Mohon tunggu...
Budiyono ChE
Budiyono ChE Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Pemerhati Sosial

Senantiasa berbagi untuk kebaikan bersama. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Memotong Kuku di Malam Hari Menghambat Rezeki?

15 Juni 2024   16:15 Diperbarui: 15 Juni 2024   16:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada masyarakat luas di Indonesia, dimana terdapat tradisi dan kepercayaan yang berkembang dan kemudian tersebar luas dalam masyarakat, salah satunya adalah larangan memotong kuku di malam hari karena dianggap dapat menghambat rezeki. Secara ilmiah, tidak ada hubungan langsung antara memotong kuku di malam hari dengan rezeki seseorang. Memotong kuku pada waktu tertentu tidak memengaruhi rezeki secara langsung. Rezeki biasanya berkaitan dengan upaya, keberuntungan, kesempatan, dan faktor lainnya yang jauh lebih kompleks daripada aktivitas sederhana seperti memotong kuku.

Kepercayaan tentang memotong kuku di malam hari secara ontologi berakar dari berbagai tradisi atau keyakinan keagamaan yang berkembang dalam masyarakat tertentu. Keyakinan ini mungkin timbul dari pandangan bahwa malam hari dianggap memiliki kekuatan spiritual atau kekuatan mistis yang dapat mempengaruhi tindakan manusia. Beberapa budaya atau agama mungkin mengaitkan waktu malam dengan kegelapan, roh-roh, atau kekuatan supranatural lainnya yang dianggap lebih aktif pada waktu tersebut. Memotong kuku di malam hari bisa dianggap sebagai tindakan yang berpotensi untuk mengganggu atau mengundang energi negatif atau bahaya. Namun, sebagian besar ini adalah mitos yang berkembang dan sering kali dipengaruhi faktor budaya dan kepercayaan ketimbang fakta empiris.


Dari segi epistemologi, dalam beberapa budaya terdapat kepercayaan bahwa memotong kuku di malam hari dapat membawa sial atau membuka pintu masalah atau kesialan lainnya. Kepercayaan ini dapat berasal dari mitos atau cerita-cerita lama yang diwariskan turun temurun. Pengalaman pribadi atau cerita seseorang yang mengalami kecelakaan saat memotong kuku di malam hari juga dapat memengaruhi keyakinan seseorang. Kebiasaan atau kepercayaan juga dapat dipengaruhi dari budaya dan sosial dimana seseorang dibesarkan. 

Secara aksiologi, budaya dan tradisi dianggap memiliki nilai penting. Kepercayaan larangan memotong kuku di malam hari dianggap penting karena merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dihormati. Larangan ini mungkin juga dianggap sebagai tindakan yang bertujuan untuk melindungi diri atau orang lain dari potensi bahaya atau masalah yang diasosiasikan dengan memotong kuku di malam hari. Misalnya, karena minimnya cahaya pada malam hari dapat membahayakan kegiatan memotong kuku. Beberapa orang mungkin. Kepercayaan larangan memotong kuku di malam hari juga bisa dipengaruhi oleh norma sosial dan tekanan kelompok atau komunitas tertentu. Sehingga, larangan tersebut dipercayai bukan karena keyakinan pribadi, tetapi karena mengikuti norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun