Mohon tunggu...
Budi Wahyu
Budi Wahyu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Bahasa Korea | Pendidikan | Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Scaffolding dalam ZPD: Bagaimana?

15 Februari 2024   08:05 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:07 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.researchgate.net

Dalam dunia pendidikan, konsep Zona Proximal Pembelajaran (ZPD) yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky telah membuka jalan bagi pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan peserta didik. Salah satu strategi yang mendukung realisasi ZPD adalah penerapan Scaffolding. Btw, apa itu Scaffolding? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai pendekatan, strategi, teknik, dan metode pembelajaran melalui penerapan Scaffolding dalam ZPD.

Sebelum kesana, simak perbedaan dari masing-masing ya!


Pendekatan Scaffolding dalam Zona Proximal Pembelajaran (ZPD)

Scaffolding merupakan strategi pendukung yang memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui bantuan dan panduan yang diberikan secara bertahap oleh guru atau individu yang lebih berpengalaman. Dalam konteks ZPD, pendekatan ini didesain untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang sebelumnya sulit untuk mereka kuasai secara mandiri. Namun, ketika pembelajaran berlangsung dalam dimanfaatkan beberapa pendekatan, seperti Teaching at Right Level, Pendekatan Kontekstual, Realistic Mathematics Education, dan masih banyak yang lainnya. Btw, dalam kegiatan pembelajaran, terdapat beberapa "Tips dan Trick" untuk menerapkannya. Penerapan ini disesuaikan dengan Strategi, Pendekatan, Metode, maupun Teknik yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pemaparannya adalah berikut ini, ya!

Strategi dan Teknik Pembelajaran

Beberapa Strategi dan Teknik Pembelajaran yang dapat diambil hendaklah memuat kondisi berikut.

  1. Penyesuaian Materi: Identifikasi ZPD siswa untuk menyesuaikan tingkat kesulitan materi yang diajarkan. Langkah ini dapat dilakukan dengan merancang tugas-tugas yang menantang namun dapat dijangkau oleh peserta didik dengan bantuan yang tepat.
  2. Bantuan Bertahap: Selama pembelajaran, guru memberikan bantuan secara progresif, mulai dari memberikan petunjuk awal hingga memungkinkan peserta didik bekerja secara mandiri. Pendekatan ini memperkuat pemahaman peserta didik dan mendorong kemandirian.
  3. Modeling: Langkah yang dilakukan oleh guru adalah guru memperlihatkan bagaimana tugas atau konsep harus diselesaikan. Langkah ini dapat memberikan contoh konkret yang membantu peserta memahami proses yang harus mereka lakukan.
  4. Pertanyaan Mendorong: Secara klasikal, guru menggunakan pertanyaan yang dirancang secara hati-hati untuk mendorong peserta didik berpikir lebih mendalam, mengarahkan mereka ke pemecahan masalah, dan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam.

Metode Pembelajaran yang Efektif

Jangan lupa, dalam kegiatan pembelajaran diperlukan metode yang tepat agar pemberian scaffolding dalam ZPD dapat dimaksimalkan. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

  1. Pembelajaran Kooperatif: Metode ini memungkinkan peserta didik belajar secara kolaboratif, saling membantu dan belajar dari satu sama lain, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif.
  2. Pembelajaran Berbasis Proyek: Pemberian tugas atau proyek yang menantang dan memerlukan berbagai keterampilan merupakan cara lain yang bisa guru gunakan dalam scaffolding. Dalam hal ini, guru memberikan bantuan bertahap untuk membantu peserta didik menyelesaikan proyek secara mandiri.
  3. Pembelajaran Diferensiasi: Opsi lain yang sedang digemparkan pada pendidikan saat ini adalah menerapkan pembelajaran berdifirensiasi yang memperhitungkan beragam tingkat kemampuan siswa, sehingga setiap siswa mendapatkan bantuan yang sesuai dengan ZPD mereka.

Pembelajaran dengan penerapan Scaffolding dalam ZPD memiliki dampak bagi peserta didik. Beberapa manfaat tersebut adalah

  • Mendorong peserta didik untuk mengatasi materi yang sulit dengan dukungan yang tepat.
  • Memfasilitasi perkembangan kemandirian dan keterampilan metakognitif.
  • Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.
  • Menyesuaikan pendekatan guru dengan kebutuhan individual peserta didik.

Penerapan scaffolding dalam ZPD memungkinkan pembelajaran yang lebih adaptif, mendukung perkembangan peserta didik, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif. Hal ini memungkinkan guru untuk mengakomodasi kebutuhan belajar setiap peserta didik sesuai dengan tingkat kesiapan dan kemampuannya, mendorong kemajuan, serta meningkatkan prestasi akademis yang lebih baik.

Nah, demikian tadi pembahasan tentang Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran dalam Penerapan Scaffolding dalam ZPD. Semoga bermanfaat, ya! Bertemua pada postingan berikutnya.

Refleksi pembelajaran pada topik ini tersaji dalam berkas terlampir.

Refleksi Pembelajaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun