Mohon tunggu...
Buditama Setiawan
Buditama Setiawan Mohon Tunggu... -

Bekerja di bawah bendera salah satu perusahaan properti dan hospitality di Indonesia sebagai seorang Marketer. Tulisan-tulisannya lebih banyak diangkat dari perjalanan hidupnya sendiri, atau perjalanannya ke daerah yang unik ataupun eksotik. Beberapa tulisan dapat juga anda lihat di http://www.multiply.com/buditama. Yang ingin berkenalan dapat melalui facebook: http://www.facebook.com/buditama

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kukuhnya si Bukit Jempol

31 Oktober 2009   17:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_20587" align="alignleft" width="135" caption="Bukit Jempol, Bukit Serelo"][/caption]

Bukit jempol, atau gunung tunjuk, seperti itulah orang sering menyebutnya. Berlokasi sekitar kurang lebih 200 km dari kota Palembang, Sumatera Selatan, bukit ini sedari dulu sudah menjadi obyek wisata andalan bagi kota Lahat. Bentuknya yang unik bak seseorang yang sedang mengacungkan jempol membuatnya sering disebut si bukit jempol. Padahal, aslinya bukit tersebut bernama Bukit Serelo, yang terletak di desa Perangai. Bukit ini merupakan bagian dari gugusan Bukit Barisan, yang merupakan bukit terpanjang di pulau Sumatera.

Dari Palembang, bukit ini dapat ditempuh dengan perjalanan kurang lebih dalam waktu 4 jam menggunakan kendaraan mobil. Perjalanan menuju kesana memang sedikit membosankan, karena di sepanjang perjalanan tidak ada sesuatu yang menarik untuk dilihat, padahal sebelum sampai ke Bukit Serelo ini banyak daerah atau kota yang dilewati, seperti Prabumulih, dan Muara Enim.

Tetapi sesampai di Bukit Serelo, rasa penat langsung hilang. Entah karena sejuknya udara pegunungan sekitar 18 derajat celcius, atau karena melihat Sungai Lematang yang mengalir seolah-olah mengelilingi bukit ini. Tempat peristirahatan yang sederhana namun cantik, semakin membuat saya dan keluarga betah berlama-lama dan bermain di sini. Pemandangannya begitu mempesona, benar-benar lukisan alam yang luar biasa.

Di kaki gunung ini, juga terdapat Sekolah Gajah Perangai, yang juga merupakan salah satu tempat penangkaran gajah di Indonesia. Gajah-gajah tersebut dilatih untuk membantu pekerjaan manusia mengangkut barang-barang dan kayu. Sayangnya, pada saat berada disana, kami tidak sempat mengunjungi sekolah gajah tersebut.

Potensi alam wisata ini sayangnya  tidak begitu dikelola dengan baik, entah karena pemerintah daerahnya yang tidak perduli, atau memang untuk pemeliharaan dan pengembangannya memerlukan biaya yang cukup besar. Yang pasti, dikelola dan dikembangkan atau tidak, Bukit Serelo akan tetap sama kukuh berdiri, seperti saat 25 tahun lalu, saat saya pertama kali mengunjunginya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun