Mohon tunggu...
Budiyono
Budiyono Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Pemerhati Sosial

Halaman ini dapat digunakan sebagai media tukar fikiran tentang berbagai hal di sekitar kita. Kita perlu memberikan pandangan kritis terhadap berbagai hal demi mendudukkan segala sesuatu sesuai porsinya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mitos: Posisi Rumah Tusuk Sate Membawa Sial

14 Desember 2023   12:52 Diperbarui: 14 Desember 2023   13:26 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MITOS: POSISI RUMAH TUSUK SATE MEMBAWA SIA L

Rumah tusuk sate adalah posisi di mana sebuah rumah berada tepat di ujung pertigaan atau ujung jalan lurus tanpa belokan. Secara ontologis, seperti namanya yaitu tusuk sate, lokasi rumah ini berada pada sudut tajam pertigaan seperti pada tusuk yang digunakan untuk membuat sate. Mitos yang berkembang adalah jika memiliki rumah yang lokasinya di ujung pertigaan seperti ini akan membawa nasib buruk bagi orang yang tinggal di dalamnya, seperti rezeki yang terhambat, kurangnya harmoni dalam keluarga, mudah sakit, bahkan memiliki resiko kecelakaan yang lebih tinggi.

Ditilik secara epistemologis, masing-masing mitos yang berkaitan dengan rumah tusuk sate ini dapat ditinjau secara ilmiah. Rezeki yang terhambat dapat terjadi jika rumah tusuk sate ini membuka usaha di mana diperlukan lahan parkir. Oleh karena letaknya yang tepat berada di ujung jalan, kendaraan tidak bisa diparkir di pinggir rumah tersebut sehingga menyebabkan orang lain enggan datang untuk melarisi usahanya. Kemudian kurangnya harmoni dalam keluarga yang tinggal di rumah tusuk sate ini dapat disebabkan oleh cahaya matahari yang sangat mudah masuk ke dalam rumah karena tidak terhalang oleh bangunan lain, yang kemudian menyebabkan hawa rumah mudah panas dan berpotensi menyulut emosi penghuninya. Mudah sakit juga berkaitan dengan aliran angin yang dengan mudah dapat masuk ke dalam rumah tusuk sate ini karena tidak terhalang bangunan lainnya, yang kadang membawa penyakit berupa virus yang mudah tersebar lewat aliran angin. Sedangkan resiko kecelakaan yang lebih tinggi merupakan hal yang paling masuk akal. Misalnya ada kendaraan yang melaju cepat di persimpangan dan tidak cukup waktu untuk berhenti sehingga menabrak ujung jalan di mana rumah yang berada tepat di ujungnya berpotensi terkena bahaya. 

Dengan adanya mitos ini, secara aksiologis, membuat orang berhati-hati ketika memilih rumah. Seseorang akan berusaha menghindari pemilihan rumah yang lokasinya tepat di ujung pertigaan karena mitos-mitos tersebut. Sebagai pengusaha properti, mitos-mitos ini juga dapat menjadi pertimbangan untuk menghindari pembangunan rumah yang lokasinya tepat di ujung pertigaan. 

Mitos-mitos tersebut juga dapat menguntungkan bagi  4 calon pembeli rumah yang tidak percaya akan mitos tersebut karena biasanya harga rumah di ujung pertigaan dibuat lebih murah. 

Jika kemudian seseorang terlanjur memiliki rumah yang letaknya di ujung pertigaan, dapat dilakukan beberapa pencegahan supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, pemilik rumah yang berorientasi usaha harus memikirkan untuk pembelian lahan lain di sekitarnya untuk dijadikan tempat parkir sehingga orang tidak enggan datang melarisi usahanya. 

Penanaman pohon atau pemasangan tirai bambu di bagian depan rumah, atau mengubah posisi pintu supaya tidak langsung menghadap ke jalan dapat mengurangi intensitas panas matahari dan aliran angin sehingga membuat hawa rumah tidak panas dan mengurangi mudahnya penyakit menyebar lewat aliran angin. Membangun pagar yang kokoh dan memberi warna cerah serta penerangan yang cukup di rumah untuk mencegah kemungkinan kecelakaan dan jika pun terjadi kecelakaan, tidak sampai mencelakakan penghuni rumahnya. Lokasi rumah tusuk sate ini mungkin memiliki mitosnya tersendiri. Tetapi jika dipahami secara rasional, hal-hal yang menjadi mitos tersebut dapat dipertimbangkan untuk memilih rumah bagi seseorang yang berkeinginan untuk membeli rumah karena alasan-alasan yang masuk akal. Pada hakikatnya, rumah merupakan tempat untuk tinggal yang diinginkan memiliki suasana yang nyaman dan tentram, sehingga hal inilah yang harusnya mendasari pemilihan rumah bagi seseorang  [Fitri Asfari Rosyid ]  .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun