Mohon tunggu...
Budy_ Thamrin
Budy_ Thamrin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

"Menikmati Hidup di Parkiran Hamba" || Lingkar Belajar Pemuda Indonesiana (LBPI) Tidore.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Revolusi Diri dan Tahun Baru

11 Januari 2014   19:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan  dan  moderenisasi  zaman  adalah  suatu  hal  yang  tidak  bisa  kita hindarkan untuk saat ini. Arus globalisasi yang semakin deras menuntut kita berlari kencang mengikuti perkembangaan zaman yang semakin pesat.

Secara epistemologi, “pilihan” tidak terlepas dari proses keberfikaran seseorang, namun realita yang ada kita dipaksa tunduk pada roda gila perkembangan zaman ini. Artinya manusia seakan-akan menjadi mahluk bayangan yang setia ditarik (oleh zaman) kemana-mana. Akibatnya manusia lebih mengenal perkembangan zaman ketimbang “Mengenal Diri”. Alangkah baiknya ketika itu diseimbangkan (mengenal zaman dan mengenal diri). Perkembangan  zaman  yang  begitu  pesat  membuat  kita  harus  benar-benar pandai dalam memilih dan memilah mana yang seharusnya dijadikan “Pilihan” agar tidak terjadi degradasi moral, akhlak dan nilai-nilai agama. Karena poin-poin itulah yang menjadi momentum Revolusi Diri.

Tahun Baru

Pertama-tama marilah kita pahami dulu bersama, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "Tahun Baru", apakah hanya dengan bergantinya angka tahun di kalender-kalender dari 2013 menjadi 2014 ?, apakah dengan adanya perayaan pesta kembang api yang meriah pada malam hari.?. Lantas kalau hanya seperti itu, apa bedanya hari minggu ini dengan hari minggu yang akan datang atau dengan hari minggu sebelumnya.?, nama hari yang sama (yaitu minggu) perputaran jarum jam yang sama (dari kiri ke kanan), kalau hanya dengan fenomena instan seperti itu, lantas hal baru apa yang kita temui disini kalau semuanya sama.?. Mungkin yang membedakan adalah aktivitas (moment spesial yang kita ciptakan) hari ini dengan aktivitas di hari yang lain. Itulah yang disebut seusatu yang baru, begitu juga dengan tahun baru ( harus ada yang berubah dan tidak sama). Yang membedakan tahun 2013 dengan 2014 adalah aktivitas atau moment yang ada pada tahun 2013. Tentunya hal-hal yang baru itu tidak lepas dari sesuatu yang lengkap dan sempurna dan hal-hal itu pasti melibatkan 'MANUSIA".

Berbicara mengenai Manusia, saya ingin mengutip kata-kata dari menantu Rasulullah SAW : "Kau pikir dirimu adalah sebuah tubuh kecil, namun tidak, didalam dirimu tersimpan segala semesta"(Imam ali bin abi thalib). Dari kutipan itu yang saya pahami adalah Manusia merupakan Mahluk ciptaan yang sempurna di dunia, maka derajat manusia lebih tinggi dari mahluk ciptaan yang lain (binatang). Lantas apa yang membedakan manusia dengan binatang (mahluk cipataan yg lain).?, kalau binatang juga melakukan hampir seluruh aktifitas universal yang dilakukan oleh manusia, seperti : Manusia makan dan minum binatang juga makan dan minum, manusia tidur binatang juga tidur, manusia mandi binatang juga mandi, mohon maaf sebelumnya dan manusia melakukan hubungan seksual binatang pun melakukan hubungan seksual. Tapi yang membedakan Manusia dengan Binatang adalah, karna manusia dianugrahi "AKAL" sebagai mesin untuk berpikir dari sang pencipta. Tapi kita semua harus  ingat kembali, karna Manusia  dianugrahi "AKAL" maka dia berpotensi untuk menjadi segala sesuatu. Manusia punya potensi menjadi binatang, tapi binatang tidak berpotensi menjadi manusia (karna perilaku), manusia punya potensi menjadi patung tapi patung tidak berpotensi menjadi manusia (karna aktivitas), dll. Karna manusia merupakan mahluk sosial, manusia harus berAhlak kepada sang pencipta dan antar sesama mahluk cipataan.

Ahlak lahir dari sebuah proses keberpikiran (positif) manusia yang menjelma menjadi sebuah tindakan, maka dari itu tendensitas Ahlak hadir dalam menjalin kehidupan bermasayarakat sangat diperlukan. Sebab tanpa Ahlak, manusia mungkin hanya sejenis "BINATANG LANGKA yang berwujud MANUSIA".

Kita semua sebagai Mahluk Sosial, kita perlu menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia bukan seperti mesin yang dipenuhi aturan, kode, rumus, pembatasan, standard & ukuran. Melalui instrumen agama, DIA memberikan ruang kepada manusia untuk mengembangkan kebebasan, imajinasi, fantasi & inovasinya. Dengan hal-hal itu manusia dapat memahami, menghayati dan memaknai dunia. Karena percuma saja kalau kita hidup dalam stagnasi (vakum atau tidak berubah), saya teringat penggalan syair lagunya Iwan Fals yaitu : Zaman berubah perilaku tak berubah, Orang berubah tingkah laku tak berubah, Wajah berubah kok menjadi lebih susah, Manusia berubah - rubah.

Manusia dapat menyandang gelar "MANUSIA SEMPURNA" yaitu ketika dia sudah mampu merealisasikan apa yang disebut Ahlak atau Etika, apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Manusia pada esensinya terletak pada pikiran dan fakultas rasionalnya dan apabila Manusia dapat memperoleh kualitas-kualitas ahlak tersebut maka dia akan menduduki puncak Kemanusiaan yaitu MANUSIA SEMPURNA. Itu saja..!

Selamat Natal & Tahun Baru 2014, mari kita sambut tahun baru dengan motivasi dan semangat serta energi baru, untuk dapat berbuat lebih maksimal bagi keluarga, masyarakat dan daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun