[caption id="attachment_156024" align="aligncenter" width="640" caption="Iring-iringan Padi untuk upacara Seren Taun (doc: Bugi Sumirat)"][/caption] Disela-sela guyuran hujan yang kadang deras, kadang berhenti, saya merasa beruntung bisa menyaksikan acara tahunan masyarakat kampung budaya Sindang Barang kabupaten Bogor pada tanggal 15 Januari 2012, yang merupakan puncak dari rangkaian Festival Seren Taun Guru Bumi yang merupakan acara rutin setahun sekali masyarakat, khususnya keturunan keluarga besar Sindang Barang, kabupaten Bogor. Acara ini tepat berlangsung dalam minggu yang penuh guyuran hujan. Namun hujan tidak menyurutkan semangat pelaksana dan pengunjung acara seren taun ini. Namanya juga Bogor, sudah terkenal sebagai kota hujan. Mengadakan acara di Bogor, berarti sudah siap akan turunnya hujan. Seren Taun Guru Bumi memiliki arti dasar sebagai upacara masyarakat menyimpan hasil panen (padi) di lumbung padi (Keterangan dari Hendra M Astari - 'pupuhu'nya komunitas Sunda Bogor - yang kebetulan bertemu di lokasi acara, nuhun kang Hendra). Juga sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh oleh masyarakat serta harapan agar panen yang akan datang dapat lebih baik dari sebelumnya. Dalam perkembangannya, disamping diisi dengan ragam kegiatan kebudayaan, bukan hanya padi yang diikutkan tetapi hasil bumi lainnya termasuk buah-buahan serta sepatu dan sandalpun masuk. Ini dikarenakan banyak warga masyarakat yang menjadi pengrajin sepatu. Sebagai rasa syukur atas usaha mereka, barang-barang tersebutpun diikutkan dalam upacara Seren Taun. Rangkaian kegiatan Seren Taun sudah dimulai sejak tanggal 12 Januari 2012 seperti dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Hr ke- / Tgl
Acara
Tempat
Jam
1/12 jan
Upacara Neteupken (menetapkan awal acara)
Imah Gede (rumah besar)
19.00 WIB
2/13 jan
Ngala Cikukulu (mengambil ikan)
Imah Kasepuhan (rumah tetua-tetua adat)
14.00 WIB
2/13 jan
Upacara Ngangkat (mengangkat)
Imah Gede Kampung Budaya
19.30 WIB
3/14 jan
Sedekah Kue
Alun-alun Tanjung Salikur
8.00 WIB
3/14 jan
Nugel Munding (motong kerbau)
Lap.Bola Inpres
10.00 WIB
3/14 jan
Pertunjukan kesenian Gondang, Jaipong, Angklung Gubrag, Tutunggulan, Kendang Pencak, Reog
Saung Talu Kp. Budaya
14.00 - 22.00 WIB
4/15 Jan
Helaran dari Imah Kasepuhan (memulai kegiatan seren taun)
Imah kasepuhan
07.00 WIB
Majiekeun Pare Ayah dan Pare Ambu (menyatukan padi ayah dan padi ibu)
Leuit Ratna Inten
09.00 WIB
Berebut hasil Bumi, Pertunjukan kesenian Angklung gubrag, Rampak Jaipong, Parebut Se'eng (tempat memasak nasi), Kendang pencak, pertunjukan liong (naga - sumbangan dari masy keturunan Cina), Gondang (lagu, tari dan nyanyi Sunda)
Selesai
Alun-alun kampung budaya
10.00 - 12.00 WIB
Acara ini sudah secara rutin dilaksanakan sejak tahun 2006, sementara Kampung Budaya Sindang Barang secara resmi berdiri tahun 2007. Banyak hal menarik yang saya temui di acara seren taun ini, diantaranya, antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini, walaupun didera derasnya hujan, acara dapat terus berlangsung dengan semarak (termasuk turis domestik maupun mancanegara yang hadir). Ternyata Bogor, disamping keindahan alamnya, memiliki potensi budaya yang beragam dan menarik, potensial untuk dikembangkan termasuk busana-busana yang pada saat acara dikenakan sangat indah dan menarik, hingga pakaian untuk petugas pengamananpun menyesuaikan termasuk keseniannya. Rumah adat Sunda Bogor termasuk hal unik yang baru saya temui dan ini terdapat di lokasi ini. Kampung Budaya Sindang Barang hanya berjarak kurang lebih lima kilometer dari kota Bogor. Terletak di desa Pasir Eurih kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Menurut hikayat, kampung ini merupakan kampung tertua untuk wilayah kota dan kabupaten Bogor. Kampung inipun mudah dijangkau karena kendaraan umum sampai ke dekat lokasi. Dari keseluruhan acara yang sangat menarik, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk perbaikan dimasa mendatang antara lain: promosi kegiatan ini yang masih kurang, terlihat dari kurang gencarnya informasi yang beredar luas di masyarakat. Dari beberapa rekan yang saya informasikan, rata-rata belum pernah mendengar informasi tentang hal ini. Hal lain adalah kurangnya perhatian Pemda Bogor terhadap kegiatan ini. Ini terungkap pada saat ketua panitia menyampaikan sambutannya, dikatakan dengan tegas bahwa acara Seren Taun Guru Bumi adalah acaranya masyarakat, acaranya rakyat, karena tidak mendapatkan bantuan/dukungan maupun sponsor dari pihak Pemda Kabupaten Bogor. Ucapan ini mendapatkan respon yang ramai dari warga masyarakat yang hadir. Sangat ironis! Gambaran kemeriahan acara Seren Taun dapat dilihat dalam beberapa foto di bawah ini (koleksi foto lainnya dapat dilihat di sini): [caption id="attachment_156025" align="aligncenter" width="300" caption="Kota Bogor dari kejauhan (kampung Sindang Barang) (doc: Bugi Sumirat)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H