Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menghitung suara pencoblosan itu tidak mudah lho

11 Juli 2014   17:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:39 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314915" align="alignnone" width="300" caption="Bersama seorang rekan - seusai memilih"][/caption]

Menyambung artikel saya sebelumnya di sini, akhirnya dalam PILPRES 2014 ini, kedua jariku turut berperan serta dalam menorehkan sejarah baru bagi bangsa Indonesia. Tanpa ada kesulitan, saya dapat memilih dengan menggunakan formulir A5 (KTP saya DKI Jakarta, sementara saya memilih di Makassar). Saat itu saya memilih di TPS 51 - Perumahan Bumi Sudiang Raya, Kel. Sudiang Raya, Kec. Biringkanaya, Makassar.

Berdasarkan informasi yang saya dengar juga bahwa pada PILPRES 2014 ini calon pemilih yang memilih diluar wilayah DPTnya, sangat dimudahkan untuk memperoleh formulir A5. Hanya saja saya banyak mendengar di lokasi pemilihan bahwa masih banyak warga yang tidak mendapatkan surat panggilan memilih dan banyak yang sudah pindah alamat bahkan meninggal dunia masih mendapatkan surat panggilan tersebut. Jalan tengah diberikan yaitu dengan disertai fotokopi KTP untuk mereka yang ber-KTP di sekitar lokasi TPS tetapi tidak memperoleh surat panggilan memilih. Selesai pemilu ini, KPU memang harus segera dievaluasi akan kinerjanya yang centang - perenang.

Seusai memilih, karena pemegang formulir A5 diberikan kesempatan memilih diatas pk. 12.00, maka saya memutuskan untuk menunggu di TPS hingga saat penghitungan tiba. Apalagi saya belum pernah mengikuti proses penghitungan berlangsung. Dan ternyata prosesnya cukup seru.

Terlihat memang dari awal hingga akhir, petugas PPS bekerja ekstra keras. Hal ini dikarenakan mereka memang harus bekerja sesuai prosedur (protap) yang ada - menghindari terjadinya kesalahan, ditambah suasana di bulan Ramadhan yang menghalangi mereka beristirahat kecuali untuk melaksanakan shalat.

[caption id="attachment_314957" align="alignnone" width="300" caption="Serius update data"]

1405049276609275478
1405049276609275478
[/caption]

Namun puasa bukan halangan, terkalahkan oleh semangat untuk memperoleh pemimpin baru Indonesia yang amanah.

[caption id="attachment_314958" align="alignnone" width="300" caption="Memeriksa surat suara"]

1405049361991058868
1405049361991058868
[/caption]

Dalam proses penghitungan suara, diawali dengan membuka kotak suara yang masih tergembok untuk dihitung berapa suara untuk pasangan kesatu dan kedua.  semua pross disaksikan oleh saksi dari masing-masing kubu (hanya saja di TPS tersebut, hanya tersedia satu saksi dari kubu Prabowo - Hatta).

Kertas suara yang ada dihitung terlebih dahulu dan di cocokkan dengan catatan petugas yang ada. Setelah itu surat suara dibuka satu persatu, diperhatikan di kolom mana lubang berada (no. 1 atau no. 2), diperhatikan pula apakah suara tersebut sah atau tidak (sesuai dengan kriteria yang berlaku). Pemeriksaan lubang coblosan disaksikan oleh minimal dua orang.

[caption id="attachment_314960" align="alignnone" width="300" caption="Pencatatan perolehan suara"]

1405049551840827116
1405049551840827116
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun