Perbankan Singapura mulai tidak sehat serta terancam mengalami krisis. Bila ekonomi Tiongkok tidak jua membaik, ancaman yg ditandai menggunakan penarikan modal (capital outflow) akbar-besaran, besar kemungkinan menjadi kenyataan pada tahun ini.
Hal itu diungkapkan Pendiri pusat Data bisnis Indonesia (PDBI) Christianto Wibisiono pada Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (24/03/2016).
Berdasarkan Chris sapaan akrabnya kondisi perbankan Singapura sedang tidak beres sebagai akibatnya wacana tax amnesty (pengampunan pajak) yang sedang digulirkan pemerintah Indonesia membentuk pemerintah Singapura agak ketar-ketir atas perihal ini.
 "syarat perbankan Singapura sedang tidak beres, ditambah lagi terdapat tentang pemerintah kita menerapkan tax amnesty, ini tentunya akan menambah beban lagi bagi kondisi perbankan Singapura," istilah Chris.
Chris berkata pinjaman tiga bank terbesar pada Singapura--DBS, OCBC serta UOB--pada Tiongkok meningkat drastis dalam 5 sampai enam tahun terakhir, dan saat ini perbankan Singapura mulai kehilangan kapital, yg merupakan deposit perbankan negara tadi mulai berkurang.
"kapital perbankan di Singapura mengalami defisit akhir-akhir ini, akibat ekonomi Tiongkok melempem, sirkulasi modal terbesar perbankan Singapura seperti DBS, OCBC dan UOB kan homogen-rata ke Tiongkok," kata dia.
Sekedar info, Singapura diklaim menjadi keliru satu negara yang paling resah dengan rencana Pemerintah Indonesia menerapkan tax amnesty. Hal ini Lantaran terdapat ribuan triliun dana warga Indonesia terparkir pada Negeri Singa tersebut, dengan adanya tax amnesty akan membawa kembali balik uang orang Indonesia berasal Singapura, serta ditakutkan akan menambah beban lagi bagi likuiditas Singapura, yang waktu ini sedang tidak baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H