Mohon tunggu...
Budiyono ChE
Budiyono ChE Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Pemerhati Sosial

Senantiasa berbagi untuk kebaikan bersama. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peralihan dari Botol Plastik ke Tumbler: Antara Prestise dan Keberlanjutan Lingkungan

6 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   10:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak awal tahun 2020, banyak orang mulai beralih dari penggunaan botol plastik sekali pakai ke botol tumbler yang dapat digunakan berulang kali. Botol tumbler adalah wadah yang dirancang untuk menyimpan dan mengonsumsi berbagai jenis minuman. Terbuat dari berbagai bahan seperti stainless steel, plastik, atau kaca dan biasanya memiliki penutup rapat untuk mencegah tumpahan. Banyak botol tumbler juga dilengkapi dengan fitur insulasi yang menjaga suhu minuman tetap panas atau dingin untuk jangka waktu tertentu.

Peralihan kebiasaan dari penggunaan botol plastik sekali pakai ke botol tumbler merupakan langkah positif bagi masyarakat Indonesia dalam mengelola limbah plastik. Namun, sebagian orang menganggap penggunaan botol tumbler hanya sebagai simbol prestise. Di lingkungan kerja dan pendidikan, botol tumbler sering dianggap sebagai alat untuk menarik perhatian. 

Padahal, tanpa disadari, penggunaan botol tumbler memiliki banyak dampak positif bagi lingkungan.Dalam konteks ontologi (hakikat dan keberadaan), botol tumbler ada sebagai objek fisik yang bisa dilihat, dipegang, dan digunakan. Botol tumbler hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, bahan (seperti stainless steel, plastik, atau kaca), dan warna. 

Secara hakikat botol tumbler adalah sebagai wadah yang dirancang untuk menyimpan dan mengonsumsi cairan. Fungsinya adalah memudahkan pengguna membawa minuman dengan aman, menjaga suhu minuman, dan mengurangi ketergantungan pada botol sekali pakai.

Dalam konteks epistemologi, kita memperoleh pengetahuan tentang botol tumbler melalui penggunaan sehari-hari, pengalaman, dan informasi dari produsen. Misalnya, kita belajar bahwa botol tumbler tertentu bisa menjaga minuman tetap panas atau dingin untuk jangka waktu tertentu. Pengetahuan tentang botol tumbler berkembang melalui penelitian dan inovasi teknologi. Ini mencakup pemahaman tentang bahan yang digunakan (seperti teknologi insulasi vakum) dan desain yang ergonomis untuk kenyamanan pengguna.

Dalam konteks aksiologi, botol tumbler dapat ditinjau melalui beberapa aspek. Secara fungsional, botol tumbler memiliki nilai praktis sebagai alat untuk membawa dan mengonsumsi minuman dengan mudah. Ini juga membantu menjaga suhu minuman sesuai kebutuhan. Secara ekonomi, dengan menggunakan botol tumbler, pengguna dapat menghemat uang karena tidak perlu membeli minuman dalam kemasan sekali pakai. Ini juga mengurangi biaya terkait pembuangan sampah. Secara estetika, tumbler memiliki nilai tersendiri. 

Botol tumbler sering dirancang dengan gaya dan warna yang menarik, mencerminkan selera dan kepribadian pengguna. Secara etika dan lingkungan, menggunakan botol tumbler mencerminkan nilai etika terkait keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Ini membantu mengurangi limbah plastik dan dampak negatif terhadap lingkungan. Memilih botol tumbler daripada botol sekali pakai menunjukkan komitmen terhadap praktik konsumsi yang lebih ramah lingkungan.

Aulia Dwi Ashianti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun