Pengrajin batik Temanggung merupakan pengrajin yang punya komitmen terhadap kelestarian lingkungan. Sebagian besar pengrajin menggunakan pewarna alami sebagai bahan pewarnaan batik. Bahan seperti kulit mahoni, daun tembakau kering, daun strobilanthes cusia, bunga kesumba, daun andong, batang secang, daun jati muda, daun dan kembang telang, kulit dan akar mengkudu, daun nila, bunga dan daun putri malu merupakan bahan-bahan alami yang dapat menghasilkan warna-warna alam. Meskipun jenis pewarna ini tidak secerah pewarna sintetis tetapi justru disukai konsumen terutama dari luar negeri. Selain ramah lingkungan, warna-warna alam cenderung unik yang tidak dapat dihasilkan dari jenis pewarna sintetis.
Beragam batik yang ada di Temanggung menjadi kekayaan budaya yang luar biasa jika digarap dengan sungguh-sungguh. Geliat ekonomi saat ini akan terus mendorong pengrajin menciptakan goresan penuh makna. Bagi mereka, membatik bukan sekadar mengejar keuntungan secara finansial tetapi ada yang lebih penting dari itu. Perpaduan anatara kemampuan menyerap inspirasi dari alam, kematangan dalam menerjemahkannya dalam bentuk visual atau simbol, dan keterampilan menorehkannya pada selembar kain merupakan bentuk pengejawantahan seorang maestro terhadap master piece yang diciptakannya.
Pembinaan dan uluran tangan dari pemangku kepentinganlah yang dapat mengkekalkan eksistensi mereka dari gempuran zaman dan kerasnya persaingan terutama di pasar global. Selain itu, para pengrajin perlu punya wadah semacam asosiasi, perkumpulan, atau sejenisnya yang akan menguatkan satu sama lain. Dengan berkolaborasi dan membuat jejaring, mereka tidak mudah “ambyar” jika suatu saat terjadi gejolak ekonomi yang tidak tahu kapan datang dan dari mana arahnya. Semoga bertumbuhnya pengrajin batik di Kabupaten Temanggung dapat menjadi aset yang berharga sehingga slogan Temanggung tentrem, gandem, dan marem bukanlah jargon semata.
Daftar Pustaka
Sumber Buku
Fikri, Raushan Berryl. Batik Tulis Di CV Pesona Tembakau Manding Temanggung Jawa Tengah Ditinjau dari Pengembangan Bentuk Motif dan Warna. SKRIPSI Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2014. Tidak diterbitkan.
Murtihadi dan Mukminatun. 1979. Pengembangan Teknologi Batik Menurut SMIK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Musman, Asti dan Arini, B. Ambar. 2011. Batik: Warisan Adiluhung Nusantara. Yogyakarta. Andi Offset.
Prayitno, Teguh. 2010. Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun. Semarang: Alprin
Susanto, Sewan S.K. (1980), Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian R.I., Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H