuk menggerakkan praktik-praktik cerdas lainnya di berbagai tempat di wilayah KTI, atau paling tidak, akan direplikasi di tempat/daerah lain bila memungkinkan. Luar biasa bukan!

Terima kasih atas sharing kegiatan cerdasnya dan sukses untuk Forum KTI dan Yayasan BaKTI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun